Oleh Ika Marinawati, A.Md. (Muslimah Peduli Umat)
Alhamdulillah, tak terasa kita sudah berada dihari ke-8 ramadhan. Ramadhan adalah bulan beramal sholeh karena pahala dilipat gandakan, bulan beribadah serta mendekat kepada Allah dengan memperbanyak amalan sunnah, melaksanakan sholat sunah, sholat tarawih, tadarus Al Qur’an, memperbanyak shodaqoh.
Puasa adalah perisai, sebagaimana dalam diriwayatkan dalam sebuah hadist yang artinya : “Puasa adalah perisai” (HR. Bukhari dan Muslim). Perisai adalah pelindung yaitu yang akan melindungi dan menghalangi dari godaan syahwat yang terlarang dalam puasa. Oleh karena itu tidak boleh bagi orang yang sedang berpuasa untuk membalas orang yang menganiaya dirinya dengan balasan serupa, sehingga apabila ada yang mencela atau menganiaya cukup dikatakan “aku sedang berpuasa”. Adapun diakhirat maka puasa menjadi perisai dari api neraka yang akan melindungi dan menghalangi dirinya dari api neraka pada hari kiamat (Lihat Syarh Arba’in An-Nawawiyyah, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah).
Lalu apakah dengan puasa berarti harus berdiam diri dan bersabar atas kedzaliman dan kesewenang-wenangan sebagaimana kita dan saudara kita saat ini?
Kita bisa menengok sejarah, justru umat Islam terdahulu telah memberikan gambaran dengan menjadikan ramadhan sebagai bulan perlawanan, perjuangan dan kemenangan. Islam mengajarkan dalam konteks subtansi ajaran maupun kesejarahan. 17 ramadan tahun ke-2 H terjadi perang badar al-Kubra, Fath Makkah (pembebasan kota mekan), perang tabuk terjadi di bulan ramadhan, Ramadhan ke-10 H Rasulullah mengutus Ali bin Abi Thalib untuk membawa surat dan menyampaikan dakwah ke Yaman khususnya kepada Bani Hamdan, penduduk Bani Hamdan menyatakan keislaman mereka. Sungguh sangat banyak daftar kemenangan yang didapatkan oleh kaum muslim pada bulan Ramadhan.
Demikian juga di tataran pemerintahan, kita wujudkan bulan Ramadan sebagai bulan perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan serta menumbangkan kedzaliman. Hal ini kita wujudkan dengan aktifitas dakwah untuk mengubah semua kerusakan, tapi lebih dari itu adalah mewujudkan kepemimpinan yang mampu menjadi perisai umat dari segala kedzaliman, penindasan dan kediktatoran. Karenanya adanya seorang pemimpin adalah perisai, seperti sabda Rasulullah yang artinya “Sesungguhnya al imam (khalifah) adalah perisai…” (HR. Al Bukhari, Muslim, An Nasa’I, Abu dawud, Ahmad).
Oleh karenanya puasa akan menjadi perisai bagi individu di dunia dari syahwat dan di akhirat dari api neraka. Adapun Imam (khalifah) sebagai perisai adalah bahwa tugas seorang imam atau khalifah harus memberikan rasa aman atas urusan dunia dan agamanya (atas penyimpangan) akibat dari serangan musuh-musuh islam baik itu dari kalangan kafir ataupun dari kalangan munafik. Kewajiban seorang imam atau khalifah juga memerintahkan umat untuk menaati Allah dan Rasul-Nya serta mengatur mereka denga adil dan tidak ada hukum yang adil kecuali hukum Allah SWT.
Wallahu'alam bishowab