Oleh: Endang Setyowati
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan saat ini pasar pangan di Indonesia hampir 100% dikuasai oleh kegiatan kartel atau monopoli. Hal itu tentu merugikan masyarakat.
Menurut Buwas, produk-produk pangan Bulog saat ini hanya mengusai pasar sebesar 6%.
Sedangkan sisanya 94% dikuasai oleh kartel.
"Karena 94% pasar bebas di masalah pangan dikuasai kartel-kartel, Bulog negara hanya menguasai 6%," ungkap dia dalam Blak-blakan detikcom di Gedung Bulog, Jakarta, Selasa (21/5/2019).
Detik.com (22/5/2019).
Kartel adalah kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga, untuk membatasi suplai dan kompetisi.
Kartel dilakukan oleh pelaku usaha dalam rangka memperoleh market power.
Market power ini memungkinkan mereka mengatur harga produk dengan cara membatasi ketersediaan barang di pasar. Pengaturan persediaan dilakukan dengan bersama-sama membatasi produksi dan atau membagi wilayah penjualan.
Ini adalah bukti sistem demokrasi kapitalis yang mana penguasaan pangan oleh kartel sebesar 94% adalah akibat korporatisasi pangan yang berjalan seiring neoliberalisme.
Karena di sistem kapitalisme, pemerintah tidak akan pernah menjalankan fungsinya sebagai periayah sejati bagi umat.
Peran pemerintah yang sangat minim sebatas regulator dan fasilitator.
Sementara korporasi berkuasa di aspek produksi, distribusi serta impor pangan.
Selama tata kelola pangan masih dijalankan dengan konsep neoliberal, mustahil praktek kartel bisa di berantas.
Sudah saatnya rezim ini kembali kepada syariah Islam yang memiliki konsep shahih yang menjamin pengelolaan pangan akan membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
Akankah kita berlama-lama bertahan dalam sistem kapitalis ini?
Sudah saatnya kita bersama-sama memperjuangkan penerapan Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah.
Karena dengan Khilafahlah umat akan mendapatkan kebutuhannya dengan murah.
Allahu a'lam