Oleh: Heni Yuliana
Harta yang paling berharga adalah keluarga. Itulah petikan lirik lagi yang berjudul keluarga cemara. Keluarga tempat kita bernaung, berkumpul dengan orang-orang yang kita cintai.
Dan untuk meningkatkan kesadaran tentang keluarga. Setiap tahunnya diperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang diperingati setiap tanggal 29 Juni. Dan tahun ini merupakan 26 tahun peringantannya sejak diperingati pada tahun 1993.
Tema Harganas 2019 adalah “Hari Keluarga, Hari Kita Semua”, dengan slogan “Cinta Keluarga, Cinta Terencana”. Adapun tujuan dari peringatan Harganas adalah meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat terhadap pentingnya keluarga kecil, bahagia dan sejahtera dalam kerangka ketahanan keluarga. (Fajar.co.id, 25/2/2109)
Arti Kebahagiaan
Kebahagiaan adalah hal yang diingini setiap orang. Begitu pula dalam tataran rumah tangga, institusi terkecil yang kita beruntung di dalamnya. Kebahagiaan keluarga juga menjadi acuan sejahtera atau tidaknya sebuah bangsa.
Sebagai seorang muslim, kita harus melihat segala sesuatu dari sudut pandang Islam. Begitu pula dengan makna kebahagiaan. Bahagia bagi muslim bukanlah sekedar banyaknya harta, atau sedikitnya anak. Karena anggapan masyarakat hari ini banyak anak membuat hidup susah jadi akan lebih baik jika anaknya sedikit.
Arti kebahagiaan bagi seorang muslim ialah apabila ia telah mendapat rida dari zat pencipta alam semesta beserta isinya yaitu rida Allah SWT. Sehingga ketika rida-NYA sudah didapat, kita beserta keluarga kita akan bahagia bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat yaitu dengan menempati surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
Meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat tentu kita harus punya bekal. Pertama yang harus kita miliki adalah keimanan yang kokoh. Dalam Alquran surat At-Tur ayat 21 Allah SWT berfirman:
Allah SWT berfirman:
وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَا تَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَا نٍ اَلْحَـقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَاۤ اَلَـتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ ۗ كُلُّ امْرِیءٍ بِۢمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ
"Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya."
(QS. At-Tur 52: Ayat 21)
Menurut Imam Ibnu Katsir dalam ayat ini Allah Swt. menceritakan tentang karunia dan pemberian-Nya kepada makhluk-Nya, juga kebaikan-Nya, bahwa orang-orang mukmin itu apabila anak cucu mereka mengikuti mereka dalam hal keimanan, maka anak cucu mereka itu akan diikutkan kepada mereka dalam kedudukan yang sama, sekalipun anak cucu mereka masih belum mencapai tingkatan amal mereka.
Kedua, bekal amal salih. Selain keimanan keluarga juga harus berbekal amal salih. Karena amal adalah realisasi dari iman. Dan seorang muslim pasti akan berbahagia hike yeah melakukan Amal salih. Dan ini bisa dilakukan ketika ada contoh yang diberikan oleh ibu sebagai pendidik serta ayah sang pemimpin keluarga. Juga adanya komitmen antar anggota keluarga agar saling tolong menolong dan menasehati dalam kesabaran dan kebenaran.
Ketiga, menciptakan keluarga yang berpegang teguh terhadap Alquran dan sunah Rasulullah saw. Keluarga yang merindukan surga akan sadar dan menjadikan ketaatan terhadap Alquran dan sunah Rasulullah sebagai kebutuhan. Sehingga bisa membentengi dirinya dari berbagai "virus" yang akan merusak tataran kehidupan rumah tangga.
Seperti virus liberalisme, sekularisme yang akan menjauhkan keluarga dari fitrahnya. Kebebasan yang dianutnya menjadikan keluarga tercerai-berai. Disfungsi keluarga, sehingga pengaturan keluarga terbengkalai. Menjadikan Islam hanya sebagai pengisi kolom agama di KTP tapi mengenyahkan aturanNYA. Aturan dari sang Khaliq sang Pencipta manusia. Zat yang paling tahu kebaikan bagi manusia.
Semoga Allah SWT memberikan kebahagiaan hakiki bagi keluarga kita. Berkumpul di dunia dan juga di akhirat.