Wahai Saudaraku, Sesungguhnya Musuh Kita adalah Kafir Penjajah.

Oleh: Sizka ummu hapshoh (pemerhati sosial Palembang)


Sungguh miris kondisi umat muslim saat ini. Sejak runtuhnya kekhalifahan islam pada tahun 1924, umat muslim di seluruh dunia dipecah menjadi kelompok kecil, dengan ragam kebangsaan, negara dan organisasi. Kondisi ini membuat umat muslim mudah untuk di pecah belah dan di adu domba, sehingga membuat kafir penjajah semakin kuat untuk menanamkan pemikirannya yang notabene jauh dari pemikiran islam. Saat ini umat islam sudah berada di kondisi paling terpuruk. Di berbagai belahan dunia islam minoritas menjadi bulan-bulanan kafir penjajah, Rohingya, Uyghiur, Palestina, New zealand, dll. Seolah lupa bahwa mereka saudara seiman, umat muslim dunia hanya bisa diam, paling maksimal hanya mengecam. Tidak ada tindakan nyata karena kita terpecah belah.

Indonesia yang notabene negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tak jauh berbeda. Ulama dipersekusi, di hina bahkan di olok-olok. organisasi islam dibubarkan, dan yang menjalankan islam moderat justru di agungkan, jadi beragama islam itu yang biasa-biasa saja. kemudian Agama islam hanya di jadikan lelucon. Sekedar bahan lawakan untuk menciptakan gimic agar acaranya laku di jual. Atau sebagai olokan agar islam kaffah semakin di benci, dilabeli garis keras, radikal, ekstrimis bahkan teroris. Islamophobia di hembuskan di tiap-tiap kesempatan. 

Monsterisasi ajaran Islam melalui perang istilah (harb al Musthalahat) sebagai radikal, garis keras (hard line) dan membenturkan dengan Islam moderat adalah proyek barat untuk memecah belah umat Islam sekaligus melumpuhkan kebangkitan umat. 

 Di zaman penjajahan belanda, para ulama pejuang kemerdekaan juga disebut sebagai kaum radikal. Istilah radikal dan moderat memang istilah yang dibuat oleh kaum penjajah untuk melumpuhkan kebangkitan Islam. 


Para pejuang seperti Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Laksamana Malahayati, Cik Di Tiro, Panglima Polim, Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Nanrenceh, Sultan Hasanuddin, Ranggong Daeng Romo, Kyai Abdullah Sajjad, Sunan Cendana, Pangeran Diponegoro, Jenderal Sudirman oleh penjajah belanda dijuluki sebagai kaum radikal. Kata radikal disematkan kepada mereka, sebab mereka tidak mau tunduk kepada penjajah, demi mempertahankan martabat dan kemerdekaan negeri ini. Bagi penjajah, mereka radikal, bagi rakyat mereka adalah pahlawan. 

Islam datang dengan cara yang asing dan akan kembali juga dengan cara yang asing. sekarang para pengemban dakwah islam kaffah dianggap paling asing, paling aneh, tidak masuk akal, maksa, ribet, serba tidak boleh ini itu. yang menariknya mereka yang berbicara seperti itu terkadang adalah orang-orang yang cerdas secara pemikiran. Namum karena akalnya tidak tunduk kepada hukum syara maka hanya memainkan logika saja. Bagi mereka yang ada sekarang adalah hal yang lumrah, yang biasa, yang normal walaupun salah dan melanggar perintah Allah. Seperti riba, zina, dan paling buruk yaitu Demokrasi. ya demokrasi!

Sadarkah wahai saudaraku bahwa demokrasi berasal dari kafir penjajah. Bahwa sesungguhnya paham demokrasi di hembuskan untuk menjauhkan islam sebagai pedoman kehidupan, menjadi islam yang hanya mengatur hal-hal di dalam masjid dan ibadah rutin saja. Padahal Allah sebagai sang pencipta, menciptakan manusia lengkap dengan aturanNya melalui Al Quran. Mukzijat Allah yang tidak akan lekang dimakan waktu, yang tidak akan berubah meski modernisasi terus memenuhi seluruh muka bumi ini. Segala aturan Allah akan tetap bisa di terapkan dan berlaku bagi seluruh umat manusia dimanapun. 

Al baqoroh : 2

دلك الكتب لا ريب فيه هدى للمتقن

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertakwa.


Maka janganlah sampai umat islam jauh dari ajaran agamanya sendiri, jauh dari Al Quran yang di turunkan oleh Allah. 

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS Ali Imran : 110) 

Yang terjadi saat ini adalah karena kafir penjajah tidak pernah ridho bila umat islam kembali kepada ajaran agamanya maka seluruh fitnah-fitnah di lontarkan untuk terus memperburuk citra islam di mata dunia. 

Allah telah mengingatkan dalam firmanNya :  Dan janganlah kamu menuruti orang-orang  kafir dan orang - orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakkallah kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pelindung. (QS Al Ahzab : 48)

Maka ingatlah wahai saudaraku musuh kita sesugguhnya adalah kafir penjajah. berhentilah bermusuhan sesama muslim, berhentilah saling melemahkan, berhentilah termakan adu domba mereka. Ingatlah tujuan kita sama yaitu memperoleh ridho Allah. Maka mari bersama-sama kita belajar islam kaffah, kemudian mengenal apa itu khilafah min hajjin nubuwwah, setelah mengetahui dan paham, mari  kita bersama-sama berjuang untuk menegakkannya. Karena hanya dengan khilafah lah umat islam akan bersatu, hanya dengan khilafahlah kaum kafir penjajah akan gentar, dan dengan khilafah juga lah seluruh manusia di muka bumi akan memperoleh rahmat dari seluruh Alam. Karena apa? karena bumi ini milik Allah, maka kita kembalikan seluruh urusan kita kepada hukumnya Allah, dan hukumnya Allah hanya bisa berlaku bila menegakkan khilafah. 

Saudaraku janganlah termakan tipu daya kafir penjajah yang membuat kita termakan isu, yang memperburuk citra Islam, sehingga kita ikut-ikutan pula membenci dan takut pada khilafah. padahal khilafah adalah ajaran islam. WalLâhu alam  Bishawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak