Oleh : Ummu Hanif (Anggota Lingkar Penulis Ideologis)
Dalam beberapa bulan terakhir Indonesia kedapatan banyak kontainer sampah impor yang bermasalah dari negara lain. Pada akhir Maret lalu misalnya, ada lima kontainer sampah impor bermasalah yang dikirim dari Seattle di Amerika Serikat ke Surabaya, Jawa Timur. Pada pertengahan Juni ini, pemerintah Indonesia telah mengembalikan lima kontainer sampah tersebut ke Amerika Serikat.
Tak cuma di Surabaya, kontainer sampah impor bermasalah ternyata juga ditemukan di Batam, Kepulauan Riau. Dilansir Antara, tim gabungan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam, dan Kantor Pelayanan Umum Bea Cukai Batam akan menindaklanjuti 65 kontainer sampah impor bermasalah yang ditemukan di Pelabuhan Bongkar Muat Batu Ampar, Batam.
65 kontainer tersebut merupakan milik dari empat perusahaan yang datang secara bertahap sejak awal Mei lalu. Namun hingga kini puluhan kontainer tersebut belum dikirimkan balik ke negara asalnya. (www.kumparan.com, 17/6/2018)
Marak impor sampah merupakan bukti bahwa begitu lemahnya posisi indonesia dalam politik dan ekonomi internasional. Para negara pengekspor sampah, tidak merasa sungkan apalagi takut dengan tindakan mereka. Dan kita lihat, Indonesia sendiri tidak memiliki taring untuk memberi peringatan kepeda negara pengekspor, meski Indonesia sudah mengetahui, siapa biang keladinya. kondisi ini sekaligus juga membuktikan lemahnya wibawa negara di hadapan para pengusaha yang mengordernya. Meski mereka hanyalah sekelompok pihak, yang tentu jika Indonesia memiliki posisi tawar yang tinggi, mampu mendepak mereka dengan sekali gertak, namun nyatanya, pemerintah tidak berdaya di hadapan mereka.
Indonesia sebenarnya adalah negara yang kaya raya. Betapa banyak sumber daya alam bahkan manusi yang luar biasa. Hanya saja, karena Indonesi tidak memegang teguh sebuah ideologi apapun, dia tidak bisa kokoh dalam melangkah. Tidak ada pemikiran – pemikiran global dan rinci untuk bisa menjadi mercusuar dunia. Serta tidak memiliki metode khas untuk menerapkan pemikirannya. Yang ada, Indonesia hanya menjadi negara pengekor, bahkan hanya negara yang melayani pesanan para tuannya.
Sunguh, islam adalah agama sekaligus ideologi yang ketika diterapkan, telah membawa masyarakatnya mejadi rujukan dunia. 3,5 abad islam telah merajai dunia. Sejarah mencatat, saat islam diterapkan, kemakmuran, kesejahteraan bagi seluruh warganya tercipta. Tidak hanya untuk yang muslim. Tapi juga non muslim. Tidak hanya itu, tidak ada negara yang berani mencari masalah dengan negara khilafah.
Maka, masih adakah harapan kita kepada selain islam untuk menjadikan negara kita kuat dan berdaya? Kepada demokrasi kapitalis kah, yang terbukti mejadikan kita tik berharga di panggung dunia? Sunggu hanya islam yang akan memapu mengembalikan kemualian Indonesia pada khususnya dan dunia pada umunya.
Wallhu a’lam bi ash showab.