Oleh : Lilik Yani
Idul Fitri, masih tersuasana silaturahmi
Usai agenda liqo Syawal tempo hari
Kuingat sahabat seperjuangan yang baik hati
Setiap ada agenda, beliau senantiasa berbagi
Setiap pertemuan, beliau suka menasehati
Dengan kata-kata yang tertata rapi
Untuk disampaikan kepada kami
Hingga tak ada seorangpun yang tersakiti
Puluhan tahun kami tak berjumpa
Berbekal alamat seingatnya
Kami berupaya mencarinya
Bertanya sani sini untuk menemukan rumahnya
Ah, kampung itu telah berubah total
Rumah-rumah bagus berdiri gagah menjulang
Tertata rapi berjajar panjang
Memenuhi seluruh tanah yang dahulu berupa lapangan
Ingatku dulu rumahnya pojok paling belakang
Ada mushola kecil tempat kami berkumpul bersama
Mengkaji dan mempelajari ilmu agama
Alhamdulillah, akhirnya bertemu juga
Rumah besar bertingkat berdiri megah
Ehm, kok sepi? Masih adakah orangnya?
Betulkah rumah megah ini miliknya?
Apakah beliau masih sehat?
Apa masih suka tersenyum ramah?
Menyambut hangat semua teman yang datang?
Lalu terlibat pembicaraan dan diselipkan dakwah?
Atau beliau sudah semakin tua dan sakit-sakitan?
Alhamdulillah, beliau tampak segar dan jauh lebih muda sepuluh tahun dari usianya
Wajahnya segar, senyum ramah menyapa tamunya
Awalnya tak mengenal kami berdua
Baru ingat setelah aku membuka suara
Sahabat lama puluhan tahun tak berjumpa
Obrolan gayeng disertai canda tawa
Seperti biasa, beliau selalu menyelipkan kata bermakna
Ayat-ayat Allah sering meluncur dari bibirnya
Mengingatkan kami tentang perjuangan dakwah dahulu kala
Menyebarkan buletin yang dicetak di kertas seadanya
Mengajak teman datang ke pengajian untuk belajar agama
Mengenal Allah sebagai pencipta dan pengatur segalanya
Beliau tak sejengkalpun berhenti berdakwah
Walau ujian silih berganti menimpanya
Dilaporkan warga, dicurigai aliran sesat
Diinterogasi polisi digeledah seluruh rumahnya
Dianggap ekstrimis yang menentang pemerintah penguasa
Juga diuji kesehatan dengan diagnosa glukoma
Yach, beliau ikhlas menerima semua ujian yang diberikan
Beliau hanya memohon, ijinkan mata ini masih bisa dipakai membaca al-Qur'an
MasyaAllah, gerimis hatiku mendengar kisahnya
Ujian demi ujian diterima dengan lapang dada
Satu pernohonannya
Masih disisakan sedikit sinar di matanya
Untuk bisa membaca kalamullah pedoman hidupnya
Hatiku gerimis, menyesakkan dada
Mataku meleleh, terharu mendengar kisah indahnya
Hingga menghentakkan jiwa
"Bagaimana denganmu, wahai manusia?"
Diagnosa glukoma bisa menyebabkan mata buta
Mohon kekuatan dan ijin Allah agar diberikan sedikit cahaya
Bukan untuk melihat eloknya pemandangan dunia
Atau hijaunya pegunungan dan indahnya aneka warna bunga
Tetapi untuk menatap rangkaian ayat-ayat cinta
Berupa jajaran huruf hijayyah yang padat makna
Menjadi pedoman hidup untuk menerangi jalan hidupnya
Untuk dikaji, dipahami, kemudian diterapkan
Untuk disampaikan kepada umat manusia yang ditemuinya
Yach, kami jadi muhasabah diri
Akan perjumpaan dengan sahabat sejati di Idul Fitri
Sahabat seperjuangan saat mengkaji
Kisahnya, sungguh begitu menggugah hati
Duhai diri, kemana saja kalian saat ini?
Kau biarkan nikmat sehat dan waktu berjalan sendiri
Sementara jiwanya sibuk bermimpi
Berharap ada perubahan nasib tanpa perjuangan hakiki
Duhai diri, yuk semangat menatap masa depan
Ada banyak umat yang belum mendapat pencerahan
Sayangi mereka, bagaikan menyayangi keluarga kalian
Kasihi mereka bagaikan mencintai anak-anak kalian
Duhai diri, semua organ akan dimintai pertanggungjawaban
Apakah kalian sudah mempersiapkan jawaban
Jika Allah menanyakan mata sehatmu untuk apa?
Sudah siapkah dengan jawaban sesuai kehendak Allah?
Duhai diri, dimana posisi al-Qur'anmu saat ini?
Apakah sudah kembali duduk rapi di lemari?
Atau masih rutin menjadi bacaan wajib setiap hari?
Atau naik posisi, dikaji bersama guru ruhani
Menjelaskan adanya Allah dzat yang wajib ditaati
Yach, pertemuan singkat dengan sahabat lama
Membuka hati untuk lebih semangat menyampaikan kebenaran Islam
Selagi Allah masih memberi kesempatan
Mata dan semua perangkat masih optimal dipinjamkan
Terimakasih sahabat
Atas nasehat mulia yang engkau sampaikan
Sebuah karunia Allah yang menggerakkan
Fisik dan jiwa kami dalam pertemuan
Silaturahmi Idul Fitri memberatkan timbangan kebaikan
Wallahu a'lam bisshowab
Surabaya, 25 Juni 2019
#IdulFitriKemenanganHakiki
#NasehatDariSahabatSejati