Oleh : Lilik Yani
Bulan Ramadhan sebentar lagi pergi dan digantikan bulan Syawal dimana ada hari raya Idul fitri, saatnya berkumpul dan silaturahim dengan segenap keluarga.
Umat muslim disibukkan dengan acara mudik ke kampung halaman masing-masing, dengan berbagai tranportasi yang akan mengantarkannya, ada yang naik motor, mobil, bus, kereta, bahkan pesawat. Biaya mahal, berdesakan, macet adalah seni perjuangan yang harus dinikmati para pemudik.
// Mudik Ke Kampung Halaman //
Tradisi mudik ke kampung halaman seperti ini hanya ada di Indonesia. Setiap tahun, di akhir-akhir Ramadhan, saat umat Islam seharusnya fokus dengan ibadahnya, agar bisa menutup Ramadhan dengan amalan terbaik.
Muslim Indonesia, banyak yang masih di jalan. Menjalani proses yang cukup berat, membutuhkan tenaga lebih dan biaya juga membengkak demi suatu tradisi yang sudah turun temurun yaitu mudik ke kampung halaman. Tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan, di rumah orang tua beserta semua saudara-saudaranya.
Banyak oleh-oleh yang dibawa ketika mudik. Baju koko, jilbab lengkap dengan kerudungnya yang akan dikenakan saat sholat Idul Fitri. Aneka jajanan yang disiapkan untuk hidangan para tamu yang berkunjung saat lebaran. Juga pernik-pernik lain yang membuat penampilan makin percaya diri saat bertemu dengan handai taulan.
// Mudik Ke Tempat Asal //
Mudik hari raya, mengingatkan kita bahwa segala sesuatu akan kembali ke tempat asalnya. Dunia fana ini berasal dari Al Khaliq. Awalnya tidak ada, kemudian diciptakan Allah. Jadi alam semesta beserta isinya adalah milik Allah, termasuk anak, pasangan hidup, juga usia kita adalah milik Allah.
"Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan : Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Sesungguhnya kita berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah." (TQS 2 : 256)
Maka dari itu, jangan sampai kenikmatan yang telah Allah anugerahkan melupakan kita kepada Sang Pemilik Hakiki kenikmatan tersebut. Karena Allah bisa mengambil nikmat itu sewaktu-waktu sesuai kehendakNya.
// Mudik Ke Akherat //
Mudik juga mengingatkan kita bahwa kita semua akan kembali ke tempat akhir muara manusia yaitu kampung akherat.
Bila ajal telah tiba, tak kuasa manusia menghentikannya. Semua manusia akan kembali ke haribaanNya. Dipanggil satu persatu tanpa ada yang bisa saling mendahului satu sama lainnya.
"Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal kematianmu, dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisiNya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu tentang berbangkit itu." (TQS An'am : 2)
Mudik ke akherat tidak mengenal waktu dan usia. Tidak ada pengumuman terlebih dahulu. Tidak harus sakit, tidak menunggu tua renta. Kapanpun, dimanapun bila ajal tiba, maka saat itulah malaikat datang menjemput.
// Perlu Bekal Untuk Mudik //
Mudik adalah perjalanan panjang. Baik itu mudik di dunia (kampung halaman) maupun mudik yang sesungguhnya yaitu mudik ke akherat, sama-sama memerlukan bekal.
Untuk mudik ke kampung halaman yang tidak lama, sekitar satu minggu saja, kita sibuk memikirkan bekal yang akan dibawa. Aneka kebutuhan yang diperlukan selama mudik, kita siapkan secara matang. Baju, makanan, obat-obatan, uang, mainan anak, jajan kesukaan anak-anak juga tidak luput dari perhatian. Kendaraan yang aman, juga disiapkan agar mudik nyaman.
Apalagi jika mudiknya lama misalnya sebulan. Pasti bekal yang disiapkan jauh lebih banyak dan lengkap. Persiapan yang dilakukan lebih detail. Agar mudiknya berjalan nyaman dan sukses.
Bagaimana kalau mudiknya seterusnya? Tidak akan kembali lagi. Logikanya, harus mengerahkan semua tenaga dan pikiran untuk membawa bekal selengkap-lengkapnya. Karena tidak kembali lagi, harusnya semua harta yang dimiliki dibawa semuanya. Sayang kalau ditinggalkan, bisa diambil orang.
Kalau tidak bisa membawanya, bisa dititipkan ke bagian jasa yang bisa mengelola harta kita tumbuh berlipat. Misalnya, kita titipkan ke panti asuhan anak yatim, ke masjid, atau buat wakaf gedung sekolah, dll yang nanti bisa kita ambil saat kita di tempat mudik yang baru yaitu kampung akherat.
Sudahkah berpikir demikian? Jangan-jangan kita sibuk menyiapkan bekal untuk mudik ke kampung halaman yang hanya beberapa hari, tapi lupa menyiapkan bekal untuk mudik selamanya di kampung akherat.
// Agar Mudik Kita Selamat dan Sukses //
Dunia yang kita tempati ini hanyalah persinggahan sementara. Jangan sampai kita tertipu oleh keindahan dan kenikmatannya yang menggoda, sehingga melupakan akan kampung akherat yang abadi.
Agar perjalanan kita di dunia menuju kampung akherat bisa selamat dan sukses, maka ada rambu-rambu yang harus senantiasa kita patuhi yaitu :
1. Menetapkan Tujuan
Sebuah perjalanan akan sukses jika kita menetapkan tujuan yang jelas. Jika mau mudik, tapi tidak tahu tempat yang dituju, maka jangan harap bisa sampai pada tujuan, karena memang dari awal tidak
menetapkan tujuan.
Demikian pula, jika tujuan perjalanan hidup kita tidak jelas, maka jangan harap bisa selamat meniti perjalanan ini hingga akhir.
Lalu apa tujuan hidup kita yang sebenarnya ?
Tujuan hidup kita adalah Ridlo Allah (mardhotillah). Dan akhir perjalanan hidup kita adalah
kampung akherat.
Allah swt berfirman : "Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hambaNya." (TQS Al Baqarah : 207)
2. Mempersiapkan Bekal
Bekal sangat diperlukan dalam sebuah perjalanan. Untuk mudik ke kampung halaman beberapa hari saja, kita persiapkan bekal sebanyak-banyaknya. Tidak lupa membawakan oleh-oleh terbaik buat saudara-saudara kita. Karena kita tidak mau kalau perjalanan kita gagal karena kehabisan bekal.
Apalagi perjalanan mudik menuju kampung akherat yang sangat panjang dan lama maka kita pasti membutuhkan bekal yang lebih baik, lebih banyak, dan lengkap.
Dalam rangka menemui Allah swt, maka oleh-oleh yang kita persembahkan harus yang istimewa. Bekal yang kita bawa harus yang lebih banyak dan berkualitas baik. Adapun bekal terbaik di mata Allah adalah taqwa.
"Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa. Dan bertaqwalah kepadaKu wahai orang-orang yang berakal." (QS Al Baqarah : 197)
Taqwa adalah manifestasi dari amal perbuatan kita dalam kehidupan sehari-hari. Pribadi yang bertaqwa adalah pribadi yang senantiasa berhati-hati dalam setiap amal perbuatan yang mereka kerjakan. Hingga Allah Ridlo terhadap amal perbuatannya.
3. Berpedoman Pada Petunjuk
Petunjuk mutlak diperlukan dalam setiap perjalanan. Seorang musyafir, jika ingin selamat sampai tujuan pasti membutuhkan petunjuk arah berupa kompas, peta, maupun tanda alam. Jika petunjuk itu tidak ada, atau ada tapi tidak mau berpedoman pada petunjuk itu niscaya mereka akan tersesat sehingga tidak bisa sampai pada tempat yang mereka tuju.
Apalagi perjalanan panjang menuju kampung akherat. Perjalanan itu lebih penuh liku-liku, maka mutlak memerlukan petunjuk yang bisa mengantarkan kepada tujuan akhir kita. Petunjuk itu adalah Al Qur'an dan As Sunnah.
Rasulullah bersabda, "Aku meninggalkan kepadamu dua perkara yang kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang teguh kepada keduanya yaitu Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya." (HR Muslim)
4. Memiliki Teman
Teman dalam perjalanan sangat diperlukan agar bisa saling menjaga dan mengingatkan. Teman yang dimaksud adalah teman yang benar-benar secara syar'i. Apalagi perempuan, kalau pergi harus disertai mahramnya. Tujuannya untuk menghindari bahaya yang tidak diinginkan.
Begitu pula dalam perjalanan panjang kita menuju kampung akherat, kita memerlukan teman yang baik (sholih), agar bisa saling menjaga, saling menasehati dalam kesabaran dan taqwa.
Itulah beberapa rambu-rambu yang harus diperhatikan ketika mudik ke kampung akherat agar selamat.
Oleh karena itu, mudik idul fitri yang setiap tahun kita lakukan hendaknya jangan hanya dijadikan rutinitas tanpa makna dan terkesan dipaksakan. Jika memang benar-benar tidak bisa, tidak perlu memaksakan diri atau menghalalkan segala cara demi pulang mudik.
Selama kita mudik dan saat kita bersama keluarga jangan pernah terlena, tetaplah istiqomah dalam ketaatan kepadaNya. Semoga dengan rutinitas mudik lebaran ini mengingatkan kita akan mudik ke kampung akherat, sehingga kita akan waspada untuk terus menambah perbekalan. Dengan demikian in syaa Allah mudik kita akan mendapat Ridlo Allah.
Wallahu a'lam bisshawab
Surabaya, 31 Mei 2019
#RamadhanBulanAmpunan
#MudikKampungAkherat
#MaksimalkanAkhirRamadhan
#MesraBersamaRamadhan32