Darurat Internet



Oleh: Siti Inayah


Manusia dan smartphone adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan pada era digital saat ini. Semakin berkembangnya teknologi maka semakin meningkat pula kebutuhan yang tergantung pada teknologi.

Ini pun terjadi kepada para orang tua yang hendak membujuk anaknya atau membuat anaknya untuk diam adalah dengan memberikannya smartphone, sekalipun berusia di bawah 5 tahun. Mungkin hal ini sebahagian orang menganggap sepele yang tak berpengaruh apapun pada sang anak.

Inilah sedikitnya dampak buruk penggunaan smartphone bagi anak-anak :

1. Unsur Pornografi

Sudah bukan rahasia lagi jika ketakutan terbesar jika anak dapat mengakses internet adalah pornografi. Sebab, konten pornografi di dunia maya dapat diakses oleh siapapun tanpa terkecuali. Efeknya merugikan diri sendiri dan juga orang lain bahkan sama buruknya dengan membunuh orang. 

2. Unsur Kekerasan

Ditakutkannya adalah dapat menginspirasi para penerus bangsa untuk melakukan hal yang sama. Ditambah, konten kekerasan dapat “mencuci otak” anak-anak bahwa setiap masalah harus diselesaikan dengan kekerasan.

3. Malas Belajar

Hal ini akan berdampak buruk terhadap prestasinya di sekolah.

4. Kecanduan

5. Sulit Bersosialisasi di dunia nyata

Sosialisasi di dunia maya dan di dunia nyata itu berbeda. Orang yang terbiasa sosialisasi di dunia maya tentunya akan berbeda jika harus berkomunikasi dengan tatap muka. Maka dari itu, anak akan kesulitan bercakap-cakap di kehidupan nyata ketimbang di dunia maya.

6. Menanamkan sikap plagiat

Sikap plagiat juga dapat muncul jika anak dapat menguasai dunia maya. Mengapa bisa seperti itu? Ketika anak ditugaskan guru untuk membuat suatu karya. Si anak terbut hanya tinggal mencari karya yang berhubungan dengan tugas guru itu di internet, lalu dia hanya mengganti namanya saja, dan jadilah karya yang seolah-olah buatan dia sendiri. Tentu saja dengan plagiat ini, anak tersebut akan cepat menyelesaikan tugasnya. Akan tetapi, jangalah heran kalau dia ditanya malah tidak bisa menjawab apa yang sudah dikerjakan.

7. Konten yang mengandung provokasi

8. Pemicu Bullying

Tingkat emosi anak-anak yang masih labil dapat memberikan intimidasi tanpa berpikir lebih jauh. Padahal, bullying sendiri sangat mencederai mental seseorang.

9. Penculikan

Penculikan anak yang terjadi akhir-akhir ini mengincar mereka dari foto anak yang selalu diunggah oleh orang tua, maupun si anak sendiri di media sosial. 

10. Bolos Sekolah

Anak-anak yang sudah kecanduan internet akan memilih bolos dari sekolah. Sudah banyak berita-berita yang isinya penangkapan anak-anak yang bolos. Anak-anak yang masih menggunakan seragam sekolah itu lebih senang nongkrong di tempat warnet atau tempat game online. Hal tersebut bisa mengancam masa depan mereka.

Hal di atas hanya beberapa saja yang mampu mempengaruhi pertumbuhan fisik maupun psikis seorang anak. Belum lagi dengan adanya pembelian kuota, itu menjadikan anak untuk berlaku boros. Faktanya, apabila smartphone tanpa kuota itu tidak menarik. Ketika smartphone sudah menjadi candu, maka sang pengguna akan melakukan apapun supaya bisa menikmati akses internet, termasuk anak-anak.

Sebagai bukti, Danny, yang saat itu masih berusia 13 tahun, menjadi gelisah, tertutup, dan menjauh dengan teman-temannya. Ia bahkan berhenti mengerjakan tugas sekolah, tidak mandi, dan keluar dari kegiatan bisbol dan pramuka. "Setelah saya memiliki konsol (game), saya seperti jatuh cinta padanya. Saya suka untuk menyingkirkan segala hal dan bersantai saja," ujar remaja yang kini berada bersekolah di Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat. (inet.detik.com)

Para orang tua harus tahu bagaimana hebatnya potensi di masa anak-anak. 

Pakar Pendidikan Nasional, Arif Rahman mengungkapkan 5 potensi besar masa anak-anak.;

1. Potensi spiritual yang mampu menghadirkan keimanan dalam setiap aktivitas, sabar berupaya dan bersyukur.

2. Potensi akal yang meliputi kemampuan membedakan dan membuat daftar prioritas.

3. Potensi jasmani mencakup tahan cuaca dan bekerja keras.

4. Perasaan, mengerti perasaan orang lain senang bekerja sama.

5. Sosial, seperti senang berkomunikasi, menolong, berteman dan membuat orang lain senang.

Pada saat menjelajahi internet pasti tidak akan lepas dengan yang namanya iklan, entah itu iklan games yang mengandung gambar-gambar porno atau games yang mengandung tindakan kriminal atau rokok bahkan produk-produk yang tak pantas dimunculkan.

"Media yang masih mengiklankan produk rokok, belum bisa dikatakan sebagai media yang ramah anak. Disisi lain, juga penting penguatan anak sebagai pengguna media edukasi tentang akses informasi yang layak dikonsumsi." Kata Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak - Lenny N Rosaline. (Antaranews.com)

Sudah dipaparkan diatas bahwa bukan hanya tentang iklan rokok saja yang menjadikan internet tidak layak bagi anak tetapi dengan iklan-iklan yang lainnya. 

Hal ini menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan bagi semua pihak apalagi bagi para orang tua. Maka harus ada tindakan nyata supaya generasi pemegang estafet kepemimpinan yang akan datang ini tidak rusak oleh adanya internet yang tak layak akses.

Disinilah tugas semua pihak untuk menjaga dan membentuk generasi.

Seorang individu muslim harus selalu belajar untuk mengenal Islam itu sendiri dan memahami hal-hal yang ada di dalam Islam termasuk apa-apa yang diperbolehkan dan apa-apa yang dilarang. Hingga menancap dalam hati dan menjadi landasan dalam berfikirnya ketika akan melakukan sesuatu. 

Keluarga harus menanamkan nilai-nilai agama untuk saling mendidik dan membimbing terhadap seluruh anggota keluarga.

Terlebih bagi negara yang mampu memantau dan mengizinkan segala yang dapat diakses di internet untuk bisa menyaring bahkan memusnahkan iklan dan konten yang tak layak diakses bagi anak-anak khususnya dan seluruh generasi umumnya. Karena internet dan teknologi ikut andil dalam mencetak generasi penerus bangsa. 

Namun akan berbeda halnya apabila Islam diterapkan sebagai landasan dalam berteknologi, semua pihak tidak akan terlalu khawatir dan kesulitan untuk mengontrol penggunaan teknologi pada anak, karena yang digunakannya adalah asas halal dan haram terhadap segala hal. Tidak hanya menitikberatkan kepada asas manfaat yang menghasilkan uang saja.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak