Oleh: Endang
Zaman sekarang dikenal dengan zaman milenial. Zaman di mana manusia bergantung dengan gadget. Ingin makan, tinggal buka gadget, makanan datang. Cari alamat, buka gadget dijamin tidak kesasar. Info lowongan pekerjaan tidak perlu baca surat kabar. Ingin belajar masak, tidak perlu membeli tabloid masak. Bimbingan belajar, tidak perlu susah cari guru. Pasalnya, semua urusan kehidupan manusia tersolusikan dengan adanya gadget.
Benarkah demikian? Jawabannya tidak! Karena dampak buruk penggunaan gadget terlihat samar, diantaranya ketergantungan, kurangnya aktivitas fisik, penggunaan situs pornografi hingga dampak yang jelas di bidang ekonomi. Pertama-tama untuk membeli gadget membutuhkan dana yang tidak sedikit, belum lagi biaya yang harus dikeluarkan untuk mengisi kuota karena gadget tidak bisa dipakai tanpa kuota atau paket data. Belum lagi sederet iklan yang menawarkan keinginan dalam artian di luar kebutuhan pokok manusia.
Hal tersebut di atas membuat manusia berlomba-lomba dalam upaya meningkatkan taraf hidup diluar batas kemampuannya. Bahkan tidak sedikit yang menghalalkan segala cara termasuk mengambil yang bukan haknya sampai pada tingkat menyalahgunakan jabatan sehingga menjauhkan manusia dari keberkahan hidup.
Islam memiliki solusi tuntas atas segala problematika kehidupan manusia. syaratnya hanya dengan menegakkan syariat secara Kaffah. Bukan berarti bahwa Islam menolak adanya gadget. Namun gadget dimaknai sebagai sarana pemenuhan kebutuhan di bidang teknologi, sedangkan tata cara maupun aturan penggunaannya dikembalikan pada syariat Islam. Ada pengawasan yang terstruktur yang mampu menjadi filter atas penggunaan gadget sehingga gadget mampu menjadi sarana peningkatan taraf hidup sekaligus sebagai peningkatan keberkahan hidup. Karena hidup manusia tidak hanya ada di dunia saja melainkan juga di akhirat kelak.