People Power Bukan Solusi

Oleh: Umi Fia 

(Perempuan Peduli Umat, tinggal di Kabupaten Jember)


Forum Komonikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Jember, Jawa Timur, menolak wacana People Power atau aksi masa rakyat dari sebagian kalangan intuk menolak hasil pemilu.

Ketua FKUB Abdul Mu'is Sonhaji tidak setuju karena People Power di latar belakangi oleh proses pemilu yang sudah selesai. Urusan kalah menang adalah biasa dalam pertandingan, "katanya kepada media beritajatim.com. senin (13/5/2019). 

Mu'is juga mengingatkan bahwa melawan pemerintah yang sah jelas tidak di benarkan dalam pandangan agama. Kecuali pemerintahnya dzolim dan merampas hak -hak masyarakat, katanya.

Selain itu Pimpinan Pondok Pesantren Nurut Taqwa, KH. Nawawi Makhsun, usai Safari Ramadhan di Polres Bondowoso, menyatakan," kalau menurut saya People Power itu sangat menyalahi. Baik dari segi agama maupun negara. karena dalam agama sendiri, melarang adanya People Power,"katanya.

Sementara itu, Kapolres Bondowoso AKPB Febriansyah, di lokasi yang sama mengatakan, bahwa untuk hasil resmi pemilu tetap harus menunggu keputusan dari KPU RI pada 17 Ramadhan atau 22 mei 2019. People Power itu tidak benar.

Dan menurut ketua FKUB Banyuwangi KH.Muhammad Yamin, seruan dan ajakan people power yang muncul pasca pemilu meresahkan masyarakat. Apalagi ajakan dan seruan ini muncul pada bulan ramadhan, yang seharusnya masyarakat tenang menjalankan ibadah dan menahan amarah di bulan puasa.   " Tidak tepatlah jika harus ada People Power, "ujarnya kepada detik.com rabu (15/5/2019).

Fakta-fakta di atas adalah bukti ketesahan umat, umat sudah tidak bisa diam dengan ramainya kedzoliman sekarang ini.   Maraknya vidio-vidio isu kecurangan. Berbagai macam permalahan umat yang tak kunjung terselesaikan. 

Pemerintah hanya sibuk dan khawatir kalau-kalau mereka tak bisa menduduki kursi jabatan dan kekuasaan. Banyaknya kemiskinan, kerusakan moral, dan lain sebagainya seolah tak pernah ada dalam benak pikiran mereka. 

Inilah bukti bahwa pemimpin hasil bentukan pendidikan sekuler demokrasi, umat semakin terdzolimi dan mustahil bisa membawa pada perubahan yang hakiki.

Berbeda dengan pemimpin hasil bentukan sistem Islam, di mana metodenya benar-benar membawa umat pada  perubahan yang gemilang. Sebagaimana telah di contohkan oleh Rasulullah Muhammad saw.

Sebagai seorang muslim, tentu semua tahu bahwa Nabi Muhammad saw adalah panutan terbaik bagi kita. Semua apapun yang beliau lakukan adalah bentuk dari pembelajaran dan percontohan untuk menuntun kita pada sebuah perubahan masa depan yang lebih cerah.

Beliau saw di utus untuk membenahi, menyempurnakan dan menyebarkan tata nilai kehidupan dan norma pada umat manusia di muka bumi. Dan meskipun beliau di utus hanya dalam tempo relatif singkat, 23 tahun. 

Namun dalam tempo sesingkat itu, mampu melahirkan puluhan ribu orang menjadi pemimpin-pemimpin tangguh yang di segani dan di takuti. 

Jadi metode yang shohih untuk mencapai sebuah perubahan yang hakiki adalah metode yang sesuai dengan metode Rasulullah. Bukan People Power. wallahu a'lam bi as-sawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak