Oleh : Lilik Yani
Sungguh sebuah kenikmatan jika kita diberi kemudahan untuk menjalankan ibadah kepada Allah. Hal yang harus disyukuri jika kita diijinkan bertemu dengan bulan Ramadhan, yang penuh berkah ini.
Syukur dalam bentuk ketaatan total kepada Allah tanpa banyak alasan ketika menjalankan.
//Potensi Beribadah Lebih Besar//
Pendorong kemaksiatan melemah di bulan Ramadhan. Sebab faktor-faktor pendukungnya tidak ada. Pintu neraka ditutup. Syetan dibelenggu. Apalagi pintu surga yang dibuka lebar-lebar. Sehingga mayoritas kaum muslimin sibuk dengan agenda ibadah untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah swt.
"Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu."
(HR Bukhary dan Muslim)
"Jika masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu rahmat dibuka, pintu-pintu jahanam ditutup dan setan-setan pun diikat dengan rantai."
(HR Bukhary dan Muslim)
Bulan Ramadhan adalah karunia terindah dari Allah buat kaum muslimin yang harus disyukuri dengan menjalankan ibadah baik ibadah ritual antara diri kita sendiri dengan Allah, seperti sholat baik wajib maupun sunah, puasa Ramadhan, zakat, tilawah al-Qur'an, menghafal hadist, dan amal sholih lainnya.
Maupun ibadah sosial karena ada interaksi dengan orang lain, seperti jual beli harus mengikuti aturan yang benar, mengajarkan ilmu baik ilmu agama maupun dunia kepada anak didik, mengajar mengaji atau membaca al-Qur'an, merawat orang sakit, menyampaikan kebenaran dengan amar ma'ruf nahi munkar, dan berbagai muamalah yang harus kita perhatikan adab-adabnya sesuai Islam.
Semua aktivitas yang kita niatkan ibadah karena Allah dan menggunakan cara atau aturan sesuai apa yang dicontohkan oleh Rasulullah saw, maka akan dinilai
sebagai ibadah dengan pahala berlipat di bulan Ramadhan.
//Mengapa Masih Ada Maksiat?//
Sungguh menyenangkan jika suasana peribadatan seperti ini. Situasi dan kondisi mendukung untuk taat kepada Allah.
Tapi apakah benar seperti itu, semua umat menjadi sholeh dan tidak ada maksiat di bulan Ramadhan?
Kenyataan di masyarakat masih ada saja orang yang mempunyai niat buruk, ada kecenderungan berbuat maksiat, beramal melanggar aturan Allah. Mengapa bisa terjadi, padahal sang penggoda dan pengganggu utama yaitu setan sudah dibelenggu, diikat dengan rantai besi.
Sementara ini kita selalu menyalahkan dan mengkambing hitamkan setan. Karena memang betul kenyataannya, setan adalah musuh besar yang selalu menggoda umat islam, untuk dijadikan teman di neraka. Maka dari itu jangan mau digoda setan. Berlindunglah kepada Allah, karena hanya Allah yang bisa melindungi kita dari godaan setan.
Tapi ternyata ada faktor lain yang harus kita perhatikan dari dalam diri setiap umat muslim. Ada potensi fujur yang ada dalam jiwa manusia.
"Dan demi jiwa serta penyempurnaannya(penciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan atau potensi kefasikan dan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu (dengan memenangkan potensi ketaqwaan dalam jiwanya). Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (dengan memenangkan potensi kefasikan dalam jiwanya). TQS Asy-Syams : 7-10)
//Ramadhan Saat Bercermin Diri//
Jadi saat Ramadhan, kita bisa bercermin untuk melihat hakekat jiwa kita apa adanya. Tanpa campur tangan setan penggoda yang sedang dirantai atau dibelenggu selama bulan Ramadhan.
Jika ternyata ketika Ramadhan seseorang masih mempunyai niat buruk dan ada kecenderungan untuk berbuat buruk, maka dia harus sadar diri bahwa keburukan itu berasal dari potensi fujur yang ada dalam jiwanya. Kemudian segera beristighfar mohon ampun kepada Allah dan berupaya memperbaiki diri di bulan maghfirah ini.
Faktor lain yang mendorong orang berbuat maksiat pada bulan Ramadhan adalah adanya hawa nafsu amarah dalam jiwanya.
"Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (TQS Yusuf : 53).
Ada hawa nafsu dalam jiwa manusia, yang selalu mengajak kepada perbuatan maksiat yang melanggar aturan Allah. Maka dari itu kita diperintah untuk menjalankan puasa. Karena dengan puasa, nafsu bisa dikendalikan.
Ketika sedang berpuasa tidak boleh makan, minum, berhubungan badan di siang hari. Kita harus mengendalikan nafsu untuk mengikuti aturan itu, jika kita melanggar maka puasa kita akan batal dan harus mengganti pada bulan lain.
Selain itu juga harus mengendalikan nafsu untuk tidak marah, berbohong, bergunjing, ghibah, mengambil yang bukan miliknya, dan hal-hal lain yang dilarang Allah, baik saat puasa maupun di luar puasa.
Saudaraku, ternyata saat bulan Ramadhan, walaupun setan sudah dibelenggu tetapi kejahatan atau maksiat masih bisa terjadi jika potensi kejahatan(fujur) dan nafsu amarah yang ada dalam jiwa manusia tidak dikendalikan.
Semoga dengan kita menjalankan puasa satu bulan di bulan Ramadhan ini bisa menjadi latihan mengendalikan diri agar pada saat di luar Ramadhan kita sudah terlatih untuk tetap berada dalam aturan Allah.
Sungguh hal itu tidaklah mudah, perlu melibatkan Allah. Apalagi di luar Ramadhan, setan sudah dilepas belenggunya. Mari kita mohon pertolongan Allah, agar selalu dilindungi dari godaan setan dan bisa mengendalikan fujur dan hawa nafsu. Agar kita bisa lulus dari pelatihan di bulan Ramadhan ini, sehingga bisa diaplikasikan di sebelas bulan lainnya.
Saudara muslimku, mari kita saling mendoakan, semoga momentum Ramadhan ini merubah diri kita menjadi lebih taat kepada Allah dan kita berhasil meraih gelar tertinggi yaitu hamba yang bertaqwa.
Surabaya, 9 Mei 2019
#RamadhanKalaSetanDibelenggu
#MesraBersamaRamadhan10