Dwi Agustina Djati, tinggal di Semarang
Sexy Killer, sebuah film dokumenter keluaran Wachdoc yang sedang jadi trending topic. Bercerita tentang dampak eksplorasi emas hitam di pulau terbesar Indonesia, Kalimantan.
Sumber daya alam selalu menjadi isu seksi di belantara ekonomi negara. Sejak dulu Indonesia adalah bintang di Hindia Timur. Tak cuma batu bara.
Minyak bumi, emas, timah, bijih besi, tembaga, nikel dan uranium adalah sedikit dari bejibunnya sumber daya Indonesia. Maka tidaklah aneh jika Indonesia menjadi magnet bagi para korporat asing.
Sexy Killer seharusnya membuka mata para penguasa, bahwa pengelolaan SDA jika tidak benar akan berdampak pada lingkungan sekitar. Efek selanjutnya tentu masyarakat secara luas.
Kekurangan air bersih akibat penggalian. Kubangan air beracun dalam jumlah besar sehingga berpotensi menimbulkan penyakit dan nyawa melayang. Paling parah sedikitpun rakyat tak bisa menikmati bahkan sekedar remah-remah dari sumber daya alam tersebut.
Inilah gambaran brutalnya eksplorasi sumber daya. Manusia begitu rakus mengambil apa yang tersembunyi di dalam bumi dengan menginjak manusia lain. Tidak peduli kerakusnya menyebabkan manusia lain terhalang menikmati kekayaan alam yang dianugrahkan bagi manusia secara umum.
Sexy Killer juga memperlihatkan kepada kita hubungan manis antara penguasa berikut keluarganya dengan pengusaha. Dalam film tersebut ada nama-nama kandidat calon penguasa negeri ini yang tengah berlangsung memperebutkan kursi panas kekuasaan.
Sejumlah keluarga mereka dan menteri kabinet pelangi lewat perusahaan yang mereka kelola. Jadi wahai rakyat negeri ini paslon satu maupun dua yang menang, kebijakan tentang sumber daya alam ini tidak akan banyak berubah.
Siapa sesungguhnya pemilik hakiki dari sumber daya alam ini? Jawabanya rakyat. Itupun melalui ijin dari pemilik Alam semesta Allah swt.
Melalui sejumah hukum syara rakyat diberikan ijin untuk menikmatinya, tanpa boleh melakukan penguasaan secara individu jika menyangkut sumber daya alam tak terbatas seperti emas hitam ini.
Bagaimana dengan penguasa? ia adalah wakil rakyat yang tugasny melakukan eksplorasi sumber daya tersebut untuk dibagi secara merata. Amanah penguasa juga mengatur agar tidak terjadi kekacauan diantara individu rakyat akibat berebut lahan.
Oleh sebab itu dibolehkan bagi negara melakukan berbagai hal sesuai dengan kebutuhan rakyat dan demi kesejahteraan mereka.
Namun sayang penguasa hari ini justru melakukan penghiatnan atas amanah rakyat. Sumber daya alam digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran mereka berikut keluarga dan para koleganya.
Tidakkah mereka takut akan ancaman Allah? Agaknya hal seperti ini telah menjauh dari benak. sistem hidup tidak menjadikan agama sebagai landasan dalam beramal.
Hanya melulu digunakan untuk amalam privat, tidak digunakan sebagai landasan dalam kebijakan negara. Sungguh kita merindukan para pemimpin yang mampu memegang amanah rakyat dengan benar. Wallahu 'alam bi Showab