Selamat Lebaran



Oleh : Shela rahmadhani

(Penulis dan inisiator FORMUDA)


Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar..


Begitulah lagu "selamat lebaran" berkumandang dari panggung #SyawalanFest. Bergetar jiwa dan raga, merasuk ke dalam jiwa bagi para pendengar sekalian termasuk penulis. Kumandang lagu-lagu religi dilagukan untuk memeriahkan bulan kemenangan.


SyawalanFest sebuah acara yang digerakkan oleh muda-mudi Bandar Durian dengan nama FORMUDA Bandar Durian. Dimana forum ini dibentuk atas dasar kesadaran membangun dakwah Islam di wilayah Labura  secara umum dan Bandar Durian secara khusus. Dan acara berlangsung lancar dimulai dari rangkaian roadshow dakwah, perlombaan, konser  religi dan ceramah akbar. Antusias masyarakat juga terlihat bagus, terlihat dari bagaimana mereka menghadiri acara tersebut. Misalnya peserta lomba datang dari seluruh penjuru kabupaten Labura, para emak emak menghadiri dengan pakaian terbaik begitu juga anak kecil, para bapak bapak memakai wangi-wangian yang menyerbak ketika berjalan, dll. Seakan mereka menghadiri undangan seorang raja. Terlihat pula hadir pak Camat Aek Natas, bahkan turut mensukseskan acara tersebut. Belum lagi dukungan dari bupati yang begitu besar baik secara moril dan materil.


Namun, yang terpenting daripada itu semua adalah efek pasca pelaksanaan terhadap masyarakat. 


Atas izin Allah, dan berkat keikhlasan para panitia, efek dari syawalanFest bagi masyarakat dapat terlihat jelas baik dari segi obrolan dan sikap mereka. Efek dakwah nyata bagi para pemuda, ibu ibu, bapak bapak dan anak anak kecil. Meskipun efek ini akan gampang hilang jika tidak ada penjagaan dan tidak ada tindakan lanjut pasca acara.


Beberapa efek dakwah yang sempat terekam adalah:


Cerita pertama datang dari  seorang pemuda, yang dulunya seorang penarkoba, lalu kemudian dia datang sholat Jumat dan saat itu Buya Tengku Zulkarnaen lah sebagai Khotib di mesjid Bandar Durian. Berdasarkan penuturan salah satu  jamaah sholat,  seorang penarkoba tadi menangis mendengarkan ceramah Buya Tengku yang begitu menghanyutkan dan menggugah pikiran.


Cerita kedua datang dari seorang bapak, yang dia selama ini sangat susah yakin dengan rezeki Allah. Namun, ketika dia mendengarkan ceramah Buya Tengku di lapangan dia mendapatkan energi baru. Bahwa rejeki itu dari Allah dan tidak ada kekhawatiran hamba atas rejeki.


Yang ketiga datang dari seorang intelektual muda yang hadir di acara tabligh Akbar syawalanFest lapangan Polsek Aek Natas. Ketika itu Buya Zulkarnaen tengah cerita tentang 18 kesultanan Islam di Sumatera Timur yang sejarahnya sudah terkubur, bersama dengan pemindahan kekuasaan saat proklamasi. Pemuda ini begitu tertarik untuk menuliskan kembali sejarah kesultanan Islam di Sumatera Timur. Adanya kesultanan tersebut menunjukkan bahwa  Sumatera sangat dekat dengan penerapan syariat Islam.


Yang selanjutnya, dengan acara safari dakwah, mesjid mesjid yang megah dan besar tapi kering dari jamaah dan ceramah, menjadi hidup kembali pada saat itu sehingga warga begitu senang dan bergembira. Ada 5 mesjid raya kecamatan dan 1 mesjid kota yang dihidupkan. Terlihat masyarakat merasa ketagihan untuk diisi ceramah lagi. Mereka merasa ceramah kurang lama. Apalagi di mesjid mesjid mereka sudah mati dari agenda dakwah Islam. Seakan mereka kehausan dan mendapatkan minum ketika itu, namun minum itu masih belum menghilangkan dahaga yang selama bertahun-tahun mereka tahan.


Efek dakwah datang juga dari adek adek di kepanitiaan. Dimana mereka tengah berproses menegakkan dan menjaga sholat 5 waktu.  Karena Buya Zulkarnaen dengan tegas di hampir setiap ceramah nya mengatakan *"yang tidak sholat adalah penghancur agama"* berdasarkan pandangan Al-Qur'an.


Para perempuan-perempuan kemudian mulai menutup aurat menggunakan jilbab (gamis) karena mereka mulai memahami bahwa aurat perempuan itu batasannya adalah wajah dan telapak tangan.


Para remaja juga mulai semakin memahami bahwa terkait pergaulan di dalam Islam. Diantara nya antara laki laki hidupnya harus terpisah tidak boleh tercampur baur. Mereka mulai faham bahwa boncengan laki laki dan perempuan non mahram tidak boleh. Mereka mengetahui bahwa perempuan harus menjaga kemuliaan dirinya dengan tidak berinteraksi yang tidak penting terhadap laki laki. Dalam artian berinteraksi hanya sebatas ketika ada kepentingan kepentingan yang syar'i. Tidak carik perhatian, dan tidak pecicilan.


Dan para panitia juga sudah mampu menjalankan konsep organisasi yang berkualitas yang sesuai hukum syara' berorganisasi. Bahkan diantara panitia sedih dengan berakhirnya acara ini.  Ada yang juga meneteskan air mata  karena terharu atas acara  pemberian Allah ini.


Banyak hal diluar sana yang tidak bisa diceritakan satu per satu. Sejak awal acara dikonsep mencapai derajat kemenangan ditunjukkan dengan *"terwujud nya masyarakat yang bertaqwa dan meningkatnya ketakwaan"*. Dengan bismillah,  tujuan itu semoga ditolong oleh Allah dengan hidupnya Islam dan dakwah ditengah tengah masyarakat Labura pasca #SyawalanFest dan Safari Dakwah. Inilah Lebaran. Dan layaklah dikatakan *selamat Lebaran*.



Wallahu aa'lam bishhowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak