Oleh : Nia Faeyza
Bencana di negeri ini seolah sedang menunggu antrian nomor. Setiap wilayah diliputi bencana yang datang bertubi-tubi. Dengan jenis musibah yang berbeda dan silih berganti.
Liputan6.com, Cilacap - Di Provinsi Jawa Tengah, Cilacap merupakan wilayah kabupaten dengan resiko bencana tertinggi. Bencana banjir, tanah longsor hingga kekeringan dan krisis air bersih selalu menghantui Cilacap tiap tahun.
Agak aneh memang, daerah yang rawan banjir juga rawan kekeringan. Namun, kondisi geografis Cilacap memang memungkinkan terjadinya dua bencana yang saling bertolak belakang.
Di dataran rendah, pada musim penghujan sangat rawan banjir rendaman. Sebaliknya, pada musim kemarau, krisis air bersih mengancam. Sebabnya, air tanah tak layak konsumsi.
Kepala pelaksana harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Tri Komara Sidhy mengatakan, pada 2018 lalu, sebanyak 48 desa di 17 kecamatan di Cilacap mengalami krisis air bersih.
Komara bilang, pada 2019 ini sebanyak 65 desa di 18 kecamatan wilayah Cilacap diperkirakan rawan krisis air bersih. Krisis air bersih diperkirakan terjadi baik di dataran rendah maupun pegunungan wilayah Cilacap.
Peningkatan jumlah wilayah yang rawan bencana kekeringan dan air bersih itu dipengaruhi oleh panjang musim kemarau. Tahun ini, kemarau tiba lebih cepat dari biasanya.(*)
"Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)?" (QS. Al-Naml:60).
Sebagai muslim, tentu kita meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kekendak Allah, begitu juga dengan hujan. Turun dan tidaknya hujan itu dengan kehendak Allah.
"........ , dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih," (QS. Al- Ibrahim:7).
Dosa-dosa yang dilakukan oleh manusia menyebabkan diangkatnya nikmat, diantaranya nikmat hujan.
Semua bencana termasuk kemarau yang melanda negeri ini disebabkan oleh dosa-dosa penduduknya. Sehingga Allah menahan turunnya hujan dan menyebabkan masyarakat menderita.
Kesulitan air bersih dan gagal panen menghantui beberapa daerah, sehingga kemiskinan dan kelaparan mengancam.
Negeri kita memang kaya alamnya, tapi juga kaya kemaksiatannya. Banyak sekali dosa-dosa besar yang dilakukan. Diantaranya adalah zina dan homoseksual sudah dilakukan terang-terangan.
Riba dan korupsi merajalela.
Dan yang paling fatal, dosa yang tidak bisa dipungkiri adalah pemimpin negeri ini tidak menerapkan syariat (aturan islam). Ini adalah akar dari segala permasalahan yang timbul. Menerapkan aturan kapitalisme (buatan manusia) dan mencampakan aturan Allah. Akibatnya, keberkahan dicabut dari negeri yang subur ini.
Solusi dari musibah dan bencana yang terjadi di negeri ini adalah kembali pada hukum Allah dengan menegakkan SyariatNya.
Wallahu 'alam bishowab.