Oleh: Ummu Khaira
(Menulis Asyik Cilacap)
Berdasarkan prediksi BMKG seluruh wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau mulai awal bulan April 2019 lalu.
Dan nampaknya krisis air bersih sudah seperti agenda tahunan yang hampir merata terjadi di seluruh daerah di Indonesia ketika musim kemarau melanda.
Benar saja, Seperti yang dilansir oleh -KBRN, Cilacap : Badang Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap bersiaga
menghadapi ancaman kekeringan yang berdampak pada krisis air bersih di sejumlah kecamatan.
Data yang ada menunjukkan sedikitnya 24 ribu KK di 65 desa pada 18 kecamatan terancam krisis air bersih tahun ini.
Kepala Pelaksana BPBD Cilacap Tri Komara Sidhy menyatakan sejauh ini pihaknya sudah mengirimkan 4 tangki air bersih berkapasitas masing-masing 5 ribu liter di dua desa.
“Masing-masing 2 tangki di Desa Panikel, Kecamatan Kampung Laut dan 2 tangki lain di Desa Binangun Baru, Kecamatan Bantarsari” jelas Tri, Selasa (11/6/2019).
Pengiriman air bersih ini sudah dilakukan pada akhir bulan Ramadhan lalu.
Dikatakan APBD Cilacap 2019 mengalokasikan anggaran Rp 60 juta atau sekitar 110 tangki air
sebagai upaya mengatasi kekeringan.
“Jika masih kurang BPBD akan melibatkan dunia usaha di Kabupaten Cilacap termasuk Korpri, perbankan serta BUMN/BUMD” ujarnya.
Sebagai perbandingan tahun 2018 lalu BPBD menyalurkan total 512 tangki air bersih. Sementara itu 18 kecamatan rawan krisis air bersih antara lain Kawunganten, Bantarsari, Patimuan, Gandrungmangu, Jeruklegi, Karang Pucung, Kedungreja, Kampung Laut, Adipala, Wanareja, Cimanggu, Majenang, Kroya, Nusawungu, Dayeuhluhur, dan Sidareja.
https://m.liputan6.com/regional/read/3987605/awas-65-desa-di-cilacap-rawan-krisis-air-bersih
Analisa Penyebab
Air merupakan elemen yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Lebih dari sekedar alat pemenuhan atas Hajatul 'udhowiyah (Kebutuhan Jasmani) manusia. Kekeringan & Kelangkaan air bersih tentu menjadi sebuah ancaman serius bagi eksistensi manusia.
Krisis air bersih sendiri sesungguhnya sudah menjadi isu global. yang artinya Krisis air bersih bukan hanya menjadi problem di Indonesia saja, akan tetapi juga di Belahan bumi bagian manapun.
Faktor alam seperti terjadinya Pemanasan global, Anomali iklim El Nino pada akhirnya menjadi kambinghitam atas bencana kekeringan yang menimpa atas umat manusia dewasa ini.
Padahal jelas peningkatan suhu bumi (baca: Pemanasan global) merupakan akibat bukan sebab. Begitupun terjadinya kekeringan & Krisis air bersih saat ini merupakan impact (dampak) berkelanjutan yang satu sama lain saling berkaitan.
Penyebab utama yang sebenarnya atas bencana kekeringan & krisis air bersih hari ini adalah terus Berkurangnya luas hutan dunia terutama beberapa dekade terakhir.
Berdasarkan pantauan citra satelit, Dunia kehilangan tutupan hutan hampir seluas pulau jawa per tahunnya. Di Indonesia sendiri ada hampir 2 juta Hektar kawasan hutan yang hilang per tahunnya. Sungguh angka yang fantastis & membuat miris.
Padahal keberadaan hutan merupakan hal yang sangat vital bagi kita. Tidak hanya sebagai paru- paru dunia, tempat habitat berbagai flora & fauna, tetapi juga sebagai penyimpan air ketika musim penghujan.
Deforestasi ( Penyusutan area hutan) yang kian melaju pesat tidak bisa dilepaskan dari agenda politik Neoliberal global. yaitu Liberalisasi sumber daya Alam, pembalakan liar, kebakaran hutan yang disinyalir ada unsur kesengajaan di dalamnya, eksploitasi & konversi/ alih fungsi hutan yang menjadi ladang bisnis para kapitalis.
Hal ini mengakibatkan Rusaknya lingkungan hidup, terganggunya ekosistem yang ada di alam, semakin berkurangnya sumber mata air
& bencana alam lainnya. Kondisi ini kian diperparah oleh Swastanisasi sumber mata air yang pasokannya kian menipis di Alam.
Begitu memprihatinkan kondisi masyarakat saat ini. Di tengah ancaman krisis ekonomi, masyarakat juga dipusingkan atas langkanya air bersih yang menjadi salah satu kebutuhan dasar.
Sungguh fakta yang Memilukan. Indonesia yang dijuluki Negeri Zamrud katulistiwa, negeri yang katanya kaya akan sumber daya, Negeri yang 2/3 wilayahnya adalah perairan, Namun untuk air bersih saja rakyat harus membeli dari koceknya sendiri.
Padahal dalam Islam, jelas dilarang untuk memperjual belikan air/ memonopolinya secara Individu. Sebagaimana sabda Rosulululloh Sholallohu 'alayhi wasallam;
"Manusia adalah serikat dalam tiga hal: dalam padang rumput, air, dan api” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud)
Perlu dipahami bahwa Pemerintah sebagai penyelenggara negara lah yang Harus bertanggungjawab penuh atas kebutuhan air bersih bagi masyarakatnya. Pengalokasian dana yang digelontorkan setiap tahunnya untuk memasok tangki- tangki air bersih ke daerah- daerah yang dilanda kekeringan hanya menjadi solusi sementara saja. Bukan merupakan solusi yang menyeluruh. Bahkan disatu sisi pemerintah justru menjadi penyokong kapitalisasi sumber mata air oleh pihak swasta.
Ketidaktegakkan hukum bagi para pemodal yang nakal seolah menjadi hal biasa. Pada akhirnya Rakyat kecil lah yang paling merasakan imbasnya.
Islam sebagai solusi
Allah Subhanahuwata'ala telah menciptakan bumi ini dengan sebaik- baiknya dengan segala keteraturan & keseimbangannya.
Menjamin setiap apapun yang dibutuhkan oleh Makhluknya. Bencana kekeringan yang kian menjadi merupakan akibat dari kesalahan pengelolaan sumber daya alam oleh manusia (Baca: Negara).
Allah berfirman :
ﻇَﻬَﺮَ ﺍﻟْﻔَﺴَﺎﺩُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺒَﺮِّ ﻭَﺍﻟْﺒَﺤْﺮِ ﺑِﻤَﺎ ﻛَﺴَﺒَﺖْ
ﺃَﻳْﺪِﻱ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻟِﻴُﺬِﻳﻘَﻬُﻢْ ﺑَﻌْﺾَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻋَﻤِﻠُﻮﺍ
ﻟَﻌَﻠَّﻬُﻢْ ﻳَﺮْﺟِﻌُﻮﻥَ
"Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan (maksiat)[1] manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) [ar-Rum/30:41]
Sudah saatnya bagi kita untuk saling bersinergi, kembali kepada aturan Illahi sebagai satu- satunya solusi.
Sebab hanya Syariat Islam lah yang mampu menjawab segala tantangan zaman. Melalui Institusi Khilafah tidak akan ada pihak yang semena- mena memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Menjamin keberlangsung hidup manusia sesuai dengan aturan-Nya. Agar turun Rahmat & Karunia- Nya.
Hukum Islam akan menindak tegas bagi siapapun yang melakukan eksploitasi sumber daya alam secara zholim.
Daulah Khilafah akan membangun infrastruktur sebagaimana pada masa Kekhilafahan umayyah yang pada abad ke- 3 H (9 M) telah mengembangkan kincir air, pembangunan irigasi- irigasi canggih dan lain sebagainya.
Khalifah juga akan menyerukan kepada umat untuk melaksanakan Shalat Istisqo & bertaubat, karena salah satu penyebab terjadinya bencana adalah dosa- dosa & kemaksiatan yang terjadi.
Apa yang menimpa negeri kita khususnya saat ini seharusnya menjadikan kita semakin bermuhasabah diri.Mencapakkan setiap aturan buatan manusia yang hanya akan mengundang murka Illahi Robbi. Sebab hanya Islamlah solusi hakiki, Agar Alloh turunkan Keberkahan bagi setiap yang bernyawa di atas muka bumi tanpa kecuali.
Wallohu 'alam Bishshowab.