Kalau Tunggu Pintar, Kapan Nulisnya?






Oleh : Lilik Yani

Terinspirasi agenda sharing literasi malam ini
Setelah tenggang lama liburan Idul Fitri
Materi dibawakan oleh penulis ternama dari Ngawi
Tema yang dipilih 'Menerjang Penghalang Saat Menulis'

Bagaimana kawan, apakah kalian pernah mengalami?
Ada banyak penghalang jika kita menuruti
Mari kita simak bagaimana cara mengatasi
Agar kita bisa menemukan solusi

*Minimnya sarana dijadikan kambing hitam
Akan menulis jika ada komputer atau laptop di tangan
Setelah ada, apakah akan segera menuliskan?
Tidak, masih berdalih ingin memiliki hp pintar yang bisa dibawa berjalan-jalan
Padahal sebebarnya hanya dalih menutupi kemalasan

*Sibuk adalah penghalang berikutnya
Sibuk mana dengan para ustadz yang dakwah kemana-mana?
Tetapi beliau masih meluangkan waktu untuk menulis kebenaran Islam
Bahkan kumpulan tulisannya dibukukan
Agar semakin banyak umat yang tercerahkan

*Tak ada ide yang akan dituangkan
Ahh, lagi-lagi itu juga alasan
Karena ide itu banyak berkeliaran
Tapi mereka membiarkan ide itu berterbangan
Karena ide itu bukan dicari tapi ditangkap
Lagi-lagi itu hanyalah dalih menutupi kemalasan

*Tidak pandai menyusun kata
Apakah menunggu jadi pujangga baru mau menuliskan?
Maka tulislah, agar ide dan keindahan Islam segera tersampaikan
Dengan kalimat yang bisa dipahami umat
Tidak harus seindah diksi para pujangga pilihana

*Penghalang selanjutnya adalah Minim ilmu 
Apakah mereka tidak sadar bahwa hanya Allah yang Maha Berilmu
Jika mereka menunggu banyak ilmu
Lantas kapan mereka akan berbagi kebaikan?

Kawan, ada banyak umat muslim yang belum mengenal Islam 
Apalagi sampai memahami Islam dengan benar
Mereka menunggu kita untuk memberi pencerahan
Melalui lesan maupun tulisan

Kawan, jika kalian menunggu pintar baru menyampaikan
Tegakah membiarkan mereka dalam kebingungan?
Bingung apa yang hendak dilakukan
Mungkin saja mereka tidak kena dosa karena tsaqafah Islam belum didapatkan 
Tapi kita yang membiarkan
Jawaban apa yang hendak kalian berikan 
Jika Allah meminta pertanggungjawaban?

Apakah kita akan menjawab,
Karena ilmu hamba masih kurang yaa Allah
Lantas kita membiarkan saudara seaqidah terjerumus dalam kesesatan
Ampuni hamba yaa Allah
Atas kebodohan yang hamba lakukan

Kawan, yang sangat kita khawatirkan
Kebingungan saudara seiman kita jika dimanfaatkan
Ada musuh-musuh di luar, siap mencengkeram
Bagaimana kalau saudara kita menggadaikan aqidahnya
Astaghfirullah, ampuni kami yaa Allah

Kawan, bukan tidak mungkin itu terjadi
Keimanan umat yang sangat dijaga para Nabi
Jika dulu para Nabi dan Rasul berjuang dengan sepenuh hati
Agar semua umat menjaga keimanan diri

Sementara kita di sini
Menunggu pintar untuk  berdakwah literasi 
Lantas dimana kalian menyimpan hati
Jika tega membiarkan terjerumus keimanan saudara sendiri

Kawan, Allah dan Rasulullah saw mewajibkan kita untuk berdakwah
Menyampaikan syariat Islam walaupun hanya satu ayat
Kepada seluruh umat di seluruh penjuru dunia
Agar mereka mengenal Rabb-nya

Yach, kewajiban kalian hanya menyampaikan
Agar semua umat mengenal keindahan Islam
Selebihnya hak prerogatif Allah
Apakah mereka akan diberi hidayah ke jalan kebenaran
Atau mereka dibiarkan hidup dalam kesesatan

Biarlah itu wewenang Allah Sang Pengatur Kehidupan
Kewajiban kita sudah tertunaikan
Sesuai kemampuan kita
Tidak menunggu pintar
Tidak menunggu menjadi ulama
Baru mau berdakwah
Menulis tentang kebenaran Islam

Kawan, masih adakah alasan?
Untuk tidak segera bangkit mengambil tinta dan pena?
Untuk bersegera menggoreskan
Cerita keindahan Islam jika diterapkan
Dalam seluruh aspek kehidupan
Agar Islam kembali memimpin dunia
Dan bendera tauhid berkibar dengan gagahnya

Wallahu a'lam bisshawab


Surabaya, 20 Juni 2019


#IdulFitriKemenanganHakiki
#BersegeraSampaikanKeindahanIslam
#KalauTungguPintarKapanNulisnya


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak