Oleh : Lilik Yani
Ramadhan, rasanya baru kemarin aku menyambut kedatanganmu dengan hati gembira dan penuh kerinduan.
Masih terngiang di telingaku, saat itu kuucapkan 'Marhaban Yaa Ramadhan". Lalu kupeluk engkau dengan rasa cinta.
// Senang Bersama Ramadhan //
Ramadhan, hari-hari bersamamu selalu menyenangkan. Betapa nikmatnya menyaksikan setiap insan tergerak hatinya,
berbondong-bondong menuju masjid untuk menunaikan sholat taraweh. Tua muda, laki-laki perempuan, bahkan anak-anak kecil juga ikut senang bertemu denganmu.
Saat malam hening, betapa indahnya terdengar alunan ayat-ayat Allah disuarakan. Suara itu dari berbagai masjid yang ada, terasa saling bersahutan, indah menentramkan hati.
Ramadhan, walau siang hari udara panas menyengat. Tapi hati tetap dingin dan tenang, karena kami menjalankan puasa ini bersama-sama dengan hati senang, jadi terasa ringan. Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah.
Ketika sudah memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan, umat semakin bersemangat beribadahnya. Bahkan malam-malamnya pun terasa hidup, karena banyak umat yang datang ke masjid untuk i'tikaf.
Ramadhan, rasanya baru kemarin aku memelukmu penuh rindu
Secepat inikah kau meninggalkanku
Masa-masa manis beribadah bersamamu masih melekat di hatiku. Masa-masa harus menahan kantuk dengan berbagai cara demi bisa membersamaimu.
// Berharap Ramadhan Tak Pergi //
Wahai Ramadhan. Tidak bisakah kau tambah beberapa hari
lagi bersamaku.
Terjemah Qur'anku belum tuntas kubaca. Kitab-kitab penunjang tsaqofah yang kubeli belum sempat kubuka sampulnya. Tilawah al-Qur'an baru sekali kubaca, itupun hanya bahasa Arab yang tidak paham maknanya.
Wahai Ramadhan, renungan i'tikafku belum tuntas tertunaikan.
Qiyamul lail pun terkadang hilang bacaan. Lagi-lagi karena rasa kantuk tak tertahankan. Astaghfirullah. Ampuni hamba yaa Allah.
Wahai Ramadhan, tolong sampaikan kepada Rabb-mu.
Mintalah ijin beberapa hari lagi.
Menemaniku sempurnakan i'tikaf dan selesaikan tilawah Qur'anku
Temani aku dalam muhasabah panjangku, hitung amal yang tidak seberapa ini.
Ramadhan, saat kau jadi saksi. Tolong sampaikan yang baik-baik saja pada Rabb-mu.
Aku sangat malu, karena banyak amal yang jauh dari khusyuk. Kebutuhan dunia masih menghalangi kekhusyukan ibadahku.
// Allah Hanya Menerima Amalan Orang Bertaqwa //
Wahai Ramadhan, Allah hanya menerima amalan orang yang bertaqwa.
"Sesungguhnya, Allah hanya menerima amalan dari orang-orang yang bertaqwa." ( TQS al-Maidah : 27).
Lantas, bagaimana dengan ibadahku? Berkenankah Allah menerimanya? Amalan yang tidak seberapa, itupun masih banyak cela. Jauh dari khusyuk dan ikhlas. Yaa Allah, ampunilah hamba.
Ibnu Rajab berkata : Para ulama salafush sholih bersungguh-sungguh dalam menyempurnakan amal dan bersungguh-sungguh ketika mengerjakannya. Setelah itu mereka sangat berharap amalan tersebut diterima dan khawatir tertolak.
"Dan orang-orang yang memberikan apa yang mereka berikan, dengan hati yang penuh khawatir, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka." (TQS Al Mukminun : 60).
Ali bin Abi Thalib ra : "Mereka para shalaf begitu berharap agar amalan-amalan mereka diterima daripada banyak beramal. "
Hingga para salaf berdoa kepada Allah selama 6 bulan agar amalannya diterima Allah.
"Para salaf biasa memohon kepada Allah selama 6 bulan agar dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan. Kemudian 6 bulan sisanya, mereka memohon kepada Allah agar amalan mareka diterima."
Ramadhan, bantu aku dengan doamu. Semoga Allah berkenan menerima setiap amalan yang kulakukan selama bulan Ramadhan dan diijinkan aku bertemu denganmu kembali di tahun-tahun berikutnya.
// Selamat Jalan Ramadhan //
Ini adalah rangkaian kata-kata perpisahan dengan bulan Ramadhan dari Ibnu Rajab :
" Wahai hamba Allah, bulan Ramadhan telah bersiap-siap untuk berangkat.
Tidak ada lagi yang tersisa kecuali saat-saat yang singkat
Barangsiapa yang telah melakukan kebaikan selama ini, hendaklah ia menyempurnakannya.
Barangsiapa yang malah sebaliknya, hendaklah ia memperbaikinya dalam waktu yang masih tersisa.
Serta titipkanlah amalan sholih yang dapat memberi kesaksian kepadamu nantinya di hadapan Al Malikul 'Alam (Sang Penguasa Hari Pembalasan)
Ramadhan, kulepaskan dirimu pergi. Ini salam terbaik buatmu :
"Salam dari Ar Rahman dari setiap zaman.
Atas sebaik-baik bulan yang hendak berlalu.
Salam atas bulan di mana puasa dilakukan
Sungguh ia adalah bulan yang penuh rasa aman dari Ar Rahman
Jika hari-hari berlalu tak terasakan.
Sungguh kesedihan hati untuk tak pernah hilang. "
Wahai Ramadhan,
Berikanlah belas kasihmu, sementara air mata para pecinta mengalir dengan deras.
Hati mereka gundah akibat kepedihan perpisahan terbuai
Semoga detik-detik perpisahan akan memadamkan api kerinduan
yang membara.
Semoga saat-saat taubat akan melengkapi kekurangan puasa yang dilakukan.
Semoga pula orang-orang yang telah ketinggalan segera menyusul dan bersama.
Semoga para tawanan dosa segera dilepaskan.
Dan semoga orang Islam yang telah dinyatakan masuk neraka segera dibebaskan. Aamiin.
( Lathoif Al Ma'arif hal 380-382)
Selamat jalan Ramadhan. Semoga Allah menerima amal ibadah kami dan mengijinkan kami bisa bertemu dengan Ramadhan tahun selanjutnya dengan kondisi lebih baik. Semua semua sehat, dimudahkan urusan dan Ridlo Allah selalu mengiringi setiap langkah kami. Aamiin.
Wallahu a'lam bisshawab
Ngawi, 3 Juni 2019
#RamadhanBulanMaghfirah
#SelamatJalanRamadhan
#MuhasabahDetikAkhirRamadhan