Kekeringan Melanda, Rakyat Makin Sengsara



Oleh: Eti Fairuzita

(Menulis Asyik Cilacap)


Bukan lautan hanya kolom lumpur.

Kail dan jala sekarang banyak yang nganggur.

Tiada ikan, tiada udang kau temui.

Karena semua telah habis dicuri. 

Orang bilang tanah kita tanah syurga, tapi hasil buminya entah kemana.

Orang bilang tanah kita tanah syurga, namun sayang -sayangnya salah kelola. 


Seiring berjalannya waktu lagu  ngehits yang satu inipun berganti syair. Lain dulu, lain sekarang, bukan? 


Negeri kita yang dahulunya dikenal subur makmur, kaya raya gemah ripah lohjinawi.  Namun saat ini berubah menjadi negeri tandus penuh erosi. Miris sekali, ada apa ini? 


Sudah jatuh  tertimpa tangga , inilah pribahasa yang pas untuk menggambarkan kondisi negeri, terkhusus bagi Kabupaten Cilacap kota kita tercinta ini. Setelah kemiskinan melanda, kemudian muncul masalah stunting atau kurang gizi, kini kekeringan adalah hal yang tidak bisa dihindari.


Negeri Subur Itu Kini


CILACAP, SATELITPOS -Memasuki musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap sudah menyiapkan sebanyak 110 tangki air bersih untuk didistribusikan.


Ada sebanyak 75.765 jiwa atau 24.677 kepala keluarga yang ada di 65 desa di 18 Kecamatan berpotensi mengalami kesulitan air bersih.


Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy mengatakan, jika jumlah tangki air yang disiapkan diperkirakan akan mengalami kekurangan.


 Karena di tahun 2018 lalu, BPBD menyalurkan air bersih sebanyak 512 tangki air. 


"Anggaran APBD hanya Rp 60 juta atau sekitar 110 tangki air, jika masih kurang dan ada permintaan dari masyarakat, maka pemda akan menggandeng dunia usaha, Korpri, Perbankan, termasuk BUMN dan BUMD," ujarnya, Selasa (11/6).


Sama seperti tahun 2018 lalu, berbagai badan usaha, BUMN, BUMD, Korpri, Perbankan, PMI, serta Polres Cilacap juga turut andil meringankan beban masyarakat yang kekurangan air bersih.


Sampai saat ini BPBD baru mengirimkan empat tangki air bersih ke desa yang sudah mulai mengalami kesulitan air bersih.

Diantaranya di Desa Panikel Kecamatan Binangun Baru Kecamatan Bantarsari sebanyak 2 tangki air.


"Hari ini BPBD juga akan kembali kirim ke Desa Purwodadi, Kecamatan Patimuan dan Kamis ke Desa Panikel kembali, itu dropping pada akhir bulan puasa," katanya.


BPBD mengatakan, desa yang mulai mengalami kekurangan air bersih bisa meminta distribusi air bersih dengan mengajukan permohonan kepada Bupati Cilacap melalui BPBD Cilacap.


Nantinya, BPBD akan mengirimkan air bersih kepada desa yang dimaksud. 


Dari 18 Kecamatan yang berpotensi mengalami kekeringan diantaranya, Sidareja, Dayeuhluhur, Nusawungu, Kroya, Majenang, Cimanggu, Wanareja, Adipala, Kedungreja, Kawunganten.


 Selanjutnya Bantarsari, Patimuan, Gandrungmangu, Jeruklegi, Kesugihan, Cipari, Kampung Laut, dan Karangpucung.

https://satelitpost.com/nasional/peristiwa/bpbd-siapkan-110-tangki-air-bersih


Jika sudah begini, tidak ada lagi yang bisa dibanggakan. Jangankan untuk menemukan emas, intan, dan mutiara hanya sekedar kebutuhan air menjadi barang langka.


Air Bukan Barang Komoditi


Sistem kapitalisme melahirkan pejabat tak punya hati, asas sekuler  diperparah tsaqofah asing terlanjur melekat membuat para pejabat berperilaku jahat, sama sekali tidak mau tahu kondisi rakyat.


Sumber daya alam yang melimpah ruah tidak mampu membuat bahagia, negara yang kaya SDA tidak menjamin sejahtera. Itu semua merupakan bukti akibat salah kelola.


Kebijakan yang pro terhadap para kapital membuat segalanya seolah menjadi halal. Penambangan liar, penjarahan hutan, dan pembakaran lahan menjadi faktor utama terjadinya erosi, kalau sudah demikian lalu kemana aliran air bisa menepi.


Ketika musim hujan tiba masalah banjir juga tidak bisa dihindari. Belum lagi kini air menjadi salah satu barang yang bisa dikomersialisasi. Hubungan antara penguasa dan rakyat menjadi rekan bisnis yang memikirkan untung rugi.


Tanpa lagi melihat kerusakan demi kerusakan yang akan terjadi, yang ditimbulkan dari tangan -tangan orang yang tidak mau diatur lagi. 


Allah Berfirman :" Telah tampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar." 

(QS. Ar- Rum : 41) 


Masalah demi masalah yang terjadi saat ini merupakan akibat dari perbuatan manusia itu sendiri. Dimana asas sekuler menjadikan agama hanya sekedar ibadah ritual, membuat manusia lupa diri dan sulit untuk sadar.


"Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api"  (HR.Abu Dawud). 


Hadist ini menunjukkan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama atas tiga perkara tadi. Dalam hal ini air merupakan kepemilikan umum yang bisa dimanfaatkan oleh siapapun.


Menjadikan air sebagai barang komoditi adalah hal yang diharamkan dalam Islam. Hanya dengan sistem islam kebutuhan akan air mudah didapatkan.


Pemerintah Islam dalam hal ini khalifah memberikan sanksi tegas kepada penambangan liar yang tidak tahu diri. Lahan -lahan erosi akan segera dilakukan reboisasi, karena air merupakan sumber daya alam yang bisa diperbaharui.Tunggu apa lagi, ganti rezim ganti sistem adalah solusi. 


Wallahu'alam Bishawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak