Oleh : Mesliani (Aktifis Muslimah Peduli Umat wilayah Batang Kuis)
Sungguh sangat disayangkan pernyataan dari Menteri Badan Usaha milik Negara RI Ibu Rini Soemarno terus mendorong Holding Industri Pertambangan PT Inalum ( Persero ) untuk meningkatkan nilai tambah produk tambang tanah air dengan melakukan hilirisasi. Kita tahu bahwa sektor tambang Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Dengan menggandeng mitra strategis ini, holding Industri pertambangan Inalum bisa memiliki akses ke tekhnologi yang dibutuhkan untuk hilirisasi sehingga industri pengelolaan tambang domestik bisa berkembang dan memberi lebih banyak nilai tambah dan nilai ekspor produk Tambang Indonesia bisa meleset .
Dalam kujungan kerjanya ke china pada jumat 17 mei ,Menteri Rini bertemu dengan beberapa calon mitra strategi Inalum , salah satu nya Zheijiang Huayou Cobalt Com pany Hd , produsen terbesar didunia untuk material baterai yang digunakan kendaraan listrik .
Benarkah penjajakan kerjasama ini ,dilakukan agar Holding Industri pertambangan bisa memiliki mitra strategis dalam tekhnologi dan pengembangan Demi mempercepat realisasi hilirisasi tambang Indonesia ?
Dan menurut Direktur PT Inalum ( Persero ) Budi Gunadi , perusahaan china siap investasi hingga US $ 1,83 Miliar atau setara dengan Rp 25,6 T bahkan keseluruhan proyek proyek besar bernilai lebih dari 10 M / 150 M. Sebagian besar proyek telah siap berjalan mulai 2019 , diantaranya dari segmen aluminium ,bauksit dan batu bara . Inalum bersama anggota HIP PT Antam Tbk dan produsen aluminium terbesar ke 2 didunia Aluminium ( Orporation of china Hd Calcho ) juga bekerja sama membangun pabrik pemurnian untuk memperoses bauksit menjadi alumina. Alumina merupakan bahan baku utama untuk membuat aluminum ingot . Inalum sendiri merupakan produsen aluminum ingot satu satunya diIndonesia. Perlu bagi kita sebagai masyarakat semakin peka dan sadar dalam memahami permasalahn bangsa ini ,karena dengan dialihkan PT Inalum dari AS ke china ini merupakan bagian dari proyek "Obor China " yang harus diwaspadai dan ditolak . Inilah nasib dari Inalum
" Keluar dari mulut harimau masuk ke mulut buaya " , In alum setelah lepas dari As akan diberikan kechina , yang hanya berpindah dari tuan asing yang satu keep asing lainnya . Inilah gambaran Rezim Neolib disistem demokrasi kapitalis saat ini tidak pernah bersungguh sungguh menjadi kepentingan rakyat. Hanya mememikirkan kepentingan pribadi dan golongan saja.
Didalam islam Industri yang berhubungan dengan harta kekayaan yang termasuk dalam kepemilikan u mum , seperti eksploitasi barang tambang dalam pemurnian dan peleburannya maka negara wajib membangun dan mengusahakan dalam mengelolah industrial tersebut dalam mewakili rakyat. Dan bahkan seorang pemimpin dalam islam berkewajiban dalam mengatur hubungan internasional dalam bidang industri dan ekonomi sesuai dengan hukum syariat islam sebagai mana Rasulullah telah mencontohkan kepada kita dalam perjanjian hudaybiyah. Maka dari Itu Indonesia saat ini butuh pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab atas kepemimpinanya dan tidak hanya itu saja bahkan yang utama kita butuh sistem pemerintahan dan ekonomi yang kuat dan mandiri. Dan itu hanya bisa terwujud dengan Khilafah .