ZONASI DUNIA dan AKHIRAT


                                 


Oleh : Ummu Aqeela



Beberapa minggu ini dunia pendidikan disibukkan pendaftaran siswa baru SMP, SMA/SMK. Yang menjadi perhatian khusus dalam serba serbi pendidikan saat ini adalah tentang sistem zonasi yang diterapkan oleh pemerintah dalam tahun ajaran baru 2019/2020. Banyak yang menganggap positif aturan ini, namun tidak sedikit pula yang protes karena menganggap aturan itu berat sebelah. Para wali murid yang merasa putra/putrinya lulus dengan nilai yang memuaskan, tidak bisa memasuki sekolah yang diinginkan hanya karena zona rumah yang jauh dari sekolah. Disisi lain bagi para siswa dengan nilai biasa-biasa saja berhasil memasuki sekolah-sekolah yang dianggap favorite dikarekan zona Kartu Keluarga yang tidak jauh dari sekolah. Hal inilah yang kemudian menjadi polemik ditengah masyarakat, sempat pula mencuat aksi protes dari para wali murid terkait penyelenggaraan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi ini. Aksi yang terjadi di Gedung Negara Grahadi Surabaya pada Rabu 19/06/2019 meminta pemerintah untuk menghentikan proses PPDB sistem zonasi dan mendesak Mendikbud Muhadjir Effendy segera dicopot dari jabatannya. (TribunManado.co.id, Kamis 20/06/2019).


Meskipun begitu banyak gelombang protes yang terjadi ditengah-tengah masyarakat, tidak menghentikan proses PPDB yang sedang berlangsung. Hanya sempat dihentikan untuk beberapa jam dan dilakukan pengajian ulang, namun sistem kembali seperti semula. Intinya PPDB SMA/SMK tetap berlanjut karena berlaku secara nasional dan tidak bisa dihentikan. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa  menjelaskan, sistem zonasi di Surabaya dibagi menjadi dua Zona yakni Utara dan Selatan. Masing-masing zona bisa memilih sekitar 16 sekolah termasuk sejumlah sekolah yang beririsan. Khofifak menjelaskan dengan sistem ini akan memotong rantai kemiskinan dengan agar warga miskinpun dapat mengakses pendidikan secara Gratis dan Berkwalitas. (indonesiainside.id 20/06/2019)


Menelaah moto People Strong From Home adalah hal yang tidak salah, yaitu bahwa membangun kekuatan yang sebenarnya adalah dari rumah/wilayah disekitar kita. Sistem zonasi yang diterapakan ini mungkin mengadopsi hal tersebut, yaitu membentuk dan meriayah sekelompok masyarakat sesuai dengan zonanya, sehingga ketika setiap zona sudah teriayah dengan baik dan benar maka terbentuklah masyarakat yang berkwalitas dan siap bersaing diluar zonanya. Namun penerapan sistem ini harusnya diiringi dengan pengoptimalan infrastruktur sekolah-sekolah disetiap titik zonanya. Sehingga ketika infrastruktur yang memadai itu sudah terwujud dapat menjaring masyarakat disekitarnya secara optimal, adil dan merata tanpa ada yang merasa didepak dan disisihkan. Karena ketika ada yang tersisih, mau tidak mau harus mencari sekolah lain yang berlabel swasta dan itupun harus keluar dari zona tempat tinggalnya. Dan tentu saja ini bukan dinamakan meriayah umat secara menyeluruh sesuai zona.


Sistem zona memang menguras perhatian akhir-akhir ini, dari peristiwa ini terbesit gambaran sangat disayangkan, bahwa ternyata masih begitu banyak masyarakat yang hanya memperhatikan dan fokus pada zona aman dan nyamannya selama didunia. Label sekolah Negeri seolah menjadi barang istimewa yang layak diperebutkan dan seolah dengan label tersebut dapat menjamin kehidupan bakal selamat dan sukses kedepannya. Tentu saja ini menjadi tugas berat pemerintah sebagai pengayom terbesar umat, karena ditangan pemerintah lahir aturan-aturan yang dapat menarik umat dalam keta'ataan atau menjerumuskan umat dalam kesesatan. Karena dengan gambaran kejadian diatas menandakan bahwa masih begitu banyak masyarakat terpaku dengan penilaian yang dibuat manusia, terpaku dengan aturan-aturan yang diciptakan oleh tangan manusia. 


Memang benar sebagai Umat Islam kita diwajibkan untuk menuntut ilmu, baik itu ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Karena sejatinya segala tindak tanduk manusia benar atau salahnya didasarkan pada ilmu yang dimilikinya. Dan alangkah beruntungnya jika ilmu yang kita sibuk mencarinya itu digunakan untuk menolong agama Allah serta membantu sesama umat dalam keta'atan kepadaNYA, bukan untuk meraih kesuksesan yang berorientasi pada dunia fana semata. 


Ilmu adalah bagian dari petunjuk dan penerang dalam kehidupan seseorang, dan dalam Islam kitab suci Al Quran adalah sumber segala ilmu sebagai bekal dasar umat Islam untuk menjalani kehidupannya. Ketika semua dikembalikan kepada syari'at Allah yang bersumber kepada Al Quran secara kaffah, maka secara otomatis kita tidak hanya berpikir tentang zona aman kita di dunia namun zona aman dan kekal kita kelak di akhirat. Intinya kembali kepada syari'at yang bersumber kepada Al Quran dan Sunnah adalah pegangan ilmu yang menyelamatkan kita didunia dan akhirat tentunya.


Wallahu'alam bishowab 






Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak