Oleh: Kara
Seorang pemuda tangguh, yang rela melepaskan segala keindahan, kemewahan duniawi untuk mencari ridho-Nya. Dengan lantang tanpa ragu sedikit pun, tanpa rasa takut bak ksatria di film laga yang membela dan memperjuangkan Islam sampai titik darah penghabisan.
Kisahnya bukan khayalan penulis hebat, ini kisah nyata dari seorang pemuda muslim sahabat Rasulullah Saw, kisah yang membuat hati bergetar, siapa tak kenal pemuda muslim tangguh ini, siapa dia? Mush'ab bin Umair ra namanya.
Mushab bin Umair nama sebenarnya adalah Mush'ab bin Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf Al-Abdary Al-Quraysy. Mush'ab bin Umair dilahirkan di masa jahiliyah, 14 tahun setelah kelahiran Nabi Saw yang dilahirkan pada tahun 571M (Mubarakfuri,2007: 54).
Dalam Asad Al-Ghabah, Imam Ibnu Atsir mengatakan, "Mush'ab adalah seorang pemuda yang tampan dan rapi penampilanya. Kedua orang tuanya sangat menyayanginya. Ibunya adalah seorang wanita yang sangat kaya. Sandal Mush'ab adalah sandal Al-Hadrami, pakaianya adalah pakaian yang terbaik, dan dia adalah orang Mekah yang paling harum sehingga semerbak aroma parfumnya meninggalkan jejak di jalan yang ia lewati." (Al-Jabiri, 2014 : 19).
Mush’ab bin Umair yang hidup di lingkungan jahiliyah, penyembah berhala, pecandu khamr, penggemar pesta dan nyanyian, Allah beri cahaya di hatinya, sehingga ia mampu membedakan manakah agama yang lurus dan mana agama yang menyimpang. Manakah ajaran seorang Nabi dan mana yang hanya warisan nenek moyang semata. Dengan sendirinya ia bertekad dan menguatkan hati untuk memeluk Islam. Ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah Al-Arqam dan menyatakan keimanannya.
Suatu hari Utsmani bin Thalhah melihat Mush’ab bin Umair sedang beribadah kepada Allah Ta’ala, maka ia pun melaporkan apa yang ia lihat kepada ibunda Mush’ab. Saat itulah periode sulit dalam kehidupan pemuda yang terbiasa dengan kenikmatan ini dimulai.
Mush'ab pun ditangkap oleh keluarganya dan dikurung di tempat mereka, disolasi dari pergaulanya. Mush'ab juga mendapat siksaan fisik. Ibunya yang dulu sangat menyayanginya, kini tega melakukan penyiksaan terhadapnya. Warna kulit berubah karena luka-luka siksa yang menderanya. Tubuhnya yang dulu berisi, mulai terlihat mengurus.
Ali bin Abi Thalib berkata, “Suatu hari, kami duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di masjid. Lalu muncullah Mush’ab bin Umair dengan mengenakan kain burdah yang kasar dan memiliki tambalan. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya, beliau pun menangis teringat akan kenikmatan yang ia dapatkan dahulu (sebelum memeluk Islam) dibandingkan dengan keadaannya sekarang…” (HR. Tirmidzi No. 2476).
Mush’ab bin Umair adalah salah seorang sahabat nabi yang utama. Ia memiliki ilmu yang mendalam dan kecerdasan sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutusnya untuk mendakwahi penduduk Yatsrib, Madinah. Karena taufik dari Allah dan buah dakwah Mush'ab, Madinah pun menjadi tempat pilihan Nabi Saw dan para sahabatnya hijrah.
Pada saat dakwah periode Madinah, Mush'ab bin Umair adalah pemegang bendera Islam di peperangan. Pada perang Uhud, ia mendapat tugas serupa. Muhammad bin Syahrabil mengisahkan akhir hayat sahabat yang mulia ini, Ia berkata, "Mush'ab bin Umair ra membawa bendera perang di medan Uhud. Lalu datang penunggang kuda dari pasukan musyrik yang bernama Ibny Qumai-ah al-Laits (yang mengira bahwa Mush'ab adalah Rasulullah), lalu ia menebas tangan kanan Mush'ab dan terputuslah tangan kananya. bendera pun ia pegang dengan tangan kirinya. Lalu Ibnu Qumai-ah datang kembali dengan menebas tangan kirinya hingga putus. Mush'ab mendekap bendera tersebut didadanya. Kemudiana anak panah merobohkanya dan terjatuhlah bendera tersebut.
Saat melihat jasad Mush'ab bin Umair yang syahid dengan keadaan yang menyedihkan, beliau berhenti, lalu mendoakan kebaikan untuknya, setelah itu, beliau berkata kepada jasad Mush'ab, " Sungguh aku melihatmu ketika di Mekah, tidak ada seorang pun yang lebih baik pakaianya dan rapi penampilanya daripada engkau. Dan sekarang rambutmu kusut dan pakaianmu kain burdah."
Tak sehelau pun kain untuk kafan yang menutupi jasadnya kecuali sehelai burdah. Andai ditaruh diatas kepalanya, terbukalah kedua kakinya. Sebaliknya, bila ditutupkan kakinya, terbukalah kepalanya. sehingga Rasulullah bersabda, "Tutupkan ke bagian kepalanya, dan kakinya tutupilah dengan rumput idhkir."
Itulah sedikit kisah Mush'ab bin Umair yang sungguh menyayat hati, namun di balik itu membuat kekaguman akan perjuanganya memperjuangkan agama Allah.
Kisah Mush'ab bin Umair merupakan salah satu kisah yang seharusnya dijadikan teladan bagi pemuda sekarang, keimanan yang begitu kuat mengalahkan nafsu kehidupan gemilang dunia fana.
Sejatinya pemuda muslim harus memperkuat keimanan di tengah perkembangan zaman yang penuh fitnah ini, dengan memperdalam ilmu agama serta mendakwahkanya dan mempererat ukhuwah islamiyah dengan saudara seiman.
Wallahu a'lam
---
[Like and share, semoga menjadi amal sholih]
---
Join Komunitas Muslimah Cinta Islam Lampung di:
⬇️⬇️⬇️
Facebook: fb.com/DakwahMCI
Telegram: t.me/MuslimahCintaIslam
Instagram: @muslimah.cintaislam
Twitter: twitter.com/DakwahMCI
---