Oleh: Arsy Novianty
Didalam pandangan Islam pemimpin disebut sebagai imam. Kedudukan seorang pemimpin dalam Islam sangatlah penting. Bahkan keberadaannya fardhu kifayah, dimana setiap manusia akan berdosa apabila tidak adanya seorang pemimpin pun dan pembebanan hukum tersebut terbebas manakala salah seorang dari umat telah terpilih menjadi pemimpin.
Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah, begitu besar tanggung jawab yang harus di pikul, selama menjadi pemimpin akan di minta pertanggungjawaban kelak di akhirat nanti.
Dilansir detik peristiwa(22 April 2019) Budaya demokrasi yang dibangun dengan cara curang pasti akan menghasilkan pemimpin yang tidak bisa dipercaya untuk menjalankan amanah rakyat.
Telah kita dapati bahwa pemimpin yang ada pada saat ini, menghalalkan segala cara untuk melanggengkan kekuasaan mereka walaupun dengan cara curang sekalipun, karena sistem yang dipakai bukan berasal dari wahyu Allah maka wajar saja kecurangan demi kecurangan dilakukan demi kekuasaan mereka.
Pemilu yang dilakukan dengan curang hanya akan melahirkan pemimpin yang tidak amanah, egoistik, hanya akan selalu mengutamakan kepentingan sendiri serta kepentingan daru kelompoknya saja yang telah ikut berjasa untuk menensngkan perebutan kekuasaan yang menghalalkan segala caranya itu.
Maka dari itu sangat penting sekali seorang pemimpin yang bertakwa, karena dengan ketakwaan akan menjalankan amanahnya sebaik mungkin. Dan ketakwaan penguasa juga seharusnya tercermin dari tanggung jawab mereka untuk mengurusi urusan-urusan rakyat. Sebab Rasulullah bersabda:
«فَاْلإِمَامُ الَّذِيْ عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَاعِيَّتِهِ»
"Seorang Imam adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyatnya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban terhadap rakyatnya" (HR Bukhari dan Muslim)
Karenanya adalah hal wajib bagi penguasa untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat (sandang, pangan, dan papan-nya). Rakyat juga seharusnya bisa menerima hak-hak kolektif mereka berupa jaminan kesehatan, pendidikan, dan keamanan secara gratis. Demikianlah tanggung jawab penguasa yang bertakwa dalam Islam.
Maka sudah jelas sekali bahwa ternyata dalam sistem Islam seorang pemimpin bertanggungjawab penuh atas kebutuhan rakyatnya, bukan malah membebani dengan mengurusi kebutuhan oleh diri masing-masing, contoh kecilnya saja masalah kesehatan seharusnya seorang pemimpin lah yang mengurusi dengan menggratiskan bukan malah sebaliknya membebani masyarakat untuk melakukan iuran setiap bulannya.
Rakyat sangat berharap memiliki pemimpin yang bertakwa, dan ketahuilah jika pemimpin bertakwa tapi tetap menggunakan sistem yang bukan dari Islam maka kebijakan yang diambil tetap akan merugikan rakyat. Contohnya ya sekarang, sistem yang berlaku membuat berbagai macam masalah muncul dan belum bisa diatasi. Maka perlu sekali untuk merubah sistem dan mengangkat seorang Khalifah di muka bumi ini, guna untuk menjalankan islam secara kaffah dan hidup sejahtera dibawah naungan khilafah
Wallahu a'lam bishowab