Hijrah Menjadi Mushlih



Oleh: Ummu Salman (Muslimah Pembelajar Islam Kaffah)

Hijrah adalah sebuah kata yang populer saat ini. Hijrah adalah sebutan untuk mereka yang kondisinya telah lebih baik dan lebih taat kepada Allah dari kondisi mereka sebelumnya. Sungguh fenomena hijrah ini adalah pemandangan yang menyejukkan mata. Melihat orang-orang berbondong-bondong untuk mengenal Islam lebih jauh lagi dan berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah.
Fenomena hijrah inipun semakin semarak dengan munculnya artis-artis hijrah. Pelan-pelan mereka mulai meninggalkan dunia keartisan yang penuh gemerlap dunia, menggantinya dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, beramai-ramai menuntut ilmu Islam. Sungguh bak oase di tengah gurun pasir ketika menyaksikan para artis berhijrah. 
Pun para anak-anak muda. Ditengah banyaknya berita miris tentang perilaku negatif mereka, masih ada anak-anak muda yang begitu bersemangat menuntut ilmu Islam, bahkan mendakwahkannya. Merekalah yang diharapkan akan menjadi generasi yang membawa bangsa ini menuju kebaikan, menuju ridho Allah. 
Tentu fenomena hijrah ini baik. Ke depannya kita berharap semakin banyak muslim yang bersemangat untuk mempelajari, memahami, melaksanakan ajaran Islam. Menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih taat tentu baik. Namun mestinya kita tidak mencukupkan diri sekedar memperbaiki diri atau menikmati keshalihan pribadi. Hijrah yang sesungguhnya adalah sembari terus berusaha menjadi baik, kita pun menjadi penyeru kebaikan itu sendiri. Allah berfirman:"hendaknya ada segolongan umat yang menyeru kepada al khoyr (kebaikan) dan mencegah dari kemungkaran. Maka sesungguhnya merekalah orang-orang yang beruntung"(TQS Ali Imran:104)
Apa bedanya orang baik (shalih) dan penyeru kebaikan (mushlih)?. Pertama, Sesungguhnya orang baik melakukan kebaikan untuk dirinya sedangkan penyeru kebaikan (mushlih) mengerjakan kebaikan untuk dirinya dan orang lain. Kedua, orang baik dicintai manusia, sedangkan penyeru kebaikan bisa jadi dimusuhi oleh manusia. Kok begitu?
Marilah kita belajar pada manusia mulia, utusan Allah untuk menyeru kepada kebaikan. Beliau adalah Rasulullah Saw. Sebelum beliau diutus sebagai Rasul, beliau dicintai oleh kaumnya karena pribadi beliau yang baik. Beliau terkenal dengan akhlaknya yang jujur. Namun ketika Allah ta'ala mengutusnya sebagai penyeru kebaikan, kaumnya langsung memusuhinya dengan menggelarinya tukang sihir, gila bahkan pendusta. Apa sebabnya? Karena penyeru kebaikan ibarat menyikat batu besar nafsu angkara dan memperbaikinya dari kerusakan. Itu pula sebabnya mengapa Lukman menasehati anaknya agar bersabar ketika melakukan perbaikan karena dia pasti akan menghadapi permusuhan. Dalam surat Luqman ayat 17: " Hai anakku tegakkan sholat, perintahkan kebaikan, laranglah kemungkaran, dan bersabarlah atas apa yang menimpamu. Orang-orang berilmu mengatakan: “Satu penyeru kebaikan lebih dicintai Allah daripada ribuan orang baik (yang tidak menyerukan kebaikan).” Karena melalui penyeru kebaikan itulah Allah jaga umat ini sedangkan orang baik hanya cukup menjaga dirinya sendiri.
Maka jadilah mushlih, jangan mencukupkan diri sekedar menjadi shalih karena sesungguhnya Allah telah memerintahkan kita untuk menjadi penyeru agamaNya, dan merekalah orang-orang yang beruntung.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak