Oleh Sulistyowati, SH*
Saat ini adalah zaman fitnah, di mana sebuah kezaliman dipertontonkan dengan terang-terangan, secara telanjang. Seakan lupa, bahwa sejak 1400 tahun yang lalu telah diturunkan petunjuk yang gamblang bagi kehidupan dari langit, yang dibawa manusia mulia yang suci dari dosa, Rosulullah Muhammad, Saw.
Semua itu disebabkan paham yang menyebarkan ajaran sekulerisme, yaitu dipisahkannya agama dari kehidupan, oleh musuh-musuh Islam agar umat Islam tunduk patuh dalam jajahan mereka. Padahal, itu bukan ajaran Allah dan Rosul-NYA. Semua itu, sebab jika umat Islam tunduk patuh kepada mereka (musuh-musuh Islam) maka seluruh SDA yg merupakan kekayaan alam yang dimiliki mudah mereka rampas tanpa perlawanan, karena selalu ada orang-orang pelayan dari golongan penjilat dan munafik yang tega mengkhianati saudara seiman & bangsanya demi sepotong kue dunia.
Akibat paham sekulerisme liberalisme, umat Islam dijauhkan dari makna agung kehadiran Alquran dalam kehidupan mereka. Banyak yang salah memahami makna kehadiran Alquran. Ada yang hanya menganggap Alquran sebagai ibadah ritual saja sampai yang ekstrim yaitu sebagai ancaman dan makar.
Turunnya Alquran harus dipahami secara benar sebagaimana yang dikabarkan Allah SWT, yaitu sebagai hudan lilmuttaqiin, (petunjuk) bagi orang yang bertaqwa, hingga Akhir zaman. Lalu di mana letak solusinya? Nah itu harus dikaji dan digali secara intensif, agar jadi petunjuk bagi orang-orang bertakwa. Kita mesti lebih giat menuntut ilmu memperdalam kandungan makna Alquran.
Tetapi, kandungan Alquran ini tidak akan bisa jadi solusi secara tuntas tanpa ada penerapan secara kaffah. Penerapan Alquran secara kaffah hendaknya tidak dipahami sebagai pembasmi bagi entitas non-muslim, karena tidak ada paksaan dalam memeluk Islam, dan telah nyata yang haq adalah haq dan yang batil adalah batil. Dalam Islam, ada istilah kafir dzimmi di mana darah harta, nyawa dan kehormatannya dijaga dan dijamin oleh negara.
Hukum-hukum kemasyarakatan mereka pun sama dengan umat muslim. Bahkan dalam berperang dengan musuh pun Islam nengatur dalam memperlakukan manusia, baik terhadap pasukan musuh maupun wanita, anak-anak, orang jompo maupun terhadap rahib dan pendeta mereka, bahkan tanaman, hewan dan tempat ibadah mereka pun diatur dan dijaga oleh Syariat Islam. Jadi tidak da yang perlu ditakutkan.
Itu di satu sisi, di sisi yg lain solusi yang diberikan Alquran untuk kehidupan manusia, adalah hukum hukum yang tidak dimiliki oleh agama lain yang ada di dunia ini. Agama-agama yang ada hanya menawarkan peran keimanan dan peribadatan ritual kepada tuhannya saja, tanpa solusi persoalan kehidupan seperti ipoleksosbudhankam. Sedangkan peran kehidupan hanya diserahkan kepada dua ideologi yang lain, yaitu kapitalisme dan sosialisme yang kosong dari nafas ruhiyah. Sedangkan dalam Islam semua ada baik ruhiyah maupun aturan kehidupan dunia, terangkum harmonis dan sinergis dalam Syariat Islam yang bersumber dari Alquran ini.
Contoh yang paling gampang misalnya bagaimana Alquran mencegah maraknya pembunuhan tanpa haq. Maka Allah menetapkan hukum qishosh (balas), bahwa siapapun yang membunuh jiwa tanpa haq, baginya wajib dibunuh juga, kemudian hukum bagi pezina, maka Allah menetapkan hukuman yang tegas bagi pezina muhshon (yang sudah menikah) dengan rajam, ditanam sebatas leher dan dilempari batu sampai mati, sebagai bentuk taubat mereka. Atau jika ahli warisnya memaafkan, maka ada diyat atau denda berupa seratus ekor onta yang empat puluh diantaranya bunting. Dan juga, hukuman bagi pezina ghairu muhshon (belum menikah) dengan dicambuk 100 kali dan diasingkan selama satu tahun. Sudah pasti hal itu akan membuat ngeri dan bergidik orang lain yang ingin berbuat hal yang serupa.
Semua itu disyariatkan Allah untuk memutus mata rantai kerusakan akhlak di tengah-tengah manusia dan menjaga kesucian masyarakat.
Oleh karena itu, kehadiran Alquran sebagai mukjizat terbesar Rosulullah Muhammad Saw hingga akhir zaman adalah penggambaran yang tepat. Karena meskipun berbeda-beda suku bangsa dan agama bisa mengambil Alquran bagi jalan hidupnya.
Tentu saja hal itu baru bisa terealisasi jika Alquran benar-benar diterapkan secara kaffah dalam kehidupan. Karena jika hanya jadi wacana saja, fungsi Alquran sebagai solusi tidak akan bisa ditunaikan.
Wallahu a'lam bishawwab