Oleh: Anna Ummu Maryan
Warga Qatar serta seluruh wilayah Timur Tengah sangat bersemangat menyambut Ramadhan.
Rutinitas di Qatar berubah cukup drastis, seperti dekorasi indah yang menghiasi kota, hingga perubahan jam kerja yang lebih sedikit.
Ramadhan di Qatar memiliki tantangan tersendiri mengingat adanya perubahan jam kerja. Pada Ramadhan, kantor pemerintah serta layanan publik akan berjalan lambat dan tutup lebih awal.
Pada siang hari, toko-toko akan tutup dan jalan-jalan sepi. Cuaca panas ekstrem di Qatar membuat orang enggan keluar dari rumah mereka.
Selama Ramadan seluruh PNS hanya boleh bertugas 5 jam. Dimulai dari 9 pagi dan diakhiri pukul 2 siang.
Sementara pekerja swasta mendapat diskon jam kerja menjadi enam jam. Peraturan di Qatar, pekerja di luar pemerintahan bekerja 8 jam per hari.
Di Qatar ada perbedaan panjang waktu berpuasa sekitar 2 jam lamanya. Total umat muslim yang berpuasa di Qatar menghabiskan waktu selama 15 jam.
Qatar memakai hukum yang sama dengan negara Teluk lain. Mereka melarang makan dan minum di muka publik saat waktu puasa berlangsung.
Tidak cuma makan minum, merokok dan mengunyah permen karet juga tidak boleh dilakukan.
Qatar dibulan puasa disambut dengan gegap gempita. 14 hari sebelum hari pertama puasa pun terdapat ritual unik.
Berikut 3 tradisi unik muslim di Qatar.
Pertama, Al Nafla dilakukan pada h-14 bulan Ramadan. Pada acara ini, seluruh umat muslim saling berbagi. Tiap-tiap keluarga berkumpul dan menyiapkan makanan tradisional untuk makan bersama.
Para ibu dan istri mempersiapkan dan mengatur hidangan lezat untuk anak-anak dan keluarga mereka. Selain itu, makanan itu juga dibagi-bagi ke tetangga terdekat, utamanya mereka yang kurang beruntung atau miskin.
Kedua, Semua muslim di Qatar merayakan ritual yang disebut Garangao. Tradisi ini sangat disukai anak-anak karena sebenarnya ini adalah acara untuk mereka yang telah sukses melaksanakan puasa selama setengah bulan.
Garangao berasal dari kata gara, dalam bahasa Khaliji yang berarti mendengar suara-suara yang saling berbunyi.
sehabis salat Maghrib, anak-anak berdandan dengan pakaian tradisional, membawa tas yang dihias, dan berjalan berkeliling kampung sambil menyanyikan lagu Garangao dengan memukul benda tertentu yang menghasilkan ritme yang unik.
Dulu, mereka diberi kurma, nasi dan gandum, bahan makanan yang digunakan untuk membuat hidangan tradisional yang disebut Harees. namun sekarang mereka biasanya diberi permen dan kacang.
Ketiga, Biasanya buka puasa setelah matahari terbit ditandai dengan suara khas dari sebuah kanon. Sehingga orang-orang di tempat yang jauh bisa mendengar isyarat ini yangn telah ditunggu-tunggu ini.
Pemerintah Qatar menganggarkan dana sebesar 14 juta riyal (3,8 juta dolar AS) untuk penyelenggaraan buka puasa gratis di tenda-tenda berpendingin udara, hidangan makanan di ruang terbuka dan bantuan untuk orang miskin.
Lebih dari 600.000 orang diperkirakan akan menikmati proyek ini. Jadi tak perlu takut kelaparan selama puasa di negeri qatar.