Oleh : Marsitin Rusdi
Indonesia adalah negara agraris yang sering dijuluki negara katulistiwa karena dilewati langsung oleh rotasi matahari. Mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Sebagian besar masyarakatnya adalah bercocok tanam, baik di sawah, dikebun, atau di ladang.
Hampir seluruh jenis tanaman yang ditanam akan hidup subur dengan penyesuaian wilayah, ada daerah panas dipesisir pantai, ada daerah dingin pada lereng gunung bahkan di atas gunung. Hutan lindungnya pun juga bermacam - macam jenis kayu yang ditanam.
Mulai dari kayu yang murah hingga kayu yang mahal. Sengon, akasia, jati, meranti, besi, sono, bahkan kayu gaharu yang dijual bukan dengan lingkar kayu dan panjang kayu, melainkan dengan ditimbang kilogram. Satu kilonya mencaapai 450.000 bahkan lebih. Sungguh luar biasa bukan ?
Harusnya masyarakatnya ikut mengelola agar ikut juga menikmati. Coba kita estimasi, seandainya tiap Keoala Keluarga menanam kayu gaharu, sudah bisa kita bayangkan kondisi masyarakat Indonesia bukan? Ya tentunya sesuai dengan wilayah. Masih banyak lagi hasil hutan yg harusnya bisa dikelola dengan rakyat, diseluruh Indonesia.
Namun rupanya jauh api dari panggang , kondisi seperti harapan diatas baru sebatas angan - angan sebagian masyarakat kita.
Kenapa demikian?
Tidak adanya peran negara sebagai penanggung jawab kesejahteraan rakyat atau umat. Yang seharusnya kebijakan penguasa sanggup menyelesaikan probkem ekonomi rakyat.
Kenyataannya yang bisa menikmati keberhasilan perkayuan hanya para cukong sebagai pengepul yang mengetahui pasar. Rakyat hanya cukup sebagai pekerja atau buruh tanam saja atau buruh angkut sampai ke pabrik. Itupun tidak dibayar langsung melainkan dibayar ketika ada lagi kayu yang masuk ke pabrik, maksudnya kayu yang datang pertama baru dibayar. Sakit bukan.?
Rakyat berhak mendapatkan pendidikan, agar tahu betul bagaimana mengelola kayu hingga paripurna, bisa untuk membangun kesejahteraan perekonomian mereka.
Pendidikan bukan dibangku sekolah saja, melainkan pendidikan bagaimana mengelola bumi air sesuai dengan tuntunan yang benar itu juga sangat penting, masyarakat harus juga tahu sampai ke tingkat rukun warga. Bagaimana menebang pohon yang benar dengan kriteria - kriteria sesuai tuntunan sesuai undang undang yang benar, yang memihak pada kebenaran, pada kelangsungan kemakmuran umat . Jangan hanya sebatas golongan tertentu sehingga serampangan mengelola hutan. Akhirnya merusak dan mendatangkan bencana dan pasti masyarakat yang menanggung. Kenapa masyarakat tidak diajak belajar.
Memberi pendidikan seluruh lini kehidupan IPOLEK SOSBUD HANKAM hingga tingkat rakyat adalah kewajiban negara. Rakyat berhak atas kecerdasan.
Wallohu"alam bisowab
#AkademiMenulisKreatif5
#PenulisBelaIslam
#PenulisIdiologi