Oleh: Sulamunjah/ UIN SMH Banten
Akhir-akhir ini, masyarakat pengguna media sosial dikejutkan dengan beredarnya video-video yang menunjukan kebobrokan moral para anak didik di sekolah. Sebagai contoh adalah video dimana terlihat seorang siswa SMK yang melecehkan gurunya. Dalam video tersebut, siswa SMK tampak sedang mengolok-olok dan menentang gurunya tersebut untuk berkelahi. Walaupun si guru berusaha untuk tetap tenang menghadapi tingkah laku siswanya, namun siswa tersebut justru semakin menentang gurunya tersebut.
Peristiwa-peristiwa seperti itu membuat kita mempertanyakan kembali tentang sudah sejauh mana sistem pendidikan kita dapat membentuk kepribadian anak didik. Sebab kita tahu, bahwa pendidikan selain berfungsi untuk mengasah kecerdasan intelektual, juga berfungsi untuk membentuk kepribadian anak didik yang berbudi pekerti luhur dan berakhlakul karimah. Nilai-nilai luhur dan budi pekerti juga harus senantiasa ditanamkan dalam diri setiap anak didik, seperti kejujuran, toleransi, sikap religius, disiplin, kerja keras, nasionalisme, komunikatif, bertanggung jawab dan budaya literasi.
Kualitas lingkungan itu akan berperan besar dalam membentuk karakter seseorang. Apabila kualitas lingkungan itu baik, maka karakter yang terbentuk dalam diri seseorang juga niscaya akan baik. Sebaliknya, apabila kualitas lingkungan tersebut buruk, maka akan buruk pula karakter orang yang tinggal dalam lingkungan tersebut. Lingkungan tersebut harus memainkan perannya sebaik mungkin guna terciptanya manusia berbudi pekerti dengan tingkat intelektualitas yang mumpuni.
Sekolah harus mampu bertransformasi dari sekedar tempat mengasah kecerdasan intelektual menjadi tempat untuk pengembangan karakter dan tempat menggali dan mengoptimalkan potensi terbesar setiap anak didik. Dengan demikian, sekolah dapat menghasilkan generasi yang cerdas dan berkarakter.