Apa jadinya jika guru "merendahkan" harga diri dan murid jadi diatas angin karena GAME ONLINE?
Tadi pagi saat sahur, saya lihat iklan yang sangat menyentil nurani. Alkisah ada seorang guru kiler yang ditakuti murid. Seluruh kelas tunduk berikut satu murid yang di setrap. Saat itu sedang berlangsung mata pelajaran sejarah Indonesia. Lalu, ada seorang murid yang datang terlambat dengan ekspresi songong sesongong-songongnya.
Apa yang terjadi?
Gurunya melongo dong. Alih-alih bersikap layaknya bagaimana guru mengingatkan murid yang terlambat dan pantas dihukum, guru malah bersikap seperti budak dengan majikan. Si guru menunduk-nunduk hormat, bahkan membawakan tas murid. Si murid masih dengan gaya songong menuju tempat duduknya diikuti pandangan takjub murid lainnya. Makin speechless ketika di akhir iklan game online yang mengusung tagline semua bisa jago main game itu nyatanya membuat si guru kalah jago dibanding si murid hingga merajuk ketika main game bareng di taman. Si murid kembali bersikap jumawa.
See, ada banyak hal yang minus dalam tayangan iklan tersebut.
1. Suasana belajar tidak sepatutnya begitu menakutkan. Kita sepakat bahwa belajar dengan kondisi relaks dan bahagia akan lebih bermakna bukan?
2. Murid terlambat sudah merupakan bentuk tidak disiplin, ini ditambah dengan sikap seolah tak masalah dia datang terlambat. Dimana teladan tanggung jawab seorang murid?
3. Sikap murid terhadap guru sangat memprihatikan. Ketika norma dan agama mengajarkan untuk bersikap hormat pada orang yang lebih tua, terlebih pada guru, iklan ini benar-benar memberikan contoh yang kontra.
4. Lebih parah lagi ketika guru membawakan tas murid. Dimana-mana itu murid yang membawakan tas guru sebagai bentuk memuliakan guru. Ini malah terbalik dengan sikap yang mengenaskan pula.
5. Adegan guru yang pilih kasih patut menjadi sorotan. Guru harus bersikap adil. Tidak ada yang dibedakan apalagi mendapatkan perlakuan spesial karena game online.
6. Scene terakhir makin bikin ngelus dada. Ketika banyak sekolah menerapkan penggunaan hp di sekolah, ini malah sama guru diajak main game online bareng di taman yang notabene masih area sekolah dan memakai seragam 😭 Rasanya sebagai (berijazah) pendidik malu banget dengan adegan tingkah guru yang merajuk seperti anak kecil tantrum tidak mendapatkan permintaannya.
Pengalaman PPL 3 bulan di SMP mendapati 1 murid yang seperti itu aja bikin emosi setengah jiwa, apalagi jika itu ditiru banyak murid.
Apa jadinya generasi Indonesia jika dicekoki iklan seperti itu. Mau didatengin guru impor kalau lingkungan tidak mendukung ya sama saja.
Sudah selayaknya lembaga sensor lebih selektif. Mari saling bahu membahu untuk lebih "ketat" menyaring apa yang akan ditayangkan terutama untuk anak-anak dan remaja
Jika kamu peduli, share tulisan ini agar di dengar KPI dan lembaga perlindungan anak. Semoga ini juga menjadi pelajaran bagaimana kita mengedukasi produk tanpa mereduksi etika.
Semoga iklan itu segera turun dari layar kaca.