Oleh:
Dewi Ummu Maul
(Ibu Rumah Tangga)
Beberapa hari terakhir media diramaikan dengan kabar dari presenter ternama tanah air yakni Deddy Corbuzer, yang telah memeluk Agama Islam.
Dilansir dari Liputan6.com, Jakarta. Pembawa acara Hitam Putih itu sudah delapan bulan lamanya mempelajari Agama Islam hingga pada akhirnya dia memutuskan masuk Agama Islam. Meski proses pembacaan Syahadat Deddy tidak jadi disiarkan secara langsung di televisi, karena mendapat larangan dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), dengan alasan terbentur peraturan karena acara tersebut dianggap rasis.
Sebelumnya proses pembacaan syahadat Deddy akan disiarkan secara langsung di sebuah acara yang ia pandu yakni Hitam Putih meski urung dilaksanakan secara Live namun pada tanggal 21 Juni 2019 lalu pembacaan syahadat Deddy telah berhasil dilaksanakan dengan dipandu oleh ustadz Gus Miftah dan disaksikan oleh saudara muslim lainnya.
Dalam sistem Demokrasi, untuk mengumumkan seseorang masuk Islam secara terbuka saja dianggap berbahaya padahal negeri ini masyarakatnya mayoritas muslim namun tetap saja tidak memiliki keleluasan dalam mengeksplor Agama Islam.
Karena negeri ini tidak menerapkan hukum Allah melainkan menerapkan hukum buatan manusia yang melahirkan sistem demokrasi sekuler (pemisahan agama dari kehidupan).
Dalam sistem demokrasi, tidak ada penyambutan yang hangat serta membahagiakan untuk orang-orang yang masuk Agama Islam, bahkan hal ini mereka anggap sesuatu yang biasa dan mengumumkannya secara terbuka dianggap hal yang tidak perlu bahkan dianggap berbahaya.
Lain halnya dengan Islam, dalam negara Khilafah seorang mualaf disambut dengan perasaan bahagia yang sangat luar biasa dan sudah pasti akan diumumkan secara terbuka dengan tujuan umat mengetahuinya juga negara Khilafah tidak akan membiarkannya begitu saja tanpa memberi tahu kewajiban-kewajibannya setelah menjadi seorang muslim, negara juga akan senantiasa memberi arahan agar seorang mualaf senantiasa istiqomah berada di jalan Allah.
Wallaahu’alam Bi Shawwab.
Tags
Opini
