Oleh: Vio Ani Suwarni Karmo
Ramadhan merupakan bulan yang dinanti-nantikan kaum muslim di seluruh dunia, termasuk saudara-saudara muslim kita di Gaza Palestina. Selain menambah ghirah beribadah, banyak sekali keutamaan di bulan ramadhan yang tidak bisa di dapatkan di bulan-bulan yang lainnya.
Alih-alih mendapatkan ketenangan untuk menyambut bulan ramadhan. Saudara-saudara kita di Gaza Palestina justru dirundung gundah. Karena penyerangan Israel menjelang tibanya bulan ramadhan.
Seperti yang dilansir oleh kumparan.com Ketenangan untuk menunaikan ibadah puasa pada Ramadhan 1440 H tampaknya belum bisa dirasakan warga Jalur Gaza, Palestina. Mereka diliputi was-was karena gempuran rudal dari militer Israel dalam beberapa hari terakhir.
Seketika Gaza porak-poranda. Warga yang saat itu tengah disibukkan dengan aktivitas membeli bahan makanan untuk menyambut Ramadhan pecah oleh serangan dan ledakan. Total enam orang tewas, dua di antaranya tentara Israel.
Diberitakan AFP, hingga Minggu (5/5) malam, roket Israel terus menghantam kawasan Gaza. Akibatnya 23 warga Gaza meninggal dunia. Termasuk di antaranya seorang perempuan yang sedang mengandung dan seorang bayi.
Kendati demikian, juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, membantah pihaknya telah membunuh perempuan dan bayi Palestina. Adraee justru menuding serangan udara itu merupakan serangan Hamas yang salah sasaran karena gagal mendarat di tanah Israel.
"Menurut indikasi, bayi dan ibunya tewas sebagai akibat dari serangan Palestina, dan bukan sebagai akibat dari serangan Israel," katanya di Twitter, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Serangan dari tank dan rudal udara Israel mulai menggempur Gaza sejak Sabtu (4/5). Militer negara zionis itu berdalih serangan dilakukan sebagai bentuk balasan.
Milisi Palestina memang menembakkan roket ke wilayah yang diduduki Israel. Empat WN Israel tewas akibat roket yang ditembakkan dari kawasan Gaza, tiga di antaranya adalah militer.
Korban jiwa yang bertambah tampaknya tidak membuat Israel mengendurkan serangan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu malah memerintahkan militernya untuk terus menggempur Gaza.
"Lanjutkan serangan masif ke elemen teror di Jalur Gaza," kata Netanyahu.
Sedangkan kelompok yang menguasai Gaza, Hamas, membuka peluang gencatan senjata dengan Israel. Pemimpin Hamas Ismail Haniya mengatakan, situasi bisa kembali tenang jika Israel berkomitmen untuk menghentikan serangan.
Saat ini, militer Israel mengakui sudah menembak ke 320 titik di Gaza. Sasaran tembak disebut sebagai basis milisi.
Militer Israel juga menyatakan ada lebih dari 600 roket dari Gaza yang mengarah ke kawasan Israel, sekitar 150 di antaranya dihalau sistem pertahannya. Meski masih banyak yang tidak terhalau sistem keamanan Israel, hanya 35 roket masuk ke kawasan urban.
Allah SWT sudah menerangkan dalam firmannya, hukuman keras bagi Bani Israel yang membunuh seorang manusia, Allah Ta’ala berfirman,
مِنْ أَجْلِ ذَلِكَ كَتَبْنَا عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الأرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israel, bahwa: barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al Maidah: 32)
Sungguh perbuatan yang keji ini tidak dibenarkan dalam Islam. Jauh sebelum kehidupan di dunia ini ada, Allah sudah memberikan peraturan kepada hambanya, untuk senantiasa memelihara kehidupan kaum muslim. Ketika peraturan Allah bisa kita terapkan dalam kehidupan, maka ketenanganlah yang akan kita dapatkan.
Wallahu a'lam bishowab