Oleh: Arsy Novianty
Saat ini sudah muncul film terbaru bagi para remaja yang mengangkat tema untuk bahan seks edukasi bagi remaja agar jangan sampai bergaul bebas dengan lawan jenis yang akan mengakibatkan hancurnya masa depan, dan merusak hati orang tua.
Film ini banyak diganderungi oleh para remaja, banyak yang setuju untuk ditayangkan, dan film ini berhasil tayang di bioskop dengan berjuta penonton.
Sebelum film ini tayang, ada sebagian pihak yang merasa keberatan dengan tayangan film tersebut, dan melakukan petisi.
dilansir dari media detikHot ( 01 Mei 2019) Belum selesai polemik film 'Kucumbu Tubuh Indahku' yang diboikot oleh beberapa pemerintah kota. Kini muncul petisi untuk film 'Dua Garis Biru' yang belum tayang di bioskop.
Petisi digagas oleh Gerakan Profesionalisme Mahasiswa Keguruan Indonesia (Garagaraguru) di Change.org. Mereka menilai ada beberapa scene di trailer yang menunjukkan situasi pacaran remaja yang melampaui batas.
Menurut mereka, tontonan tersebut dapat mempengaruhi masyarakat, khususnya remaja untuk meniru apa yang dilakukan di film tsb.
"Beberapa scene di trailer menunjukkan proses pacaran sepasang remaja yang melampaui batas, terlebih ketika menunjukkan adegan berduaan di dalam kamar yang menjadi rutinitas mereka. Scene tersebut tentu tidak layak dipertontonkan pada generasi muda, penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa tontonan dapat mempengaruhi manusia untuk meniru dari apa yang telah ditonton," isi di dalam petisi, dilihat detikHOT, Rabu (1/5/2019).
Dalam pihak yang kontra dan melakukan petisi mereka sangat mengkhawatirkan sekali generasi muda, karena lewat tayangan mampu membuat remaja penasaran dan ingin mencontohnya, dan tentunya ini sangat berbahaya, kaum kapitalisme tidak memikirkan hal itu semua trailer yang dibuat mampu ditonton banyak orang. Semakin banyak yang menonton semakin banyak pula pundi rupiah yang dihasilkan, dalam sistem kapitalisme hanya asas manfaatlah yang paling utama, bukan halal haram yang menjadi pilihan.
Padahal kita perlu ketahui, bahwasannya dalam Islam ada hal-hal yang perlu di perhatikan dalam membuat film, tidak sebebas yang terjadi seperti sekarang ini. Sangat di perhatikan sekali kaidah hukum halal haram, dalam film tersebut laki-laki dan perempuan bergaul sebebas itu memerankan adegan yang melanggar syariat, memperlihatkan aurat, bersentuhan dengan lawan jenis.
Selain pihak yang kontra pasti ada pihak yang pro
Dilansir dari media antaranews.com( 11 Juli 2019 ) Film berjudul Dua Garis Biru yang baru tayang di bioskop hari ini dinilai sangat menggambarkan nilai-nilai yang ingin ditanamkan dalam program remaja di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Secara garis besar film yang bertujuan untuk seks edukasi adalah sangat bagus sekali guna untuk memperlihatkan pada remaja bahayanya jika hidup terjerumus pergaulan bebas. Tapi sayang adegan yang ditampilkan tidak sesuai dengan syariat Islam, dan bahkan bertentangan. Perlu adanya pembenahan dalam pembuatan film yang sesuai dengan syariat Islam.
jika hanya menonton saja tanpa adanya bimbingan dan binaan nihil hasilnya pasti mereka akan tetap melakukan pacaran. Berpegangan tangan sudah menjadi hal yang wajar bagi mereka, berpelukan dengan penuh kemesraan ditempat umum, tidak ada rasa malu apalagi takut pada Sang Pencipta.
Perlu kita ketahui, dalam Islam banyak bahan edukasi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah remaja saat ini.
Pertama, Peran dalam pemerintah sangatlah penting untuk masyarakat, karena pemerintah adalah bagian dari masyarakat. Mewajibkan remaja untuk mengikuti bimbingan dan binaan guna agar remaja tahu hakikatnya hidup untuk apa, mengenalkan remaja pada Sang Pencipta, dibekali Aqidah yang kuat.
Jika itu semua telah berhasil maka dengan kesadaran mereka akan menjaga batasan laki-laki dan perempuan, tidak akan berani pacaran karena rasa takut pada Sang Pencipta, remaja terlindungi dan kemaksiatan pun semakin tidak ada.
Kedua, peran keluarga, keluarga adalah bagian terpenting dalam kehidupan, karena dalam koridor keluarga lah anak-anak di didik langsung, dan para orang tua harus mampu mendidiknya jangan sampai abai, ciptakan kedekatan anak bersama orang tua, buatlah senyaman mungkin. Sehingga mereka tak perlu mencari kenyamanan diluar karena dalam rumah sendiri pun sudah merasakan kenyamanan.
Semuanya pasti mencari solusi yang terbaik untuk masalah remaja ini, tapi tidak ada lagi solusi terbaik selain sistem khilafah, karena dengan sistem inilah pergaulan remaja sangat diperhatikan sekali, tidak adanya campur baur, berduaan, bahkan perbuatan zina sekalipun. Karena ada sanksi disana. Ketahuilah tidak hanya masalah remaja saja yang mampu diatasi, melainkan segala aspek kehidupan. Sudah saatnya kita kembali pada sistem yang telah berhasil berjaya selama 13 abad lamanya, yang mampu menciptakan kehidupan yang sejahtera penuh Rahmat.
Wallahu a'lam.
Tags
Opini