Gedjet di antara Surga dan Neraka



Hallo teman-teman, sekarang ni lagi dibulan ramadhan yak yang mana sama-sama kita tau bulan ramdhan ini adalah bulan yang penuh berkah, terbuka pintu maaf,hal yang kita lakukan nilainya akan di lipat gandakan, dan jangan lewatkan bulan yang datang 1 tahun sekali ini, harus dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dimana pula bulan ramadhan ini bulan dirurunkannya kitab suci al qur’an.

Pastinya teman-teman tahu bahwa di bulan ini bakalan banyak grup-grup alumni yang awalnya hening kaya kuburan di bulan ni grup itu bakalan rame pake bangetts dengan berbagai jadwal bukber-bukber yang Cuma terencana dan tak terlaksanakan, Nah.... tapi disini temen-temen jugak harus ingat tetang bagaimana seharusnya kita sebagai perempuan yang tidak boleh berbaur bebas dengan laki-lak (ikhtilath) apa lagi tanpa di dampingi oleh mahrom kita. Begitu dijaga sekali kita sebagai seorang peempuan ini, maka jika kita tidak ingin memebawa orang tua kita terkhususnya ayah kita kedalam neraka jangan lah kalian berbuat apa yang sudah dilarang. 

Pada zaman sekarang ini hampir semua kalangan baik anak muda, orang tua, anak-anak kecil sudah paham dan sudah tidak asing lagi dengan yang namanya gedjet yang semakin canggih ditambah dengan aplikasi yang semakin inovatif membuat generasi z now semakin enjoy dengan dunia mayanya. Malah ada juga lho anak-anak yang kecanduan gedjet sampai berdampak pada gangguan jiwa. Selain itu juga istilah phubbing yanng diartikan sebagai sikap acuh atau cuek saat berada dalam satu lingkungan. Misalnya saat kumpul keluarga bukannya berbincang hangat dan saling bercerita malah asyik dengan smartphonenya senyam senyum sendiri, giliran ditanya jawabnya nggak nyambung. Pengaruh gedjet memang tergantung pada empunya, bisa positif bisa juga negatif. Karna secanggih apapun teknologi teteap lebih canggih akal manusia yang digunakan untuk berpikir yang benar. Jadi apakah remaja sekarng sudah bisa dan sudah terbiasakah dengan berfikir yang benar? Ini sepertinya perlu jawaban yang komprehenshif sepertinya. Tenang aja biar kamu paham akan masalah ini baca aja isi ini sampe khatam, insaallah kamu bakal paham gimana caranya bisa jadi milenial yang ideal. So, let’s check this one out.

Viralkan Amal Sholih BUKAN Amal Salah!!!

Viral. Apa sih viral itu? Sama seperti virus yang dengan mudah dan cepat tersebar bahkan dalam hitungan detik. Nah, di sinilah peran media sosial sangat besar untuk membuat sesuatu itu viral bahkan menjadi trending topic. Dengan memvidoe hal yang tak pantas dan memberi judul video yang membuat orang penasaran untuk melihatnya. Lalu seketika berita itupun menjadi viral dan individunya menjadi trekenal. Pokoknya apapun dan siapapun bisa menjadi viral dan terkenal. Mereka tidak tampil di layar kaca tapi banyak orang memperbincangkannya. Mereka biasa disebut sebagai artis youtube. Aksinya yang mencuri perhatian telah mengundang banyak subscriber memfollow apa saja yang  youtube itu lakukan. Dan sekarang youtube dan menjadi youtuber sedang ngetrend di kalangan milenials. Para artis yang biasa hilir mudik di layar kaca pun ikutan punya channel youtube pribadi. Konon, dari youtube bisa dapat uang yang lumayan menggiurkan loh... Semakin banyak pula “penghasilan” yang didapatkan.

Makin ke sini keberadaan media sosial khususnya youtube sedah semakin popular bahkan dari bocah yang belum bisa baca aja sudah hapal dan bisa menayangkan video konten anak-anak yang mereka suka. Di era digital seperti sekarang ini, dunia seolah ada dalam genggaman. Apa saja yang terjadi di belahan dunia mana saja bisa dengan mudah dan cepat kita ketahui. Sayangnya, belum aa filter atau sensor dari tayangan-tayangan unfaedah atau negatif. Inilah sebab, sebagai remaja harus paham bagaimana kita cerdas dalam memanfaatkan teknologi. Ngga ada yang salah dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi, karna itu adalah hasil dari kecerdasan manusia yang telah Allah berikan modal utamanya berupa otak yang memiliki kemampun luar biasa. Namun, kecanggihan teknologi sesungguhnya tertakluk kepada siapa saja yang menggunakannya. Bisa jadi baik jika digunakannya untuk kebaikan, akan buruk jika digubakan untuk keburukan, Dan tentu pengaruh baik dan buruk itu akan berpulang kepada manusianya. “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri {TQS. AL Isra: 7}. Selain itu apa yang kita lihat, dengar, dan sebarkan akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah kelak. “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?” {TQS.Qiyamah:36}. So, hati-hati ya friends pastikan apa yang kita lihat atau tonton adalah sesuatu yang mendatangkan kabaikan apakah itu ilmu atau hikmah. Terlebih apa yang kita sebar harus bisa memberikan kebaikan dan bisa memberikan keteladanan. Jangan sampai yang kita share adalah sesuatu yang tidak baik atau mencontohkan sesuatau yang buruk terlebih maksiat. Semakin banyak yang follow, ternyata malah memberikan tumpukan dosa. “(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagiaan dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu” . {TQS.An Nahl:25}. Na’udzubillah. So, sebelum kita share sesuatu pikirkan dulu ini benar atau salah, mendatangkan manfaat atau laknat, akan mendekatkan pada taat atau pada maksiat. Ribet banget? Pilih sebelum upload and share apa ribet karna harus mempertanggung jawabkannya di hadapan Allah.

Paham banget. Kamu yang lagi ada di masa remaja pasti masih punya bnayka banget enerdi. Ibarat kata baterai masih full. Full energinya remaja kalau nggak diarahin bisa disalurkan ke hal-hal yang sia-sia juga kalu remaja adalah masa transisi dari anak-anak yang butuh ruang dan waktu untuk bisa tampil eksisitensinya. Di mana pengakuan diri menjadi sesuatau yang dicari. Katanya gak ngeksis, gak ngehitz... Salah satu cara untuk ngeksisi adalah dengan tampil menjadi vlogger atau youtuber. Generasi milenial memilih dirinya memanfaatkan media untuk menampilkan diri. Hm... EITSZZZ, tapi nggak cukup dong jadi generasi milenial yang abal-abal yang Cuma akrab dengan gedjet tapi kurang pakai akal (berfikir). Maksudnya seperti ini friends, kita boleh saja ngeksis, Cuma yang pertama perlu kamu pikirkan apa tujuan datti eksisinya kamu itu? Ingatt yaa.. milenial idieal itu bukan yang berfikir secara instan apalgi tanpa dipikir. Ngeksisnya kita itu harusnya dalam rangka menyebarkan keindahan islam, lebih mendekatkan diri dengan teman-teman yang baik agamanya. Buat apa kita eksis dikenal banyak orang tapi Allah sang pencipta kita nggak menganggap eksisitensi (keberadaan) kita. Kalu kaya gini sihh... Sakitnya tuh di sini (di dunia) dan disana (akhirat). Karna apa ya g kita lakukan itu nggak disukai Allah. Miasal, kamu share foto atau video kamu tapi sedang nggak berhijab padahal Allah perintahkan bagi wanita muslimah untuk menutup auratnya. “Allah berfirman: “ Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayatkami, maka kamu melupakannnya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan”. {TQS.Thaha:126}.  

Emang sih yaa.. nggak mudah untuk sebarkan kebenaran islam di jaman now, dimana media dikuasai oleh orang yang berkuasa , yangbbenar menjadi salah dan yang salah menjadi benar. Hoax didbilang fakta, eehh yanag fakta malah dibilang hoax. Jangankan mendaapatkan jutaan subscriber, menyampaikan kebenaran si penyebar malah diuber (dikejar). Terlebih yang sudah nayat terpampang nayat di kalangan remaja saat ini, sehingga menjadikan mereka seolah alergi dengan konten-konten yang “berbau” agama. Tapi, buat kamu generasi milenial ingatlah bahwa pada akhirnya kebenaran akan tetap menjadi kebenaran samapi hari kiamat sekalipun dan Allah SWT berjanji atas kemenangan agama (islam) ini. Allah berfirman dalam surah Ash Shaf9. “Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci”. Ayokk friendss, jangan pernah surutkan, kendorkan,kurangkan langkah untuk sebarakan syariat islam yang berkah. 

 


Penulis : Nova Fijar R. (SMA PLUS CITRA MADINATUL ILMI) 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak