Oleh : Sulistyawati, SH
Lebaran kali ini umat Islam berbeda lagi. Bukan karena kurang tenaga ahli yang mencari hilal Syawal. Juga bukan karena masalah faktor alam.. tapi kembali dihadapkan pada masalah klise yang terus berulang, yaitu belum tampaknya hilal syawal dari bumi nusantara. Padahal ada lebih dari 40 negara di dunia bisa satu hari yang sama, tapi negeri ini memilih argumen yang berbeda. Kembali lagi ke masalah politis dan sekat nasionalisme yang jadi alasannya kemudian dicari dalil-dalil yang bisa membenarkan hawa nafsunya.
Sebenarnya persoalan rukyatul hilal bukan masalah baru bagi kaum muslimin. Bahkan sejak munculnya Islam dalam masa Rasulullah, Saw., sudah disyari'atkan. Jadi, harusnya kalau pada masa itu, yang teknologi dan prasarananya baru lisan dan onta saja kesatuan hari raya yang sama, dalam satu wilayah kekuasaan negara yang luas. Apalagi saat ini didukung sarana satelit nan canggih. Seharusnya menjadi sangat mudah bagi umat Islam seluruh dunia merayakan 1 Syawal di hari yang sama. Tentu jika didukung oleh political will institusi negara yang mau menerapkan Islam secara kaffah. Selama kekuasaannya ditopang oleh musuh musuh Islam, jangan harapkan umat Islam bisa bersatu dalam mentaati dan tunduk pada aturan Rabbnya.
Sudah saatnya kaum muslimin meninggalkan sekat sekat jahiliyah dan menghinakan mereka. Yukk kita tegakkan institusi yang menjamin diberlakukannya Islam kaffah, untuk seluruh kaum muslimin dalam naungan Khilafah 'alaa minhaj annubuwwah yang diridai Allah SWT & Rasul-NYA
Wallahua'lam bishowab