Potret Ramadhan di Penjuru Palestina

Oleh Erni apriani


Dahsyatnya serangan-serangan yang ditumpahkan oleh Israel di Gaza Palestina beberapa pekan terakhir, begitu banyak menelan korban jiwa. 

Menurut sumber detik.com, Kementrian Kesehatan di Gaza Palestina ada 23 warga Palestina yang tewas sepanjang akhir pekan. Sebagian besar tewas pada Minggu (5/5). Kelompok Jihad Islam mengakui diantara para korban yang tewas merupakan anggota mereka. Selain itu juga warga sipil termasuk bocah berusia 12 tahun dan perempuan hamil menjadi korban.


Dilansir Liputan6.com Deputi Direktur Al Mezan, Samir Zaqut mencatat bahwa situasi sulit di Gaza telah menyebabkan banyak penduduk tidak memikirkan sama sekali tentang bulan Ramadhan. “Anda melihat orang-orang hidup berkeliaran dijalan-jalan tetapi didalam diri mereka sendiri mereka mati,kebanyakan generasi muda dan lulusan perguruan yang sedang menyelasaikan gelar mereka dan tidak ada yang bisa mereka lakukan” Ujarnya.


Selain itu kondisi Ramadhan saat ini di Gaza Palestina, dipotretkan dengan sejumlah relawan pria bersenjata dan bertopeng Hamas membagikan takjil bagi pengendara mobil jelang berbuka puasa, Kamis (16/5/19) Liputan6.com. Ini menggambarkan bahwa sebagian pria yang berbagi takjil dibulan Ramadhan tersebut sangat teramat merasa terancam, atas kebrutalan serangan Israel dengan penuh kewaspadaan pria-pria itu berbekal senjata. 


Kesengsaraan dari serangan yang menghancurkan rumah, nyawa dan harapan itu terpotret jelas pada raut wajah pribumi Palestina. Akibatnya banyak yang kehilangan tempat tinggal, yang membuat mereka berdiam dijalan-jalan ditemani dengan serpihan puing-puing bangunan. Sementara itu banyak pula yang kehilangan masing-masing atau bahkan seluruh anggota keluarga mereka. 


Sungguh teriris hati ini, ketika disini setiap muslim bergembira dengan bulan suci yang berlimpah berkah. Penuh dengan suasana tenang dan nyaman untuk dapat melaksanakan ibadah puasa, tapi bagi Gaza Palestina Ramadhan kali ini merupakan Ramadhan yang sangat mencekam. Mereka berpuasa dan tarawih diliputi dengan suasana was was.

Terdapat hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.


‎مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ


“Barangsiapa di antara kalian yang menyaksikan suatu kemungkaran maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, maka jika ia tidak mampu dengan hatinya dan itulah selemah-lemah iman”.


Disini jelaslah bagi kita bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menginginkan agar kita tidak terpaku berdiam diri melihat potret kehidupan Palestina yang menyeramkan, menyaksikan atas saudara saudara muslim kita yang berguguran begitu saja disana. Meskipun hanya dapat melawan kemungkaran Israel tersebut dengan keadaan membencinya dengan hatinya.  


Dengan demikian sistem pemerintahaan Khilafah sangat dibutuhkan umat islam, karena khilafah lah yang dapat meruntuhkan kisah suram tersebut. 

Menurut an-Nabhani (dalam Peraturan Hidup dalam Islam, 2001:159) Khilafah mewakili umat dalam kekuasaan dan pelaksanaan syara’. Jelas bahwa seorang khilafah akan bersungguh sungguh dalam mengemban tugasnya, salah satunya untuk mensejahterakan seluruh umatnya. Kekuatan kekuasaan adidaya yang khilafah miliki inilah akan mempersatukan kembali Dunia Islam dan melindungi umat islam dari musuh musuhnya. 

Wallahualam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak