Rindu Memanggil Dari Tanah Palestin

By: Mila Sari, S.Th.I

Sastrawan, Penggiat Opini dan Pendidik Generasi


Lama sudah hidup dalam balutan duka

Menangis meronta menahan kepiluan

Tenggelam dalam tragedi tak berujung

Terombang ambing dalam prahara duka

Hanyut jauh terbawa arus kenestapaan


Ramadhan baru saja memberi salam

Mengetuk pintu-pintu hati manusia

Mengantar insan ke gerbang Rahmat

Namun Palestina telah porak poranda

Dihancurkan oleh kebiadaban manusia


Karena apakah mereka dibinasakan?

Adakah mereka memang bersalah?

Karena memakan hak orang lain kah?

Atau menjarah bumi yang tak mesti?

Pembuat onar, gaduh dan makar?


Tidak, tidak, sama sekali tidak

Namun tiada pembelaan baginya

Sesuatu yang tak wajar telah berlaku

Meski katanya mereka bagian dari kita 

Satu Tuhan, Satu Nabi, Satu kitab dan imannya 


Air mata tak kan surut

Jiwa-jiwa terus dikorbankan 

Beban derita kian mendalam

Sakit ini terus saja mengucur

Entah sampai kapan kan berakhir


Owh jeritan itu terus saja terngiang

Saat mereka inginkan tentara kita

Tak cukup makanan, pakaian dan obat

Mereka butuh keamanan yang menjaga

Bukan sekedar kebutuhan semu saja


Untuk apa diberi makan?

Untuk apa pakaian-pakaian itu?

Untuk apa obat-obatan itu dikirim?

Bila ketakutan terus saja menghantui

Bila nyawa sudah tak ada lagi artinya


Lupakah kita keagungan Palestina ?

Padanya Al-aqsa berdiri dengan gagah

Tempat Rasul Saw mengimani para nabi as

Tatkala hendak menjemput perintah shalat


Lupakah kita akan satu hal?

Disana Islam pernah menyinari

Memancarkan kesejahteraan hidup

Rukun, tentram, penuh kedamaian

Islam, Yahudi, Nasrani saling berdampingan


Namun sekarang mengapa terabaikan?

Kemanakah lenyapnya nilai kemanusiaan itu?

Adakah terkecuali untuk mereka yang disana?

Yang senantiasa menunggu kedatangan kita

Berjuang bersama sebagai hujjah di akhirat kelak


Lupakah kita pada suatu kisah?

Tatkala sang Khalifah menampakkan wibawa?

Tak kan serahkan tanah Palestina 

Pada Inggris dan siapapun juga

Yang ingin jadikannya terpisah


Meski seujung kuku saja

Setiap jengkalnya wajib dijaga

Tak hanya Palestina, apapun jua

Manapun, di bagian sudut bumi ini

Tanah kaum Muslimin mesti utuh


Owh, Kami rindu dengan sangat 

Kenestapaan kan berakhir sirna

Kami rindu kembali ke masa awal

Saat Islam mengatur kehidupan ini

Saat Kaum Muslimin hidup teratur


Rindu itu kembali memanggil

Menggetarkan dinding sanubari

Memaksa berjuang sepenuh hati

Akan hadirnya seorang pemimpin

Dambaan ummat, harapan semesta


Seorang pemimpin yang adil

Mengayomi di bawah satu payung

Menerapkan Syari'at dengan total

Menjaga hak-hak manusia seutuhnya

Mengantarkan mereka menuju keridhaan


Enyahlah segala bentuk kebathilan

Yang menjerumuskan kelembah hina

Menegakkan panji-panji kebenaran 

Yang mampu memanusiakan manusia

Menghamba seutuhnya pada Sang Khaliq


Menerapkan Daulah Al-Khilafah

Institusi penyelamat alam raya

Buah dari ketaqwaan yang hakiki

Yang mesti diperjuangkan bersama


Bogor, 07 Mei 2017

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak