Berpikir Supra Rational



Oleh: Nurul Ummu Nada

(Member Akademi Menulis Kreatif)


Mutiara hikmah, “Tidak ada yang mudah tapi tidak ada yang tidak mungkin.” (Napoleon Bonaparte).


Jakarta, sthmahmpthm.ac.id ==> Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM) “AHM-PTHM” Ditkumad menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan motivasi dengan menggunakan metode cara berfikir supra rasional yang dibawakan oleh Ir. Raden Ridwan Hasan Saputra, M.Si., Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), bertempat di Aula STHM “AHM-PTHM” Ditkumad Jl. Matraman Raya No. 126 Jakarta, Senin (5/6).


Menurutnya, manusia itu berfikir dengan menggunakan 4 (empat) cara yaitu; cara berfikir natural, cara berfikir rasional, cara berfikir supra natural dan cara berfikir supra rasional.


Apakah Rasional itu?

Rasional itu sendiri adalah cara berfikir yang sudah menggunakan inovasi dan menggunakan nalar. Pemikiran ini berdasarkan fakta dan data sehingga berfikir mencari kebenaran yang aktual.


Dan apa itu Supra Rasional?

Adapun maksud cara berfikir supra rasional adalah cara berfikir yang apabila kita mempunyai masalah maka kita meminta bantuan hanya kepada Allah SWT.


Disini kita akan membahas bagaimana cara berfikir dengan cara Supra Rasional. 

Pola fikir ini selalu berhubungan dengan Sang khaliq, tentunya berkaitan dengan ibadah. 

Apabila seseorang yang sudah tertanam dihati nya iman yang kuat maka dalam setiap perbuatannya akan dilandasi dengan syari'at Allah. Dan tentunya setiap amalan/perbuatanya akan bernilai ibadah karena semua amalan adalah karena Allah ta'ala. Karena Allah menciptakan makhluknya hanya untuk beribadah. Tidak ada satu pun amalan/perbuatan yang luput dari ibadah, apabila semua perbuatan berlandaskan pada syari'at Allah.


Sebagaimana yang tertuang dalam Q.S. Az Zariyat ayat 56, “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaku.”


Manusia terkadang suka berfikir sesuatu yang tak mungkin tak akan menjadi mungkin, karena itu mustahil. Tetapi dia lupa ada Alloh yang maha segalanya. Bagi NYA tak ada sesuatu yang tak mungkin, apabila Allah sudah berkehendak maka sesuatu yang mustahil juga akan terjadi. 

Karena Allah ta'ala berfirman : 


وَإِذَا قَضَى أَمْراً فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُن فَيَكُونُ


“Apabila Dia hendak Menetapkan sesuatu, Dia hanya Berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka terjadilah sesuatu itu.” (QS.al-Baqarah:117)


Masih banyak ayat-ayat Allah yang menjelaskan tentang hal ini. Janganlah kita lupa bahwa di atas kuasa kita masih ada yang maha berkuasa yang meliputi alam semesta, kehidupan, dan manusia Dia adalah Allah Ta'ala.


Oleh sebab itu tidak ada yang tidak mungkin didunia ini, karena alam semesta, kehidupan dan manusia adalah ciptaan NYA.


Seperti hal nya peristiwa Isra Mi'raj oleh Nabi Muhammad saw.

Peristiwa Isra Mi’raj sendiri terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad SAW "diberangkatkan" oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi'raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.


Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha. Dan bagi umat muslim ini ini merupakan bagian dari keimanan kepada Rosul. 


Namun bagi kaum Quraisy saat mendengar kabar Israj Mi’raj Nabi Muhammad SAW, mereka pada saat itu menganggap itu suatu ketidakmungkinan. Karena ketidak ada an saksi mata yang melihat peristiwa Isra Mi’raj. Selain itu, mereka beranggapan tidak mungkin bisa menempuh perjalanan dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa lalu dinaikkan ke langit menunju ke Sidratul Muntaha hanya dalam satu malam saja.


Inilah salah satu peristiwa yang sangat mustahil bagi manusia dan akan menjadi sesuatu yang tak mustahil bagi Allah Ta'ala. Masih banyak peristiwa-peristiwa yang mustahil. Beberapa sejarah peperangan baik yang dipimpin oleh Rosululloh saw sendiri ataupun peperangan yang dipimpin oleh para sahabat Rosululloh.


Perang yang hanya memiliki pasukan perang dengan jumlah yang sedikit dibandingkan dengan pasukan musuh yang jumlah berpuluh puluh kali lipat. Dan apabila difikir dengan logika maka akan menmmustahil dapat meraih kemenangan. Akan tetapi karena semua kehendak Allah, dan aoabila Allah sudah berkehendak maka tak ada sesuatu yang tak mungkin,dan kemenangan pun diraih oleh umat muslim dalam sejarah peperangan. 


Sebagaimana dengan kejayaan islam akan lahir kembali, karena itu sudah janji Allah. Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak apalagi berjanji. Karena Allah bukanlah mahkluk yang suka ingkar janji.


Imam Ahmad berkata, “Sulaiman bin Dawud al-Thayaalisiy telah meriwayatkan sebuah hadits kepada kami; di mana ia berkata, “Dawud bin Ibrahim al-Wasithiy telah menuturkan hadits kepadaku (Sulaiman bin Dawud al-Thayalisiy).


Dawud bin Ibrahim berkata, “Habib bin Salim telah meriwayatkan sebuah hadits dari Nu’man bin Basyir; dimana ia berkata, “Kami sedang duduk di dalam Masjid bersama Nabi saw, –Basyir sendiri adalah seorang laki-laki yang suka mengumpulkan hadits Nabi saw. Lalu, datanglah Abu Tsa’labah al-Khusyaniy seraya berkata, “Wahai Basyir bin Sa’ad, apakah kamu hafal hadits Nabi saw yang berbicara tentang para pemimpin? Hudzaifah menjawab, “Saya hafal khuthbah Nabi saw.” Hudzaifah berkata :


بسم الله الرحمن الرحيم


حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ حَدَّثَنِي دَاوُدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْوَاسِطِيُّ حَدَّثَنِي حَبِيبُ بْنُ سَالِمٍ عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ كُنَّا قُعُودًا فِي الْمَسْجِدِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ بَشِيرٌ رَجُلًا يَكُفُّ حَدِيثَهُ فَجَاءَ أَبُو ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيُّ فَقَالَ يَا بَشِيرُ بْنَ سَعْدٍ أَتَحْفَظُ حَدِيثَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْأُمَرَاءِ فَقَالَ حُذَيْفَةُ أَنَا أَحْفَظُ خُطْبَتَهُ فَجَلَسَ أَبُو ثَعْلَبَةَ فَقَالَ حُذَيْفَةُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ


(رَوَاهُ اَحْمَدُ)



“Nabi saw bersabda, Akan datang kepada kalian masa kenabian dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa  raja menggigit / raja yang dzalim  [mulkan ‘aadz-dzon]  dan atas kehendak Allah masa itu akan datang.  Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya.  Setelah itu, akan datang masa raja dictator / pemaksa (Mulkan Jabriyyatan) dan atas kehendak Allah masa itu akan datang;  lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, akan datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah  (Khilafah yang berjalan di atas kenabian ) Setelah itu, beliau diam  [HR. Imam Ahmad].

Karena dengan usaha dan doa maka semua akan terjadi. Jika hanya berdo'a tanpa adanya usaha maka semua akan sia-sia. Sama halnya seperti kendaraan bermotor yang kosong tak ada bahan bakar. Bisa dinaikin tetapi nggak bisa dipakai. Jika hanya sekedar doa tanpa adanya usaha maka tidak akan menuai hasil begitu juga sebaliknya usaha tanpa do'a pun semua akan sia-sia.


Sebagaimana yang tertuang dalam Q.S. Ar-Ra’d ayat 11, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak