Oleh : T2N
Hati, pikiran, perasaan , akal, idiologi akan senantiasa mempengaruhu perubahan peradaban. Bila rangkaian itu didasari pada sumber yang tidak benar maka akan menghasillkan peradaban yang carut Marut.
Hati, manusia atau hati nuraani yg tidal bisa dibuat sebagai sumber ilmu.. Tidal bisa sebagai penentu kebijakan sendiri .Bila perasaan dijadikan pula sebagai pemutus kebijakan maka akan menghasilkan sesuatu yg hanya bisa diifahami dengan hatinurani sekelompok anggota masyarakat tertentu. Sedang masyarakat adalah luas dunia.
Pemikiran yang dangkal tentang manusia, hidup, alam semesta juga akan menghasilkan pemahaman yg dangkal pula. Karena manusia yg punya pikiran dangkal tidak boleh sebagai penentu kebijakan. Pasti hasilnya kebijakan2 konyol dimata masyarakat yg punya pola fikirr akal sehat.
Perasaan, tidak boleh terlalu didepan ketika membuat kebijakan. Karena akan menghasilkan situasi yang membawa perasaan jengkel , mangkel , sehingga akan muncul balas dendam terhadap sipembuat kebijakan atau pemimpin.
Akal akalan tidak akan mampu mengalahkan akal sehat. Karena akal2 adalah sama degan rekayasa. Sedang rekayasa itu butuh biaya yg mahal untuk pencapaian tujuan yg dimaksud. Akhirnya tidak bisa netral. Pasti keberpihakan pada rezim. Nah justru suara rakyat yg akan bicara yg sesusi dg perasaan mereka.
Cara Pandang atau Ideologi hidup yg bersumber pada Hukun dan perundangan yg berasal dari rekayasa manusia akan melahirkan pemahaman yg luar biasa. Seperti kebijakan agama harus dipisah dg kehidupan. Akhirnya tatanan hukum dilanggar semua tdk seduai fitrahnya.
Yang berhak melegalisasi keputusan hanya seorang kholifah. Katena khalifah harus punya pola fikir cenerlang, sehat mengetahui seluruh lini kehidupan.
#jelangsubuh
#khilafahharusdiperjuangkan