RAMADHAN , MOMEN MERAIH KETAQWAAN HAKIKI

By : Ummu Shofiyah


Ramadhan sudah didepan mata, bulan yang sangat dinanti-nantikan oleh setiap orang yang beriman, karena  bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat, berkah dan ampunan dari Allah SWT. Allah berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa” (TQS : al-Baqarah : 183). Bulan Ramadhan adalah momentum untuk semakin meningkatkan ibadah kepada Allah guna meraih apa yang telah Allah janjikan yaitu menjadi hamba yang bertaqwa, dimana pada bulan Ramadhan amal-amal ibadah akan di di lipatgandakan pahalanya di sisi Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “Sungguh bulan (Ramadhan) ini telah datang kepada kalian. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang tidak mendapatkan (kebaikan)-Nya maka dia tidak mendapat kebaikan seluruhnya. Tidak ada yang diharamkan dari kebaikannya kecuali orang yang bernasib buruk” (HR. Ibnu Majah).

Dalam surah al-Baqarah  : 183 Allah menghendaki hambanya yang beriman dengan melaksanakan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan maka akan terwujud ketaqwaan sebaik-baik taqwa kepada Allah. Menurut bahasa taqwa artinya memelihara yakni menjaga diri agar selamat dunia dan akhirat. Sedangkan menurut istilah  taqwa berarti melaksanakan semua perintah Allah, menjauhi larangannya dan menjaga diri agar terhindar dari api neraka atau murka Allah SWT. Menurut hadits Nabi SAW, pengertian taqwa berintikan pelaksanaan perintah Allah SWT atau kewajiban agama. “Laksanakan segala apa yang diwajibkan Allah, niscaya kamu menjadi orang yang paling bertaqwa”. (HR. Ath-Thabrani). Selain itu Allah SWT menegaskan dalam Surah an-Nuur : 52 “Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, takut kepada Allah, dan bertaqwa kepada Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan”.

Berlandaskan hal ini, maka seorang muslim yang dikatakan bertaqwa adalah mereka yang memiliki rasa takut kepada Allah. Untuk itu Allah SWt memerintahkan kita agar mengikuti seluruh aturan dan hukum-hukum yang dibawa oleh Rasulullah dan mencegah diri untuk melakukan apa saja yang dilarang oleh Rasul. Allah SWT berfirman : “Apa saja yang dibawa oleh Rasul kepada kalian maka ambillah, dan apa saja yang dilarangnya bagi kalian, maka tinggalkanlah, dan bertaqwalah kepada Allah” (TQS al-Hasyr : 7). Maka sudah selayaknya sebagai seorang muslim kita wajib melaksanakan semua aturan Allah secara kaffah (total) bukan dengan memilih-milih dalam melaksanakan aturan-aturan Allah dengan mnegambil sebagian dan meninggalkan sebagian yang lain, menerima sebagian hokum Allah dan menolak sebagian yang lain.  Allah SWt berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara Kaffah (keseluruhan), dan janganlah kamu menuruti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya, syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (TQS al- Baqoroh : 208).

Dalam sistem  saat ini, ketika Islam tidak diterapkan secara kaffah, maka sungguh sesuatu yang sulit untuk meraih ketaqwaan yang hakiki. Mungkin untuk hukum-hukum dalam ranah individu maka kita dapat melaksanakannya secara optimal, seperti perintah sholat, puasa, zakat, haji, menutup aurat dan lain sebagainya. Namun untuk hukum-hukum yang menyangkut muamalah atau hubungan sesama manusia maka akan sangat sulit dilaksanakan berdasarkan aturan-aturan yang diperintahkan Allah, misalnya perintah qishas dalam surah al-Baqoroh : 178 : “Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kalian (melaksanakan) qishash……”, karena qisas hanya dapat dilaksanakan oleh sorang pemimpin yang melaksanakan syariah Islam secara kaffah yaitu dibawah  sistem  Khilafah Rasyidah yang mengikuti metode kenabian.

Wahai kaum muslim, sudah saatnya kita bersama-sama meraih ketaqwaan hakiki. Semoga Ramadhan ini menjadi momentum kita untuk merealisasikan ketaqwaan hakiki tersebut dengan terus memurnikan tauhid dan keimanan kita serta terus berjuang menegakkan kembali Khilafah Rasyidah yang akan menaungi seluruh umat. Semoga Ramadhan ini adalah Ramadhan terakhir tanpa Khilafah. Amin ya Rabbal ‘alamin.


Wallahu a’lam bi ash-shawab.


 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak