By : Messy (Member Penulis Ideologis)
Masihkah terngiang dibenak kita ketika debat capres beberapa bulan lalu? Salah satu pasangan capres dari pertahanan mengatakan bahwa pemerintah telah berhasil mengambil kembali saham PT Freeport ke Indonesia dengan nilai 51% dari nilai 9% jatah sebelumnya. (detik.com, 30/03/2019)
Namun, dari pihak lawan mengatakan bahwa pengembalian saham ke bumi pertiwi memang sudah waktunya, jadi bukan merupakan prestasi semata.
Sistem Batil: Penguasa Labil Akan Terus Berkembang
Begitu banyak kekayaan alam negeri ini yang tak sesuai pengelolaannya. Hasilnya dari pengelolaan tidak diberikan untuk kesejahteraan rakyat. Malah untuk melanggengkan kuku-kuku asing dan aseng di negeri ini. Tak sampai disitu, banyak pembangunan dan infrastruktur dibiayai oleh penjajah. Yah, Indonesia dijadikan ladang bisnis oleh penguasa labil.
Indonesia bak bunga desa yang memancarkan harum yang semerbak ke seluruh pelosok negeri. Dicari-cari dan incar oleh semua kumbang. Semua kumbang bersaing untuk menghisap manis bunga desa. Tanpa tahu, bahwa bunga desa mengalami penderitaan. Batangnya patah, daunnya rapuh.
Sistem batil kapitalisme-sekularisme pasti menghasilkan penguasa yang labil. Sebab sesuatu yang buruk takkan menghasilkan sesuatu yang baik.
Salah satunya, pemimpin negeri ini tidak ahli dan tidak profesional dalam mengelola sumber daya alam yang melimpah ruah. Dimata mereka Indonesia adalah sumber uang yang sangat menguntungkan. Maka tak salah, mereka begitu tertarik memperebutkan kursi kekuasaan untuk melanggengkan kepentingan mereka. Tanpa memikirkan kepentingan rakyat sama sekali.
Kepemimpinan dan kekuasaan dalam sistem demokrasi sangat jelas tidak akan membawa kepada perubahan yang hakiki. Karena sejatinya kepemimpinan yang menjauhkan agama dengan kehidupan, akan berdampak ketidakamanahan bagi sang penguasa, apapun akan disandarkan pada hukumnya sendiri. Dan tidak lagi memikirkan urusan umat.
Padahal kita bisa melihat bagaimana carut marutnya sistem demokrasi yang penuh tipu, yang menyengsarakan, bukan hanya di level rakyat namun juga pemimpin kita yang sangat berambisi meraih kekuasaan dengan jalan apapun tanpa takut akan pengawasan dari Allah SWT.
Saatnya mencampakkan sistem buatan manusia dan kembali pada sistem yang berasal dari Sang Pencipta. Kapitalisme-sekularisme telah membuktikan dirinya gagal.
Khilafah Sistem Tunggal, Lahirkan Pemimpin Adil
Dalam sistem Islam, Khalifah bertugas melayani kepentingan dan kebutuhan rakyat. Dengan mengelola sumber daya alam yang ada. Kemudian hasilnya d dikembalikan untuk kesejahteraan rakyat. Khalifah d memahami perannya sebagai seorang pemimpin adalah d untuk menjamin hak rakyat terpenuhi. Dan berusaha sebisa mungkin tidak melalaikan amanahnya sebagai seorang pemimpin.
Harusnya bertanggung jawab untuk mengurusi rakyatnya, karena mereka dipilih dan diangkat oleh rakyat. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW tentang kepemimpinan di dalam Islam.
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا وَالْخَادِمُ رَاعٍ فِي مَالِ سَيِّدِهِ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Artinya :
Dari Ibn Umar r.a. Sesungguhnya Rasulullah Saw. Berkata :”Kalian adalah pemimpin, yang akan dimintai pertanggungjawaban. Penguasa adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin keluarganya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin di rumah suaminya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin dalam mengelola harta tuannya, dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Oleh karena itu kalian sebagai pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.“ (HR Bukhori Muslim).
Islam jelas dan tegas dalam hal kepemimpinan, bahwa pemimpin di dalam Islam berfungsi sebagai Junnah atau perisai bagi rakyatnya.
Dan, pemimpin Islam mampu menjaga hak milik umat, termasuk kepemilikan sumber daya alam negeri, hingga tidak terlepas begitu saja ke tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab. Semua itu hanya bisa terwujud ketika ada negara Islam yang bernama KHILAFAH.