Oleh: Nani (Pengajar di Tangerang)
Saat ini kita sudah masuk bulan kelima dalam penanggalan tahun masehi, yaitu Bulan Mei. Di bulan ini kita akan merayakan Hari Pndidikan nasional atau sering kita sebut dengan Hardiknas. Yang jatuh pada tanggal 2 mei.
Ada yang miris dengan pendidikan yang ada di negeri ini. Belum lama kita mendengar bagaimana sekelompok siswa SMA yang berjumlah 12 orang tega menganiaya seorang pelajar SMP dengan sadis. Keadian ini terjadi di tengah jalan. Dan lebih mengenaskan setelah melakukan penganiayaan masih sempat untuk berselfie ria. (Kompas.com). Ini hanya satu dari kejadian yang terjadi akhir-akhir ini.Masih banyak lagi kelakuan siswa yang terkategori kriminal. Penganiayaan terhadap guru, perkelahian pelajar dan entah apa lagi. Ada apa sebenarnya dengan pendidikan kita?
Padahal pendidikan merupakan ujung tombak dalam proses regenerasi. Melalui proses ini akan dipersiapkan generasi yang siap untuk memimpin negeri ini selanjutnya. Melalui tujuan pendidikan ada harapan yang sangat tinggi agar generasi kedepan akan mampu sesuia dengan apayang digariskan dalam tujuan tersebut.
Tujuan pendidikan yang termaktub dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 tertulis bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Jika kita membaca kemudian kita pahami dan hayati kata per kata dari kalimat di atas sungguh ada harapan besar dan keinginan yang sangat tinggi yang ingin dicapai melalui pendidikan. Dimana Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan orang untuk mengubah manusia sesuai dengan apa ada dalam kalimat di atas. Sungguh harapan dan cita-cita yang sangat mulia dan tinggi.
Manusia beriman dan bertakwa, kalimat itu saja sudah menunjukkan seorang pribadi yang sangat tinggi dan luar biasa. Pribadi yang beriman dan bertakwa sudah pasti akan takut kepada penciptanya, takut akan dosa dan akan selalu taat dengan apa yang diperintahkan oleh Robbnya. Dipertegas lagi dengan kata berakhlak mulia yang menunjukkan kepribadian yang sangat luhur, dan pastinya tidak akan melakukan hal-hal yang melanggar aturan, apalagi aturan yang berasal dari Tuhannya.
Sungguh sempurnanya jika hasil pendidikan ini terwujud. Orang yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia sudah pasti tidak akan melakukan korupsi, karena korupsi adalah tindakan yang secara tidak wajar dan tidak ilegal menyalahgunkan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak (wikipedia.org). Namun jika kita lihat di Indonesia orang-orang yang terhormat, yang rakyat telah memberikan amanah dan kepercayaannnya malah menjadi lembaga terkorup (Tribunnews.com). Padahal lembaga ini sudah pasti anggoatanya adalah orang-orang yang sangat tinggi pendidikannya.Ini baru satu contoh saja.
Bertolak belakangnya antara tujuan pendidikan dengan hasil yang didapat menunjukkan ada yang salah dalam proses menuju ke tujuannya. Dan ini adalah dampak dari diterapkannya sistem yang mengambil jalan tengah, sistem yang bisa dikompromikan dengan keinginan manusia sebagai makhluk yang mempunyai hawa nafsu. Dimana tujuan pendidikan telah terinfeksi oleh virus sekulerisme. Dalam pandangan sekulerisme setiap individu bebas melakukan apa saja. Karena dasarnya adalah kebebasan. Bebas berbuat, bertingkah laku, berpendapat, beragama dan masih banyak kebebasan yang lain. Agama hanya simbol semata, yang penting individu sadar bahwa ada yang menciptakan. Terkait apakah mau terikat atau tidak itu tak masalah.
Jadi kata beriman dan bertakwa itu akan semakin sulit diwujudkan jika kita masih menerapkan sistem ini. contoh sederhana, dalam Islam seorang muslimah yang sudah baligh berkewajiban untuk menutup aurat, namun atas dasar kebebasan maka musimah tersebut berhak untuk menentukan apakah dia akan menutup aurat atau tidak. Alhasil muslimah tersebut membuka aurat nya, maka predikat bertakwa tidak ada pada diri muslimah tersebut, inilah sebuah gambaran dimana untuk menunjukkan kata beratakwa saja sangat sulit.
Oleh karena itu tujuan pendidikan yang hendak dicapai harus disinergikan dengan aturan yang diterapkan. Jika kita menerapkan aturan sekuler yang memisahkan kehidupan dengan agama, dimana kebebasan sebagai asassnya maka akan sulit sebagus apaun tujuan itu. Dan faktanya sudah terbukti pada saat ini. lalu aturan apakah yang akan mampu mewujudkan tujuan yang mulia dan tinggi?
Islam sebagai sebuah agama yang berisi aturan yang maha sempurna dan telah terbukti selama 13 abad mengatur kehidupan manusia. Tak terkecuali bidang pendidikan saja, bisa menjadi solusi atas ketidaksinerginya antara tujuan dan hasil yang didapat. Aturan Islam yang berasal dari dzat yang maha benar tidak mempunyai kepentingan sedikt pun bagi sang pencipta. Aturan ini semata-mata untuk mengatur kehidupan manusia, karena pencipta tau kelemahan akan sesuatu yang diciptakan.
Aturan Islam bukan hanya untuk orang yang beragama Islam saja. Aturan ini diperuntukkan bagi seluruh umat manusia. . Zaman rosul pun di luar Islam sudah ada, seperti Yahudi, Nasrani dan kaum musyrik. Al-qurn menjelaskan tidak ada paksaan dalam beragama. Namun mengaturan hubungan manusia dengan yang lain haruslah aturan tersebut mampu melindungi semua makhluk di dunia ini. Karena aturan Islam ketika diterapkan akan menjadi rahmat bagi semua.
Bagaimana mungkin tak sekuler dalam dunia pendidikan. Sistem pemerintahan yang dijalankan pun demikian. Hingga kita dapat rasakan sendiri akan jauh sekali tujuan pendidikan terwujud. Aturan yang dijalankan di negara kita berasal dari para anggota dewan rakyat yang telah terpilih. Mereka berhak menentukan aturan selama aturan tersebut disetujui oleh anggota, walaupun melanggar aturan yang berasal dari dzat yang menciptakan. Artinya suara terbanyak dapat mengalahkan Tuhan, sungguh mengerikan padahal manusia adalah makhluk yang sangat terbatas. Terbatas kemampuannya, kehebatannya, usianya, analisanya dan lain sebagainya. Mengapa harus Islam? Karena Agama islam adalah agama yang komprehensif dengan prinsip-prinsip, untuk masalah disetiap bidang kehidupan baik spiritual, moral, sosial, politik, hukum, pendidikan, ekonomi, dan lain sebagainya. Firman Allah SWT dalam Surat Al-An’am ayat 38 dijelaskan “tidak ada sesuatu pun yang kami luputkan di dalam kitab”. Maka jangan sampai kita manjadi orang yang ragu. Wallahu ‘alam bish showab.