Tragedi Pesta Demokrasi*


Oleh : Siti Ningrum


Tahun 2019 adalah tahun kali pertama untuk Indonesia yang melakukan Pemilu serentak untuk pemilihan DPRD I dan II, DPR RI, DPD dan sekaligus pemilihan langsung presiden dan wakil presiden.


Masyarakat dibuat pening 7 keliling secara harus memilih dan memilah diantara 5 lembar dan warna warni kertas yang harus mereka coblos tak ayal mereka pun tak mau tau yang pada akhirnya hanya memilih yang simple saja yaitu pencoblosan capres dan cawapres saja yang notabene pilihan cuma dua paslon dibanding harus memilih nama diantara sederetan nama nama dan partai dari masing masing calon.


Masyarakat pun di buat terhenyak dengan pemilu kali ini, sebab banyak memakan korban jiwa tidak tanggung-tanggung yang meninggal mendekati angkat 500 jiwa, belum yang sakit sakitan jumlahnya fantastis sekali angkanya mencapai ribuan sungguh memilukan sekali.


Hiruk pikuk pemilu belum selesei sampai disitu,  hasil perhitungan cepat atau QC pun menjadi pemicu hal lain bagaimana tidak hasil QC dan Real Count banyak perbedaan dan menjadi kontroversi di masyarakat, dilapangan banyak ditemui kejanggalan bahkan diduga ada kecurangan yang  terstruktur sistematis dan masif 

hasil situng KPU pun dipersoalkan banyak ketidak sinkronan antara data di KPU dengan C1 dilapangan yang merugikan sebelah pihak paslon capres dan cawapres nomor 02 dan ini menimbulkan kemarahan  pendukungnya akhirnya saling klaim dari kedua belah pihak pun terjadi


Bapak Reformasi yaitu Amien Rais pun yang berada di kubu 02 akhirnya angkat bicara, akan melakukan people power jika hasil pemilu banyak kecurangan yang merugikan 02


Akhirnya isu people power ini pun bak bola salju terus menggelinding ditengah-tengah masyarakat dan gayung pun bersambut  sebagian masyarakat pun telah bersiap-siap menyambut seruan itu.

Pemerintah pun sudah siap siaga dengan puluhan ribu pasukan pengamanan sebagai pengawalan ketat untuk mengawal aksi massa jika itu sampai terjadi


Ketidak percayaan masyarakat terhadap pemerintah telah memicu masyarakat untuk bertindak lebih jauh, karena mereka berpikir tak ada jalan lain jika melalui pemilu tidak bisa maka menurut mereka jalan satu-satunya adalah memobilisasi massa agar turun ke jalan untuk melakukan aksi yaitu melakukan people power.


Merebut kekuasaan dengan jalan people power telah dilakukan di berbagai wilayah negeri-negeri muslim seperti Arab Spring namun tetap saja hasilnya tidak sesuai dengan harapan masyarakat karena mereka hanya mengganti pemimpin bukan mengganti sistem. Pergantian pemimpin jika sistemnya masih menganut sistem demokrasi kebijakan-kebijakan tidak akan berubah.


Perubahan tidak bisa dilakukan dengan cara people power sebab people power mengandalkan pada banyaknya massa bukan pada kekuatan pemikiran yang kuat. Kekuatan massa bisa dialihkan namun kekuatan pemikiran tidak bisa dialihkan dalam Islam telah jelas kekuatan pemikiran lebih kuat dari kekuatan massa yang besar. Contohnya Reformasi 1998, telah menumbangkan masa orde baru tapi tetap saja setelah itu sistemnya tetap demokrasi semenjak itu sampai hari ini tetap saja Indonesia tidak berubah tetap dalam cengkraman asing dan aseng.


Yang harus dilakukan adalah mengganti sistem demokrasi dengan sistem islam dengan metode yang telah ditetapkan dalam Islam dan telah dicontohkan oleh Rosulullah SAW diantaranya adalah memahamkan umat  dengan pemikiran islam, meraih kepercayaan dari ummat dan ummat dengan rela menyerahkan kekuasaan kepada partai yang sohih.

Partai yang sohih adalah partai yang menerapkan fikrah islam dan toriqoh nya pun islam tidak dengan yang lain.


Rosulullah SAW ketika di Mekkah tidak pernah melakukan aksi people power namun terus mendakwahkan islam ke tengah-tengah umat hingga sampai ke Madinah, kaum Anshor dengan rela memberikan kekuasaanya kepada Rosullullah SAW, mereka ridho diatur dengan hukum Islam sehingga terbentuklah Khilafah di Madinah.


Maka jelas berbeda sekali pergantian kekuasan dalam demokrasi dengan pergantian kekuasan dalam Islam.


Pergantian kekuasaan jika tetap sistem demokrasi yang dipakai tidak akan membuahkan hasil yang signifikan berbeda dengan pergantian sistem maka sistem Islam akan melahirkan perubahan-perubahan yang signifikan dan keberkahan akan di raih sesuai dengan firman Allah SWT : 

"Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (Para Rosul), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya......(Q.S.Al'Araf ;96-99)


Wallohualam Bishowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak