Oleh : Safika (Mahasiswi UIN SMH Banten)
Di era milenial sekarang telah merajalela virus kemageran yang disebabkan oleh semakin melesatnya budaya populer seperti smartphone canggih, tetapi tidak hanya itu. Mager atau yang kerap kali disebut males gerak alias gabut seringkali menjadi alasan seseorang malas untuk membaca. Alasan lain yaitu adanya smartphone dengan berbagai game online dan media sosial yang ditawarkan juga sangat menarik, sehingga sering kita lupa meluangkan waktu untuk membaca buku. Buku tidak lagi menjadi prioritas utama. Budaya membaca dan menulis pada mahasiswa sampai menghadapi millenium baru ini sebenarnya masih memprihatinkan. Bahkan tidak sedikit mahasiswa lebih mudah menyerap budaya berbicara dan mendengar, daripada membaca kemudian menuangkannya dalam bentuk tulisan. Buku tak lagi menjadi teman setia, tidak memiliki waktu pun merupakan alasan klasik untuk tidak membaca. Padahal membaca bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Mahasiswa sebagai anggota dari suatu lembaga pendidikan tinggi dituntut untuk bisa mandiri dan memiliki tanggungjawab untuk menyelesaikan tugas-tugas akademiknya, tidak sedikit mahasiswa lebih memilih mengerjakan hal-hal yang menyenangkan dan mendatangkan hiburan seperti nonton, ngobrol, jalan, mendengarkan musik, dan sebagainya. Sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk membaca buku. Ada beberapa penyebab rendahnya literasi di kalangan mahasiswa yaitu malas, belum terbiasa, dan belum termotivasi. Akan tetapi, hal tersebut semestinya tidak menjadi persoalan jika diimbangi dengan usaha untuk membangun budaya literasi.
Nah, disini akan saya bagikan tips mengatasi kemageran mahasiswa dengan membaca. Simak ya guys
Buang rasa malas membaca. Rasa malas kerap kali muncul saat akan membaca buku. Kurangnya motivasi pun membuat mahasiswa tidak memiliki keinginan untuk membaca buku meski sudah tahu banyak manfaat yang bisa didapatkan dari membaca buku. Sebagai mahasiswa, harus bisa mengalahkan rasa malas dengan memaksa diri sendiri untuk menyediakan waktu untuk membaca. jika membaca menjadi rutinitas , maka tentunya suatu saat akan menjadikan sesuatu kebutuhan primer bagi diri kita.
Konsisten saat membaca. Pada awalnya semangat, tapi lama-kelamaan rasa malas mendera. Biasanya seperti itulah pola konsistensi seseorang, termasuk dalam membaca buku. Sebagai seseorang yang sering dikatakan paham intelektual, kita harus konsisten dalam membaca dan mulai membaca disertai target. Apakah target itu berupa waktu, jumlah halaman, bab, topik, atau apapun.
Budayakan Membaca di Kampus. Kampus merupakan sarana pendidikan formal. Oleh karena itu dapat dijadikan tempat untuk membudayakan membaca. membaca buku juga memberikan banyak manfaat bagi mahasiawa. Pasalnya, setiap hari dosen pasti akan memberikan materi perkuliahan dari buku teks yang menjadi acuan. Selain itu, tugas makalah juga mengharuskan mahasiswa melahap banyak buku untuk referensi.
Optimalkan Peran Perpustakaan. Peran perpustakaan juga sangat penting untuk meningkatkan gerakan literasi, karna peran perpustakaan sebagai gudangnya buku. Hal yang perlu diperbaiki saat ini adalah memaksimalkan peran perpustakaan untuk membangun budaya literasi. Misalnya dengan menambah jam kunjungan ke perpustakaan, perpustakaan yang harus dioptimalkan tidak hanya yang ada dikampus tetapi juga daerah.
Sadar bahwa Literasi adalah Solusi. Sadar literasi akan menjadi soal bagi civitas akademik kampus. Terkhusus bagi mahasiswa baru untuk menanamkan pola atau ciri mahasiswa sesungguhnya. Masa peralihan dari siswa menjadi mahasiswa adalah proses yang cukup sulit, karena pola pikir dan gaya hidup serta metode pembelajaran sangat berbeda.
Nah guys, itulah tips mengatasi mager dengan membaca.
Menumbuhkan kesadaran membaca dapat dimulai dari diri sendiri. Misalnya dengan menyediakan buku bacaan di meja belajar. Hal tersebut tentu saja diimbangi dengan kerelaan menyisihkan uang untuk membeli buku. Disinilah peran aktif mahasiswa sangat diperlukan untuk membangun budaya literasi sejatinya. Mencoba hal baik dari sekarang, biasakan membaca buku halaman demi halaman hingga tamat. Bila sudah menemukan kesenangan dalam membaca, kegiatan itupun akan menjadi kebiasaaan yang menyenangkan. Faktanya mereka yang memiliki wawasan luas karena membaca adalah orang-orang keren.