Akankah Rekonsiliasi Berbuah Solusi?




By: Messy
(Member Kelas Menulis)

"Habis pesta demokrasi terbitlah rekonsiliasi," merupakan hal yang wajar dalam politik Indonesia seusai Pilpres. Ini memicu terbentuk dua kubu yang memiliki visi dan misi berbeda antara kubu 01 dan kubu 02. Sehingga rekonsiliasi diharapkan mampu menyatukan visi dan misi antara dua kubu. Hal ini menuai pro kontra ditengah supporter kubu 02. Detiknews, Jum’at (12/6).

Dikutip dari CNN pada Sabtu, 13 Juli 2019 di MRT Lebak Bulus yang mengindikasikan terjadinya rekonsiliasi. Supporter kubu 02 dari barisan umat Islam meradang, merasa kecewa dan dikhianati oleh pak jenderal.

Menelik sesuatu apa yang ada dibalik rekonsiliasi, ada benang merah yang dapat ditarik dari pertemuan tersebut, mulai dari isi perpecahan ditengah masyarakat hingga isu jatah bagi kue kekuasaan. Dengan rekonsiliasi diharapkan mampu menyatukan masyarakat menjadi satu barisan yang sama.

Begitulah isi rekonsiliasi yang berakhir bagi jatah kue kekuasaan menjadi tontonan yang menarik untuk dikupas. Berpindahnya kubu 02 ke rumah kubu 01 meberikan peluang besar untuk kubu 02 memperoleh banyak kursi di parlemen. Apalagi Gerindra memiliki jatah kursi terbanyak di pemilu mendatang, tentu akan memperkuat kedudukan pertahanan.

Penjabaran diatas menunjukkan bahwa sesungguhnya yang diharapkan penguasa adalah tercapainya keinginan kelompok. Politik praktis menanamkan luka di hati masyarakat. Perjuangan yang dilakukan suporter kubu 02 seakan sia-sia. Jika diketahui pak jenderal manut dengan kubu pertahanan.

Sejatinya dalam politik demokrasi tak ada teman sejati, yang ada hanya kepentingan abadi. Entah kini jadi koalisi, entah besok jadi oposisi. Entah kini jadi lawan, entah esok jadi kawan. Semua bisa berubah, sesuai dengan haluan kepentingan pribadi dan golongan. Sebab menuhankan nafsu adalah tujuan meski harus menduakan hati rakyat tercinta. 

Kepentingan rakyat akan terealisasikan dengan sistem Islam yang mulia. Sebab, aturan yang berasal dari Sang Pencipta akan menuai kebahagiaan. Ini terbukti dengan sejarah kegemilangan Islam selama 13 abad. Mampu menyatukan 2/3 dunia dalam satu atap kepemimpinan. Tak ada diskriminasi antar SARA, semua hidup sejahtera dalam naungan daulah Islamiyyah. 

18 Juli 2019

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak