Oleh : Ummu Yumna
(Aktivis Smart Muslimah)
Kondisi Gaza di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan suka cita bagi umat islam. Semua muslim menyiapkan diri dengan semaksimal mungkin untuk mengumpulkan pahala di bulan istimewa ini. Berbagai persiapan dilakukan mulai dari lauk pauk, pakaian, dan kebutuhan lainnya untuk menyambut bulan penuh berkah yang hanya datang sekali selama setahun. Namun, kondisi ini tidak seindah kondisi saudara kita di Palestina. Persiapan kebutuhan bahkan waktu untuk menikmati hidangan buka puasa di hari pertama Ramadhan sirna diderai berbagai rudal di atas langit Palestina yang menghancurkan semua bangunan penduduk sipil yang tak berdosa.
Bombardir Israel di Palestina malah kian memanas. Cahaya bom rudal laksana kembang api raksasa yang berkilau di setiap ujung bangunan saat malam tiba. Tiap jam bahkan detik, hidup saudara kita di Palestina tak tentu arah. Mencari tempat perlindungan yang aman untuk menyantap sahur bahkan berbuka puasa di bulan Ramadhan. Sanak saudara bercerai berai mencari perlindungan, bahkan berpisah selamanya karena serangan bom yang mematikan, tak ubahnya seperti gambaran kiamat kubra saat dunia mulai sirna suatu saat nanti. Namun, apa yang bisa kita lakukan? Hanya bisa menangis dan pilu melihat kondisi mereka. Tak lebih dari sekedar simpati dan empati semata. Berbagai tagar save humanitas untuk Gaza bertebaran di media sosial sebagai bentuk kecaman terhadap kebiadaban Israel untuk Palestina. Mengapa situasi Gaza kembali memanas?
Dari berbagai informasi menjelaskan bahwa awal mula terjadinya bombardir yang memanas adalah dari gerilyawan Palestina yang menembak jitu pasukan Israel dan menyebabkan luka. Alasan ini yang membuat Israel melakukan bombardir Palestina di udara dengan brutal. Alasan klasik yang menjadi pisau untuk melancarkan kembali serangan. Rudal Israel semakin membabi buta disaat awal bulan Ramadhan. Tercatat 23 warga gaza yang tewas, diantaranya seorang perempuan yang mengandung dan seorang bayi. Aksi ini dilakukan sebagai serangan balasan karena menewaskan empat warga Israel dan tiga diantaranya adalah militer Israel.
Milisi Palestina menembak tepat sasaran ke militer israel. Kita ketahui bersama bahwa militer Israel yang menggempur Gaza tak henti-henti, sebagai bentuk perjuangan milisi Palestina adalah menyerang dengan sasaran militer. Namun, Israel menjadikan alasan tersebut untuk menggempur habis-habisan Palestina dengan tank dan rudal sampai ke kawasan penduduk Palestina, bukan titik dari serangan milisi Palestina. Menurut Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu bahwa agresi Israel saat ini semakin tak terkendali. kekerasan Israel terhadap orang tak bersalah tanpa perbedaan adalah kejahatan kemanusiaan. Hal ini disebutkan karena agresi Israel sudah masuk diranah kantor Anadolu News Agency yang merupakan kantor berita turki di jalur Gaza. Aksi saling gempur antara Israel dan militan Palestina di Gaza ini disebut sebagai eskalasi paling serius di Gaza sejak perang antara Israel dan Hamas tahun 2014 lalu.
Ramadhan Harusnya Momentum Persatuan Umat Untuk Gaza, Bukan Hanya Ratapan
Dari berbagai peristiwa yang terjadi di Gaza di bulan Ramadhan ini, kita hanya bisa melihat di depan mata, tanpa bisa melakukan apa-apa. Pertanyaannya. Apakah selamanya kita hanya bisa melihat dengan tangis dan pilu? Tidak, jika para penguasa muslim bersatu tanpa ada sekat nasionalisme dan perjanjian rahasia dengan penjajah dan pendukungnya. Ramadhan semestinya membuat umat makin bersemangat utk mewujudkan kemuliaan umat dan persatuan hakiki di bawah naungan Islam.
Naungan islam adalah satu-satunya solusi dari segala permasalahan umat muslim di dunia. Ketika naungan islam diterapkan. Ucapan belasungkawa dan keceman bukan lagi bentuk tangis dan pilu seluruh umat muslim di dunia, tetapi diganti dengan tindakan aksi membela saudara kita dengan bergerak serta berjihad melawan kebiadaban Israel dan sekutunya untuk membela bumi Palestina. Umat muslim harus memahami bahwa luka Gaza adalah luka kita bersama, semestinya tak ada sekat dengan alasan nasionalisme dan tak ada alasan karena beda negara.
Solusi Islam Kaffah Untuk Gaza Adalah Wajib
Firman Allah SWT “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. “ (QS Ali Imran:103). Hal ini juga diperkuat dengan Sabda Rasulullah SAW “Muslim adalah saudara muslim yang lain, dia tidak boleh menzhaliminya, membiarkannya (dalam kesusahan), dan merendahkannya. Takwa itu di sini (beliau menunjuk dadanya tiga kali) cukuplah keburukan bagi seseorang, jika dia merendahkan saudaranya seorang muslim. Setiap orang muslim terhadap muslim yang lain haram: darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR Muslim no. 2564; dan lainnya dari Abu Hurairah).
Penjelasan dari Firman Allah dan Hadist Rasulullah semestinya dipahami dan diterapkan bersama sebagai seorang muslim. Sungguh kita tidak adil dalam memperlakukan ayat-ayat Allah SWT. Kita hanya melaksanakan sebagian ayat dan seolah mengingkari sebagian ayat yang lain. Padahal tindakan demikian serupa dengan tindakan kaum Yahudi, yang jelas-jelas amat dicela oleh Allah SWT. Mengamalkan syariat Islam secara sepotong-potong adalah langkah syaitan yang dimurkai Allah SWT. Firman Allah SWT “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu” (QS Al-Baqarah :208).
Wujud Kepedulian Untuk Gaza Adalah Terapkan Khilafah ‘ala minhaj an-Nubuwwah
Sebagai bentuk dan wujud kepedulian kita terhadap saudara kita di Palestina, bukan hanya merasa tangis dan pilu semata, tetapi marilah bulan Ramadhan kali ini kita jadikan momentum untuk melakukan perubahan secara total demi terwujudnya “Islam kaffah”, caranya adalah dengan berupaya sungguh-sungguh menegakkan institusi pemerintahan Islam, yakni Khilafah ‘ala minhaj an-Nubuwwah sebagai upaya maksimal kita untuk menolong saudara kita di Palestina. Semoga adanya upaya ini sehingga Allah SWT memperbaiki keadaan kaum muslimin dan mengembalikan kemuliaan mereka. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar doa dan Maha Kuasa terhadap segala sesuatu. Aamiin yaa Rabbal Aalamiin. Wallahu’alam bissawab.