Oleh: Yunita Gustirini
[Ibu Peduli Generasi]
Ramadhan yang penuh barokah baru saja berlalu. Bagi kaum muslim yang menyibukkan diri dengan berbagai ibadah di dalamnya, tentu akan merasa sedih. Seraya memohon agar Allah SWT memberi kesempatan bisa kembali bertemu bulan suci ini di tahun-tahun selanjutnya.
Selama Ramadhan, semangat ibadah kaum muslim meningkat. Berbagai ibadah dilakukan dengan kesungguhan. Tak sedikit pun berlaku curang agar tak membatalkan amalan ibadahnya. Walau tak ada manusia lain yang menyaksikan. Tersebab yakin, ada Allah yang Maha Mengawasi.
Sikap semacam ini dinamakan muraqabah. Keyakinan kuat seorang hamba, bahwa Rabb-nya selalu mengawasi. Baik perbuatan, ucapan hingga apa yang terlintas dalam pikiran dan hati. Tak ada yang luput dari pengawasan Allah SWT. Karenanya, sikap muraqabah harus dibiasakan sejak dini. Sehingga bisa dimiliki oleh setiap muslim.
Sebagaimana firman-Nya dalam banyak surat di dalam Alquran,
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي أَنْفُسِكُمْ فَاحْذَرُوهُ
"Dan ketahuilah sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang tersembunyi di dalam dirimu, maka berhati-hatilah." [QS. Al-Baqarah: 235]
وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ رَقِيبًا
"Dan Allah Maha mengawasi segala sesuatu." [QS Al-Ahzab :52]
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
"Allah menyertai kalian dimanapun kalian berada." [QS Al-Hadid: 4]
فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا
"Sesungguhnya engkau senantiasa berada dalam pengawasan mata Kami." [QS Ath-Thur: 48]
Nabi Muhammad SAW juga menegaskan umatnya untuk bersikap muraqabah. Beliau bersabda,
أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ .رواه البخاري عن أبى هريرة، و مسلم عن أبى هريرة و عن عمر رضي الله عنهما
"(Ihsan ialah) apabila engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Maka apabila engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihatmu." [HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhuma dan Umar bin Khatthab Radhiyallahu anhu].
Sayangnya, banyak kaum muslim yang belum bersikap muraqabah dalam kehidupan. Hanya selama Ramadhan, mereka taat pada-Nya karena merasa diawasi. Tapi begitu Ramadhan usai, selesai pula merasa diawasi-Nya. Kembali terjerat aneka maksiat dan dosa. Padahal Allah mengawasi setiap saat, di manapun. Baik di bulan Ramadhan, juga di bulan lainnya. Di tempat ibadah, maupun di luar tempat ibadah. Saat beribadah, juga saat bermuamalah.
Maka, menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk menumbuhkan sikap muraqabah. Agar pikiran, ucapan dan perbuatan selalu dalam ketaatan, karena merasa diawasi Allah selalu.
Berikut beberapa kebaikan dari sikap muraqabah: pertama, akan terhindar dari perbuatan maksiat. Manusia bersifat lemah, mudah tergoda bujukan setan. Dengan bersikap muraqabah, akan timbul sikap hati-hati. Tidak akan berani melakukan kemaksiatan karena yakin ada Allah yang mengawasi.
Kedua, meraih gelar takwa. Dengan adanya sikap muraqabah, setiap muslim akan berupaya selalu menaati setiap perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang Allah SWT. Sehingga dapat menjadi manusia bertakwa.
Ketiga, bersemangat melakukan amal salih untuk bekal kembali pada-Nya. Manusia yang yakin selalu diawasi Allah, akan selalu berupaya mempersembahkan amalan terbaik. Semua dilakukan sebagai persiapan untuk kembali pada Allah kelak. Tak akan menyiakan waktu melakukan hal yang tak berguna.
Keempat, akan berjumpa dengan Allah kelak. Orang-orang bertakwa akan mendapat keistimewaan dapat "melihat" Allah SWT kelak.
Firman Allah Ta’ala,
{وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ، إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ}
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri (indah). Kepada Rabbnyalah mereka melihat." [QS al-Qiyaamah: 22-23]
Rasulullah SAW juga bersabda,
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ أَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ، وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ كَرِهَ اللهُ لِقَاءَهُ
“Barang siapa yang merindukan pertemuan dengan Allah, maka Allah pun akan merindukan pertemuannya dengan diri-Nya. Dan barang siapa yang tidak menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah pun tidak menyukai pertemuan dengannya.” (HR. Bukhari).
Mari membiasakan diri bersikap muraqabah. Menghadirkan Allah dalam setiap aktivitas kehidupan. Memacu diri dalam menaati-Nya, sehingga tercegah dari hal yang dilarang-Nya. Hingga akhirnya keridhaan Allah dapat dicapai. Kelak diizinkan berjumpa dengan-Nya.
Wallahua'lam bish-shawab.
---
[Like and share, semoga menjadi amal sholih]
---
Join Komunitas Muslimah Cinta Islam Lampung di:
⬇️⬇️⬇️
Facebook: fb.com/DakwahMCI
Telegram: t.me/MuslimahCintaIslam
Instagram: @muslimah.cintaislam
Twitter: twitter.com/DakwahMCI
---