Bahaya Pendidikan Sekuleristik bagi Generasi




oleh Firda Umayah, S.Pd*


Tak banyak yang tahu bahwa arah pendidikan yang ada di Indonesia saat ini terbilang semakin seluler. Ya, dikatakan seperti itu karena memang dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat, negara ini telah memisahkan antara aturan-aturan agama dengan kehidupan. Lihat saja bagaimana pemerintah memberikan porsi yang sangat minim untuk mata pelajaran pendidikan agama. Namun di sisi lain negara berharap bahwa generasi bangsa dapat menjadi generasi yang beradab atau berakhlak mulia. 


Sama seperti saat ini. Di dalam sistem pendidikan, khususnya dalam sebuah pengajaran, pemerintah tengah merevisi aturan terkait Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Rencananya dalam aturan tersebut akan dibuat beberapa insentif untuk menarik tenaga pendidik asing mengajar di Indonesia (detik.com/10/06/2019). Bahkan, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir telah melepas 45 orang delegasi mahasiswa Indonesia yang akan melaksanakan kunjungan ke China mulai 15 hingga 21 Juni 2019 (antaranews.com/14/06/2019).


Apa yang dilakukan pemerintah saat ini merupakan salah satu upaya untuk menyerahkan pendidikan generasi kepada pihak asing. Mengapa demikian? Karena pemerintah yang berbasis neo-liberal telah membuka keran lebar untuk asing mendidik dan membentuk paradigma pendidikan sesuai dengan kehendak mereka. Generasi akan di ajarkan untuk berpikir sekuleristik dan individual. Mereka juga akan di arahkan untuk menjadi pengabdi dan pengokoh kepentingan hegemoni kapitalisme global.


Jelas, ini bukanlah visi penyelamatan generasi. Bahkan ini bukan pula visi pembentukan bangsa yang mandiri. Bagaimana mungkin suatu negara menyerahkan pendidikan bangsanya kepada para penjajah yang haus akan kekuasaan? Bagaimana mungkin suatu bangsa akan mandiri jika segala kebijakan negerinya mengikuti arahan para penjajah? 


Sungguh, pendidikan bukanlah perkara remeh yang pantas diacuhkan. Bahkan dalam agama Islam, pendidikan merupakan salah satu pilar penting untuk tegaknya sebuah peradaban cemerlang. Lihatlah bagaimana ideologi Islam mampu melahirkan generasi unggul saat negara Islam melalui Khilafah Islamiyah di tegakkan. Ibnu Sina, bapak kedokteran dunia. Al Khawarizmi yang ahli matematika. Al Battani yang ahli astronomi dan masih banyak yang lain. Mereka semua adalah sebagian bukti keberhasilan pendidikan Islam bagi generasi. Mereka tidak hanya dididik untuk cerdas ilmu dunia tapi juga cerdas atau fasih dalam ilmu agama. Para ilmuwan muslim nyatanya telah memberikan sumbangsih terbesar bagi peradaban manusia. 


Hal ini karena pendidikan dalam Islam bertujuan untuk menjadikan kaum muslimin menjadi ummat yang terbaik. Mereka dibekali aqidah dan tsaqafah Islam untuk membentuk kepribadian Islam. Paradigma bahwa ilmu yang bermanfaat merupakan salah satu amal jariyah juga menjadi motivasi mereka dalam mengembangkan ilmu. Negara pun sangat mendukung kemajuan pendidikan. Khilafah Islamiyah menjadikan pendidikan sebagai salah satu kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipenuhi. Khilafah Islamiyah juga memberikan apresiasi yang sangat baik kepada para guru.


Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, gaji guru sebanyak 15 dinar (1 dinar = 4,25 gram emas) atau setara dengan Rp 30.000.000. Pada masa Khalifah Al Makmun, penulis kitab akan dihargai dengan emas seberat timbangan buku atau kitab yang telah ditulisnya. Khilafah Islamiyah juga memberikan fasilitas yang memadai untuk proses pembelajaran. Adanya perguruan tinggi Nizamiyah di Baghdad, Al Azhar di Mesir, Al Qawariyyin di Maroko merupakan sebagian bukti kegemilangan peradaban Islam. 


Keberhasilan sistem pendidikan Islam dalam mencetak generasi unggul juga terletak dalam sistem politik dan ekonomi negara Islam. Pengelolaan sumber daya alam oleh negara dan dikembalikan sepenuhnya untuk kesejahteraan umat merupakan salah satu kuncinya. Semua itu tidak akan mungkin mampu diwujudkan oleh ideologi kapitalisme yang hanya mementingkan keuntungan bagi para kapitalis. Sudah saatnya umat Islam sadar dan bangkit akan potensi hebatnya untuk memimpin dunia. Menebarkan rahmat ke seluruh alam dengan semua syariat Islam yang telah Allah Swt jelaskan dalam Alquran dan Al Hadits. Wallahu A'lam


*(Pendidik Asal Nganjuk)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak