Oleh : Maryati Al Fikru
(menulis Asyik Cilacap)
Fenomena impor di negeri ini tampaknya kian menggila.
Penguasa hari ini seolah sengaja membuka "kran" lebar-lebar dalam hal impor. Hal ini dapat dibuktikan dengan masuknya berbagai barang impor ke negeri ini. Mulai dari impor barang komoditas utama, impor tenaga kerja asing (TKA), dan juga impor dosen asing.
Akibatnya anak negeri harus berpikir dan berusaha lebih extra demi menghadapi persaingan yang amat ketat.
Namun yang membuat miris, banyak dari anak negeri yang harus tumbang karena tak mampu menghadapi persaingan di karenakan minimnya dukungan dari penguasa.
Belum hilang bayang-bayang suram yang terus bergelayut di pikiran mereka setelah berjibaku dengan berbagai kebijakan-kebijakan yang tiada memihak kepada rakyat seperti halnya impor.
Dan kini penguasa kembali menorehkan luka dengan maraknya impor sampah yang masuk ke negeri ini yang tentu saja akan menimbulkan problematika baru di dalam negeri.
Dalam beberapa bulan terakhir Indonesia kedapatan banyak kontainer sampah impor yang bermasalah dari negara lain. Pada akhir Maret lalu misalnya, ada lima kontainer sampah impor bermasalah yang dikirim dari Seattle di Amerika Serikat ke Surabaya, Jawa Timur.
Tak cuma di Surabaya, kontainer sampah impor bermasalah ternyata juga ditemukan di Batam, Kepulauan Riau. Dilansir Antara, tim gabungan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam, dan Kantor Pelayanan Umum Bea Cukai Batam akan menindaklanjuti 65 kontainer sampah impor bermasalah yang ditemukan di Pelabuhan Bongkar Muat Batu Ampar, Batam.
65 kontainer tersebut merupakan milik dari empat perusahaan yang datang secara bertahap sejak awal Mei lalu. Namun hingga kini puluhan kontainer tersebut belum dikirimkan balik ke negara asalnya.
"Kalau (65 kontainer yang ada di) Batam baru akan diinvestigasi minggu ini. Saya belum bisa kasih penjelasan," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati kepada Antara di Jakarta, Ahad (16/6).
https://m.kumparan.com/@kumparansains/tak-cuma-di-surabaya-kontainer-sampah-impor-juga-ditemukan-di-batam-1rIGYe3DT04?utm_source=Mobilesite
Dampak terhadap masyarakat yakni, mengingat sampah-sampah tersebut diduga mengandung limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Tentunya hal ini akan berakibat buruk bagi kesehatan di karenakan adanya pencemaran lingkungan yang juga berakibat pada kerusakan ekosistem.
Menurut penelitian ada beberapa bahaya akibat sampah-sampah plastik tersebut diantaranya: Plastik berbahaya bagi kesehatan manusia dari mulai acaman kangker, gangguan imunitas dan penyakit berbahaya lainnya.
Sampah-sampah plastik juga akan merusak air tanah dan juga polusi tanah dan parah nya lagi sampah plastik merupakan bahan yang tidak dapat terurai bahkan ratusan hingga ribuan stahun.
(baca: IDN Time discovery)
Lagi-lagi rakyat hanya mampu mengelus dada menahan imbas yang di deritanya tanpa mampu mengadu akan nasibnya di karenakan abainya penguasa.
MOJOKERTO, iNews.id - Tumpukan sampah kertas yang diimpor oleh sebuah perusahaan pabrik kertas sebagai bahan baku kertas di Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (19/6/2019).
Berdasarkan data Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah Ecoton, masuknya sampah dengan merk dan lokasi jual di luar Indonesia, diduga akibat kebijakan China menghentikan impor sampah plastik dari sejumlah negara di Uni Eropa dan Amerika yang mengakibatkan sampah plastik beralih tujuan ke negara-negara di ASEAN.
Indonesia diperkirakan menerima sedikitnya 300 kontainer yang sebagian besar menuju ke Jawa Timur setiap harinya.
https://www.inews.id/multimedia/photo/penampakan-sampah-impor-dari-uni-eropa-dan-amerika-menumpuk-di-mojokerto/573125/
Nyatanya impor yang masuk tidak hanya sampah kertas saja melainkan berbagai macam plastik dan limbah B3 yang sama sekali tak bersahabat bagi kesehatan manusia dan juga berakibat pencemaran lingkungan sekitar.
Apa Pemicunya
Maraknya impor sampah ini sebagai bukti betapa lemahnya posisi negeri ini dalam politik dan ekonomi.
Lagi-lagi pemicunya yakni sistem kapitalis liberal yang hari ini di bercokol dinegeri ini. Dimana aturan yang di gunakan adalah aturan buatan manusia/pesanan dari para pengusaha/para elit politik. Akibatnya semua aturan dan kebijakan-kebijakan tak lagi mempertimbangkan kepentingan rakyatnya.
Inilah bukti bahwa negeri ini berada dalam cengkeraman neo-liberalisme sehingga asing dengan leluasa menguasai sebuah negara. Mereka melakukan praktek suap menyuap (risywah) kepada penguasa untuk memuluskan usaha mereka sehingga akhirnya pemerintah dikendalikan oleh korporat. Dimana kekuasaan pemerintah takluk dibawah kepentingan para pengusaha. Terutama pemilik perusahaan-perusahaan Asing hasilnya penguasa akan terus tunduk pada tuannya bak kerbau di cocok hidungnya.
Akibat sistem Kapitalis ini pulalah telah tercipta para penguasa serakah.
Karena ulah para penguasa nakal inilah menjadikan para pengusaha lebih leluasa dengan tanpa beban dan tanpa malu terus memasukkan sampah-sampahnya ke negeri ini.
Dalam sistem kapitalis, pemimpin tega membiarkan ummat mengurus urusannya sendiri dalam segala lini dan membiarkan penjajah menguras aset negara. Demokrasi sistem kuffur produk import dari barat.
Indonesia yang kaya akan sumber daya alam nyatanya tak mampu mensejahterakan rakyatnya bahkan angka kemiskinan kian hari terus meningkat.
Ternyata hasil dari diterapkan nya sistem kapitalis liberal inilah menjadikan sumberdaya alam yang melimpah hanya bisa di nikmati oleh segelintir orang saja.
Nabi Muhammad Saw bersabda:
« اَلْمُسْلِمُوْنَ شُرَكَاءُ فِي ثَلاَثٍ فِي الْكَلإَِ وَالْمَاءِ وَالنَّارِ»
“Kaum Muslim berserikat dalam tiga hal, yaitu padang rumput, air dan api.“
Padang rumput disini yang dimaksud yaitu hutan.
Anugerah terbesar yang Allah berikan pada negeri ini adalah hutan. Negeri ini dikaruniai dengan salah satu hutan tropis yang paling luas dan memiliki aneka ragam flora dan fauna didunia. Hasil dari hutan tidak bisa dipandang remeh karena dari sini Indonesia bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar seharusnya.
Namun ditengah kekayaan yang melimpah ruah, Indonesia tidak bisa mengelolanya dengan baik, bahkan hingga hari ini masih banyak orang yang tega merusak dan membakar hutan karena keserakahan.
Sungguh pilu menahan nestapa di negeri sendiri.
Betapa tidak, kekayaan hutan yang melimpah ruah namun kebutuhan akan kertas masih harus impor.
Dengan kekayaan hutan yang begitu melimpah semestinya negara mampu memenuhi kebutuhan hajat hidup rakyatnya tanpa harus mendatangkan impor dari luar.
Hal ini akan terwujud manakala negara mengelola dengan baik dan benar akan hasil hutan.
Akan tetapi dalam sistem kapitalis ini rasanya sangat mustahil dan akan menjadi angan belaka.
Saatnya Umat Kembali Pada Aturan Islam
Di dalam Islam seorang pemimpin/khalifah bertanggungjawab penuh terhadap kemaslahatan umat. Ia merupakan perisai bagi umat karena tugasnya mengurus (meri'ayah) urusan umat sesuai hukum syara.
Khalifah hanya akan menerapkan aturan Islam atauran agung yang datang dari Ilahi Robby.
Dalam Islam Sumber Daya Alam seperti air,Padang rumput dan Api adalah untuk kemaslahatan umat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
Dan semua itu akan mampu terwujud manakala negara menerapkan aturan Islam dalam bingkai khilafah.
Karena dengan khilafah seluruh syariah secara kaffah bisa diterapkan sehingga negeri Islam akan bangkit menjadi negara besar dan berwibawa.
Selain menjaga sumberdaya alam Khilafah juga berperan penting dalam hal pengelolaan sampah.
Pengelolaan Sampah Dalam Islam
Pengelolaan sampah pada masa Khilafah selain membangun kesadaran individu dan komunal dan yang tak kalah penting yakni,peran pemerintah (khilafah) dalam hal membangun sistem pengelolaan sampah.
Khilafah sangat
memperhatikan akan pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah merupakan upaya preventif dalam menjaga kesehatan. Kesehatan sendiri merupakan kebutuhan sosial primer yang dijamin dalam Islam selain pendidikan dan keamanan.
Saatnya Umat bangkit dengan menerapkan aturan Islam secara kaffah demi Peradaban Mulia.
Wallahu a'lam bishawab.