Oleh : Desra wita
Saat hati mulai tak tentu arah, menjebakku dalam rasa kesenangan dunia, kesenangan yang membuatku lalai akan akhirat yang menjadi tempat persinggahan terakhirku.
Kesenangan itu, masih membekas jelas dalam edaran otak yang henti mengalirkan darah, kesenangan semu yang perlahan mengikis keimanan sehingga menjauhkan diri dari sang pencipta diri.
Namun sang pencipta tak pernah menjauh, Tak pernah absen dalam mengawasi, selalu menebarkan cintanya dengan perantara berbagai hal, sehingga mengetuk pintu hati ingin bertemu dengan hidayahnya.
Saat itu, aku putuskan untuk kembali, kembali pada jalan yang seharusnya menjadi tujuan hidup, agama islam yang menjadi landasan, diteburi oleh syariatnya yang merujuk pada kallamullah(Alqur'an) Dan Hadits Rasulullah Saw.
Kini, tinggallah masa itu, masa hitam yang menjauhkan diri dari sang pencipta diri, sekarang hanya ada kertas putih yang akan menjadi coretan tinta kisah hidup yang berlandaskan syariatnya yang akan menjadi saksi diakhirat kelak.
Setiap manusia pernah berbuat salah. Namun yang paling baik dari yang berbuat salah adalah yang mau bertaubat.” (HR. Tirmidzi no. 2499; Ibnu Majah, no. 4251; Ahmad, 3: 198. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)