Oleh: Elisa Salsyabila Lukmayanti
(Alumni SMAN 1 Rancaekek)
Akhir-akhir ini telah beredar foto siswa-siswi MAN 1 Sukabumi yang mengibarkan bendera Tauhid di sekolah.
Foto itu disorot oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Ace Hasan Syadzily. Komisi VIII DPR membidangi bidang keagamaan dan bermitra dengan Menteri Agama. Ace langsung mention Menag Lukman di cuitannya, "Pak Menag @lukmansaifuddin mohon segera diklarifikasi tentang penggunanaan atribut bendera ini yang kabarnya berada di MAN 1 Sukabumi. Seharusnya Madrasah, apalagi yang dikelola @Kemenag_RI harus mengedepankan semangat NKRI daripada penggunaan bendera yang identik dengan organisasi yang terlarang," cuit Ace (Detik.com/21/07/2019)
Cuitan Ace itu ditanggapi langsung oleh Menag Lukman. Kemenag telah menerjunkan tim ke MAN tersebut untuk mendapatkan penjelasan, "Sejak semalam sudah ada tim khusus dari pusat yang ke lokasi untuk investigasi," kata Lukman lewat Twitter, Minggu (21/7/2019).
"Kami serius menangani kasus ini," tegasnya.
Dengan adanya penegasan yang dilakukan oleh Menag, membuat orang-orang yang tidak tahu menjadi takut atau phobia dengan bendera tauhid karena dianggap identik dengan radikal dan dapat mengancam NKRI. Padahal bendera tauhid ini adalah bendera rasulullah. Tidak mungkin mengancam negeri apalagi yang bermayoritas Muslim.
Justru yang dapat mengancam NKRI adalah para penguasa yang merusak negara ini dengan menyalahgunakan kekuasaannya. Contohnya seperti kasus korupsi yang seringkali dilakukan para penguasa. Itulah yang perlu diinvestigasi karena sudah jelas merugikan rakyat bukan malah bendera tauhid yang notabenenya adalah bendera Rasulullah dan sebagai simbol identitas seorang muslim.
Para penguasa takut apabila masyarakat yang paham akan Islam akan kembali kepada Islam lagi serta menerapkan Islam dalam bingkai negara. Jika demikian, mereka tidak bisa lagi memanfaatkan atau menyalahgunakan kekuasaan.
Dengan demikian, kita sebagai umat Islam jangan mau dibodoh-bodohi dengan sistem saat ini yang hanya memperkaya para penguasanya saja. Sebagai umat Islam kita harus mampu memilah dan memilih kebijakan atau tindakan para penguasa, apakah sesuai dengan syariat Allah atau tidak.
Maka dari itu, kita harus mengkaji Islam secara kaffah dan berdakwah terkait Islam agar kita bisa kembali mewujudkan kehidupan Islam dalam naungan Khilafah.
Allaahu a'lam bi ash-shawab.
Tags
Opini