Remaja, Kuy Gunakan Media untuk Dakwah

 

 Oleh: Septy Wulandari (Remaja Penyeru Islam) 


Eksistensi dan remaja ibarat sosial media dan kuota. Tak bisa dipisahkan. Remaja tanpa sosial media akan mati gaya. Begitu juga kalau remaja tanpa eksistensi maka akan mati suri. Eksistensi juga salah satu fitrah yang diberikan oleh Allah kepada hambaNya, dan fitrah ini lebih sering terjadi pada remaja yang di mana masih banyak menghabiskan waktunya untuk mencari jati diri. Setiap remaja mempunyai cara sendiri untuk mencari jati diri, ada yang lewat prestasi ada juga yang lewat eksistensi.


Mencari jati diri lewat prestasi pasti udah kebayang ya yaitu dengan memperbanyak belajar untuk mengapai cita-citanya. Lalu bagaimana yang mencari jati diri lewat eksistensi? Memang pada dasarnya seseorang itu memiliki keinginan untuk menunjukkan dirinya dan ingin diakui oleh lingkungannya tak terkecuali dengan remaja. Jadi nggak heran kalau remaja bela-belain ngerjain apa aja untuk menarik perhatian orang lain mulai dari yang biasa sampai yang luar biasa. Bisa dibilang nggak beken, nggak keren. 


Sebagai remaja Muslim ataupun generasi milenial seharusnya bisa memanfaatkan kecanggihan digital saat ini dengan baik, nggak cuma untuk eksistens, ya. Tapi harus bisa memanfaatkan untuk mengerjakan salah satu kebaikan misalnya untuk berdakwah, mensyiarkan agama Isam, memperkenalkan Islam untuk diterapkan secara kaffah (keseluruhan). Ingin eksis boleh saja, tapi harus berpikir lagi apa tujuan kita ingin ngeksis? Ingat apapun yang kita lakukan di dunia pasti akan dimintai pertanggung jawaban kelak di akhirat. Maka pergunakanlah untuk menyebar kebaikan. Allah berfirman, "Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyakan (menghisab) mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu. " (QS. Al-Hijr : 92-93). 


Memang nggak mudah untuk menyebarkan kebenaran Islam di zaman sekarang, kala media sudah dikuasai oleh yang berkuasa. Saat yang benar jadi salah dan saat yang salah jadi benar. Bukan hany itu kesulitannya, tetapi dari budaya sendiri yang sudah merujuk pada hedonisme yang menjadikan remaja saat ini anti dengan yang namanya konten-konten religi atau agama. Mereka lebih suka dengan konten yang hanya sekedar menghibur tanpa ada tujuan edukasi dan tidak menginspirasi.


Tetapi hal itu bukan dijadikan alasan untuk malas berdakwah, karna dakwah adalah kewajiban setiap Muslim. Kita diwajibkan untuk beramar ma'ruf nahi munkar. Jadi media sosial tak hanya untuk mengejar eksistensi tapi bisa dijadikan sebagai media untuk berdakwah dengan cara kita sendiri. 


Ingin eksis dengan banyak follower boleh saja tetapi kita juga harus bisa memanfaatkan follower kita sebagai objek dakwah. Banyak atau sedikitnya follower bukanlah menjadi tujuan utama, karna kita harus paham bahwa yang seharusnya menjadi tujuan utama adalah mendakwahkan dan memperkenalkan keindahan Islam sebagai jalan hidup dan menjadi perantara orang lain menemukan kebahagiannya dalam ruang lingkup Islam. Menjadi wasilah untuk seseorang menjemput hidayahnya untuk hijrah menuju Islam kaffah. 


Kita bisa keren bisa terkenal lewat dakwah kita, lewat karya kita yang memperkenalkan Islam entah itu lewat video, lisan ataupun tulisan. Maka jangan sia-siakan kesempatan ini untuk meningkatkan dakwah kita. Kitalah sang agent of change, kita yang bisa merubah dunia yang gelap ini menjadi terang benderang dengan  mensyiarkan Islam. 


Karena itu, mari kita sama-sama jadikan diri kita sebagai ujung tombak kebangkitan Islam. Kerennya remaja Muslim adalah ketika bisa memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk Islam. Manfaatkanlah waktu yang ada untuk belajar, berdakwah, berbuat baik kepada umat dan berkarya sebelum masa muda itu hilang ditelan usia.


Wallahu a'lam.


---

[Like and share, semoga menjadi amal sholih]

---

Join Komunitas Muslimah Cinta Islam Lampung di:

⬇️⬇️⬇️

Facebook: fb.com/DakwahMCI

Telegram: t.me/MuslimahCintaIslam

Instagram: @muslimah.cintaislam 

Twitter: twitter.com/DakwahMCI 

---

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak